Kupang (MEDIATOR)—Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi fundamental ekonomi di Indonesia. Dan sektor ini yang kini menjadi salah satu andalan bagi Bank NTT. Setahun berjalan, Bank NTT sudah sukses mendampingi hampir 5.000 UMKM, membiayai mereka hingga betumbuh dan tak sedikit yang bisnisnya sudah bisa dinikmati hingga mancanegara. Adapun total plafond anggaran yang disiapkan oleh Bank NTT untuk mensupport lima ribuan UMKM ini, senilai Rp 30 miliar lebih.
Dan di tahun depan, Bank NTT sudah menyiapkan pola yang baru dalam bekerjasama dengan UMKM.
“Kita sudah belajar dari beberapa tahun lalu, kerja-kerja kita, ada evaluasi dan sebagainya. Memang kita mendapati banyak potensi dan juga banyak tantangan dan kendala. Contoh, untuk konsistensi off taker UMKM, kita berharap pemerintah dan semua lembaga yang ada di NTT bisa menjadi off taker bagi produk UMKM kita. Kita kemarin mendorong PHRI yang sampai saat ini juga pengurusnya komit tetapi industrinya belum begitu komit terhadap produk-porduk UMKM misalnya Kopi, handy craft, ataupun pangan lokal yang sudah masuk standar pasar nasional dan internasional,”ungkap Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho kepada wartawan di Kupang, Sabtu (16/12).
Industri yang belum aware dengan UMKM lokal tentu meniadi tantangan tersendiri dari Bank NTT untuk mengeksplore mereka, namun bagi Alex, selalu ada peluang jika semua maau berkolaborasi. “Karena itu, kita berharap belanja-belanja kopi, gula di seluruh level pemerintah, pakailah produk UMKM lokal. Kalau keberpihakan itu ada maka akselerasi usaha ini pasti akan ada,”ujarnya.
Diakuinya, saat ini UMKM NTT sudah sangat maju dengan kualitas produk dan packaging yang bersaing. Apalagi sudah melalui tahan sertifikasi baik itu BPOM, Dinas Kesehatan, maupun KemenkumHAM. Sehingga dia menyarankan agar sebaiknya publik tidak perlu ragu lagi dalam menggunakan produk UMKM lokal.
Ketika ditanya lebih jauh mengenai seperti apa desain besar dalam pola pemberdayaan UMKM NTT di tahun 2024 nanti, Alex menegaskan salah satu kegiatan besar yang akan dilakukan yakni menggelar kembali Festival Desa Binaan Bank NTT. Kali ini thema yang akan diusung yakni One Village One Product. Setiap desa harus memiliki satu produk unggulan, yang akan disupport untuk nantinya menjadi primadona.
“Harapan kita di 2024, kita akan mendesain kembali desa binaan karena disinilah kita melihat potensi masyarakat, potensi sumberdaya alam, yang bisa di-create, bisa disinergikan menjadi penguatan fundamental ekonomi NTT. Karena itu di 2024 kita akan gelar kembali festival desa binaan, yang akan secara spesifik menghubungkan interoperbility. Jadi, masih transaksional. semua ekosistemnya dibuat sehingga kebutuhan akan bahan baku, market, atapun kebutuhan jasa pelayanan lainnya sudah berbasis ekosistem transaksional. Jadi uang tidak berputar keluar melainkan hanya berputar di dalam ekosistem itu,”tegas Alex sembri menambahkan terkait qlue festival one village one product, “Kita sudah menemukan basis-basis itu tinggal bagaimana membagun basis itu menjadi multi.” Menurutnya one village one product, akan memberikan satu daya tarik yang luar biasa, karena antara satu desa dengan desa yang lain, memiliki produk yang khas, dan tidak ada di desa yang lain. (KJR)