Keluarga Besar Bill Nekmese Gelar Syukur Natal di Kuanino, Ada Pesan Kesatuhatian dan Kesederhanaan

Metro242 Dilihat

Kupang (MEDIATOR)—Keluarga besar bermarga Nenabu dan rumpun terkait, yang masuk dalam sebuah perkumpulan yang diberinama Bill Nekmese, menggelar ibadah syukur Natal dan Tahun Baru, Jumat (5/1/2024) petang di kediamaan salah satu sesepuh, di kompleks Asrama TNI Kuanino. Hadir setidaknya puluhan anggota keluarga, seperti Kepala Dinas PU NTT, Maksi Nenabu, para tokoh dan tamu undangan dari berbagai kalangan.

Kriss Nenabu, salah satu tokoh keluarga, dalam pengantarnya sebelum ibadah menyampaikan bahwa pertemuan ini digelar semata-semata sebagai bentuk ungkapan syukur atas Natal sebagai moment lahirnya Yesus Kristus, dan juga syukur atas penyertaan Tuhan pada seluruh keluarga yang dalam keadaan sehat memasuki tahun yang baru.

“Organisasi ini namanya Bill Nekmese, dan namanya Bill karena inilah sapaan bagi marga Nenabu. Dalam perjalanan, organisasi ini tidak saja bagi yang bermarga Nenabu, melainkan semua yang terkait di dalamnya, seperti karena kawin mawin dan sebagainya,”tegas Kriss.

Baca Juga  Renungkan Arti Kasih, Pengorbanan, dan Kebersamaan, UKSW Gelar Lomba Menghias Salib

Masih menurutnya, organisasi ini beranggotakan puluhan KK, yang terus berkembang dan ada juga agenda bulanan berupa arisan keluarga untuk mempererat hubungan kekeluargaan,

Pdt Dorkas Ndolu Aduhaning, S.Th dari GMIT Koinonia Kuanino yang memimpin ibadah syukur saat itu mengutip firman Tuhan dari kitab Lukas 2:8- 14. Dan dalam khotbahnya yang diambil dari Injil Lukas 2 : 14, “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” Menyesuaikan dengan thema dari ibadah syukur saat itu yakni ‘Kemuliaan Bagi Allah dan Damai Sejahtera di Bumi.’

“Akhir-akhir ini kedamaian di dunia kian sulit ditemukan. Jangan dulu kita bicara mengenai perang di Timur Tengah. Mari bicara dalam keluarga. Adakah kedamaian itu kita temukan? Begitu sulit karena ada banyak faktor yang menentukan,”tegasnya mengutip ada konflik dalam sebuah rumah tangga selama bertahun-tahun hanya karena sebuah masalah sepele..

Baca Juga  Ratusan Anak dan Remaja di Alor Dilawat Tuhan dalam KKR Jaden Lianto, Pengkotbah Cilik Asal Kupang

Dari Firman ini Tuhan seolah membuka sebuah rahasia bahwa Dia datang tidak pada sebuah komunitas yang mapan, melainkan perkumpulan sederhana, yakni para kawanan gembala. Juga, di tempat yang sederhana. Hendaknya ini menjadi sebuah refleksi, bahwa hanya dalam komunits yang satu hatilah akan ada berkat Tuhan. Apalagi, peristiwa kandang domba dan kain lampin, adalah sebuah sinyal mengenai kesederhanaan.

“Dari firman Tuhan ini kita belajar bahwa tidak kebetulan Tuhan memilih kaum rendah seperti para gembala sebagai pihak pertama yang menerima berita tentang karya keselamatan Allah kita. Kenapa bukan kalangan menengah ke atas atau bahkan Herodes. Dari sini kita belajar bahwa kedatangan Yesus ke dunia ini, Dia dekat dengan orang-orang hina, terbuang, dan mereka yang tidak masuk dalam hitungan strata di masyarakat.”

Baca Juga  Ini Terobosan Cerdas Pemkot untuk Tingkatkan Kualitas Tenaga Kesehatan, Patut Diapresiasi
Kriss Nenabu, salah satu sesepuh saat membawakan pengantar.
Foto: Mediatorkupang.com

Sementara ketua perkumpulan, Otniel Nenabu, dalam sambutannya menyampaikan bahwa organisasi ini terbentuk sejak tahun 1994 dan sejak tahun itu, mereka mulai melaksanakan berbagai program, terutama menjangkau keluarga. Dan sejauh ini, komunitas tersebut sudah menjangkau tidak saja marga Nenabu, melainkan yang memiliki keterikatan secara kekeluargaan dengan marga tersebut. Pihaknya merasa diberkati dengan firman yang dibagikan saat itu, dan berharap ini menjadi refleksi baik bagi seluruh anggota. (KJR)

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *