Kerja Cepat Dr Tian Liufeto Support Visi Ayo Bangun NTT: Gandeng Kadis Sulastri Hidupkan Konsep 3 L 

Nuansa NTT116 Dilihat

Kupang (MEDIATOR)–Setelah menyamakan konsep dengan Gubernur NTT, Melki Laka Lena di rumah jabatan gubernur, Jumat pekan kemarin, Dosen Universitas Nusa Cendana (UNDANA) Dr Franchy Christian Liufeto, S.Pi., M.Si langsung bergerak cepat.

Untuk mewujudkan Aksi Asta Cita: Penyediaan Ikan melalui Pemanfaatan Teknologi dan Industrialisasi Penangkapan, Dr Fanchy, Selasa (8/4/2025) bertempat di Pelabuhan Perikanan Oeba, melakukan kolaborasi dengan Pemprov NTT dan Unit Kerja PPI OEBA.

Kerjasama ini bertujuan menghidupkan pengelolaan perikanan yang berkelanjutan melalui konsep ekonomi biru dan mendorong Industrialisasi Penangkapan Ikan melalui kolaborasi penggunaan mesin penggerak dengan pihak swasta yang memperkenalkan mesin penggerak yang murah untuk peluang dapat di akses oleh pengguna dalam rangka meningkatkan akses dan peluang penyediaan ikan.

Untuk diketahui, dalam Asta Cita Presiden RI tercantum target kemandirian pangan yang dapat dicapai program swasembada pangan, pengembangan ekonomi biru dan industrialisasi.

“Dan untuk itulah kegiatan hari ini dalam konsep tersebut, semua pelaku perikanan kembali mengingat bahwa pengelolaan dan pemanfaaaan sumberdaya perikanan hendaknya dapat menciptakan keberlangsungan ekonomi yang tidak hanya dinikmati oleh generasi sekarang namun juga dinikmati oleh generasi berikut, melalui pengelolaan perikana yang dilakukan secara bertanggungjawab (terukur dan terdata),”tegasnya. Lebih jauh Dr Franchy Christian yang biasanya disapa Tian ini merinci, dalam industri penangkapan ikan ada 4 komponen yang saling terkait: 1. Sumberdaya ikan yang terjamin kelestariannya, 2. Manusia yang memahami prinsip konservasi, 3. Teknologi (kapal, mesin penggerak, pabrik es, cold storage, radar, komputerisasi, nilai tambah, dll), 4.Pasar dan pemasaran yang menguntungkan dan kontinyu.

Baca Juga  Even Semau, Oase di Tengah Sahara

“Kegiatan kita hari ini terkait dengan salah satu komponen tersebut yakni penggunaan mesin penggerak yang dapat memberikan peluang harga yang dapat dijangkau dan oleh nelayan kecil untuk mendukung akses mereka dalam menangkap ikan,”tegasnya sembari menambahkan, untuk menggalakkan industri penangkapan ikan di Provinsi NTT cukup jalankan konsep 3 L (Laut, Lembaga dan Linkage).

Laut yang luas, perlu armada tangkap didukung dengan teknologi yang memadai. Lembaga/lembaga keuangan dan koperasi perlu hadir untuk mendukung modal dan distribusi hasil tangkap dan Linkage yang mampu menerobos pasar ekspor, khususnya ke Tiongkok, Jepang, dan negara-negara di ASEAN.

Kegiatan yang didukung oleh Gubernur NTT ini dilaksanakan bersama para nelayan dari Oeba, Semau, Pulau Kera, Sulamu dan dihadiri oleh Kadis Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT bersama beberapa jajaran kepala bidang.

Baca Juga  VBL Sang Sulung Selatan, Bicara Tentang Budaya di Panggung Sakral Pemakaman Maramba Sumba

Pesan Gubernur Melalui Kadis Sulastri

Gubernur NTT yang diwaliki Kadis DKP NTT, Sulastri Rasyid mengatakan, upaya pengenalan dan peningkatan akses melaut kepada masyarakat dan nelayan terus dilakukan melalui pengenalan pemanfaatan teknologi, diantaranya penggunaan mesin tempel sebagai penggerak perahu penangkap ikan yang sering digunakan oleh nelayan kecil maupun oleh ojek laut dan pembudidaya rumput laut.

Kadis Sulastri Rasyid saat memberikan sambutan atas nama Gubernur Melki.
Foto: dok

“Berbagai merk mesin tempel terus dikembangkan oleh perusahan pengembang, melakukan rekayasa dan inovasi untuk menghasilkan efisiensi bagi pengguna, baik itu terkait penggunaan bahan bakar yang hemat, harga terjangkau dan sparepart serta bengkel tersedia,”tegasnya.

Sulastri juga mengingatkan bahwa perawatan dan pemeliharaan mesin merupakan hal penting yang harus selalu diingat oleh nelayan dan pengguna mesin tempel agar kesempatan melaut dan dampak kesejahteraan menjadi lebih panjang dan berkelanjutan.

Baca Juga  Warga Hadang Gubernur VBL di Rintik Hujan, Terimakasih Sudah Licinkan Jalan, Diminta Lanjut Periode II

Koperasi Merah Putih yang ada hendaknya menjadi solusi dalam upaya industrialisasi penangkapan ikan untuk mendukung program Asta Cita dan program Ayo Bangun NTT.

Pada pertemuan tersebut, hadir kurang lebih 50 nelayan, ojek laut maupun pembudidaya rumput laut, juragan kapal, Manajemen Hidea Grup, pemilik galangan kapal, Haji Ismail Dean, Anggota DPRD Kota Kupang, Mokrianus Lay, mahasiswa mata kuliah Sosiologi Masyarakat Pesisir Program Studi Budidaya Perairan Undana Kupang, Kepala Bengkel Teknik Mesin FST Undana. “Terima kasih untuk kolaborasi ini,”pungkasnya. (BOY)

Posting Terkait

Jangan Lewatkan