Jemaat GMIT Efata Liliba Lepas Pdt Diana Bunga, Terima Pdt Oksi dan Pdt Luis Patola, Disaksikan Kasrem SPK dan Ribuan Jemaat

Metro690 Dilihat

Kupang (MEDIATOR)—Jemaat GMIT Efata Liliba, Minggu (23/6) dalam kebaktian pukul 08.00 WITA, menggelar pengutusan terhadap Pdt Fedriana Bunga-Manafe, S.Th dan menerima dua pendeta baru masing-masing Pdt Oksi Erly Yunita Pandie, S.Th dan Pdt Luis Edlin Patola, S.Th.  Hadir saat itu, Kepala Staf Korem 161/Wira Sakti Kupang, Kolonel Cpl Simon Petrus Kamlasi, Pj Walikota Kupang yang diwakili Asisten III Setda Kota Kupang, Yanuar Dally, serta sejumlah pendeta yang adalah mantan ketua majelis jemaat setempat. Setidaknya dua ribuan jemaat setempat dan jemaat tamu pun hadir memenuhi seluruh halaman gereja.

BERSAMA. Para pendeta dan tokoh yang diundang, pose bersama seusai ibadah. Hadir Kasrem Kol Cpl Simon Petrus Kamlasi.
Foto: Ist

Sinode GMIT dalam SK bernomor SK No 603/SK/03/GMIT/ P/ 2024 tanggal 20 Mei 2024 menyebutkan bahwa Pdt Ferdiana selanjutnya akan melayani sebagai Ketua Majelis Jemat di GMIT Marturia Oesapa Selatan sejak 9 Juni 2024 sampai 9 Juni 2029.  Sedangkan dalam SK Sinode GMIT No 669 menyebutkan bahwa terhitung 23 Juni 2924 Pdt Luis Edlin Patola, S.Th diberhentikan dari jabatan sebagai ketua majelis jemaat GMIT Benyamin Oebufu dan ditempatkan di jemaat GMIT Efata Liliba. Pdt Oksi Erly Yunita Pandie, S.Th pun  dalam SK Sinode GMIT menyebutkan, ditarik dari jemaat GMIT Benyamin Oebufu dan selanjutnya diangkat sebagai ketua Majelis Jemaat GMIT Efata Liliba.

Majelis Sinode Harian GMIT dalam suara gembala yang dibawakan oleh Pdt Mercy P. Kapioru-Patikawa, S.Th yang juga Ketua Klasis Kota Kupang Timur saat itu sambil mengutip bacaan Injil Markus 4:21-25 (Perumpamaan tentang pelita dan tentang ukuran), meminta agar ketiga hamba Allah ini menjadi pelita yang menerangi semua.

BARU. Pdt Luis dan isteri serta anak-anak saat perhadapan.
Foto: Ist

“Jangan jadi pembawa senter yang hanya menerangi orang di depan dan sekitar, melainkan dirinya gelap melainkan jadilah pembawa pelita yang menerangi semua. Dengan demikian, kita akan diliat sebagai dia yang membawa terang Allah itu karena disinilah terang itu memperlihatkan siapa diri kita sebenarnya,”pinta Pdt Mercy sembari meminta agar para pendeta menjadi seorang pelayan yang tampil apa adanya.

“Jangan jadi org lain. Jadi diri sendiri sebagaiamana Tuhan menciptakanmu unik. Hadirkanlah kerajaan Allah di jemaat mana engkau diutus. Mimbar jangan menjadi tempat dimana kita menghakimi tapi dipakai untuk membawa kembali jemaat Tuhan yang berada dalam kerapuhan dan keterbatasan ke pusat kehidupan,”ungkapnya.

Pdt Dyana dan keluarga dalam sesi penyerahan cinderamata oleh ketua panitia, Anthonia Pah.
Foto: Ist

Dalam ungkapan hatinya, Pdt Fedriana Bunga-Manafe, S.Th mengucapkan terimakasih untuk semua jemaat yang sudah mendukungnya melayani hingga dua periode (delapan tahun) terakhir. “Terimakasih karena sudah mempercayakan saya melayani disini. Saya telah mengerjakan apa yang menjadi bagian saya karena didukung oleh seluruh majelis jemaat dan jemaat. Saya bersyukur karena jemaat disini penuh dengan cinta dan kasih, selalu hadir mendukung pelayanan,”ungkapnya sembari memohon maaf jika masih belum sempurna dalam pelayanannya. Melayani 600 KK lebih dan sekitar 2.000an jemaat tentu bagi seorang hamba Tuhan, dia memiliki banyak kekurangan.

Baca Juga  Karang Taruna Kota Kupang Digandeng Bawaslu Wujudkan Pemilu Jujur
Kasrem Kol Cpl Simon Petrus Kamlasi bersama ketua panitia Anthonia Pah bersama pengurus lainnya. 
Foto: Ist

“Tapi saya bersyukur, jemaat disini memahami artinya Efata, sama seperti nama jemaat, yang artinya terbukalah. Jemaat disini sangat terbuka dan saling melengkapi dalam setiap pelayanan. Terbuka pada pelayan Tuhan,”ungkapnya.

Sedangkan Pdt Luis Edlin Selman Patola, S.Th dan Pdt Oksi Erly Yunita Pandie, S.Th dalam ungkapan hatinya juga berterimakasih atas penerimaan jemaat setempat. “Penerimaan ini menjadi spirit awal bagi kami. Ketika tiba, saya keliling-keliling dan kebetulan melihat papan struktur, ternyata sudah ada pergantian. Disinilah saya sadar dan memahami bahwa jemaat disini sama seperti namanya, Efata, terbukalah. Walau kami belum diperhadapkan, namun karena keterbukaan, sehingga demikian. Ini sebuah perlakuan yang istimewa dan sulit ditemukan,”ungkap Pdt  Luis sembari memohon dukungan dalam pelayanan mereka kedepan. Penjabat Walikota Kupang dalam sambutannya yang dibacakan Asisten III Yanuar Dally, memberi apresiasi atas kedewasaan jemaat GMIT Efata Liliba yang sangat dewasa dalam pertumbuhan keimanan mereka. Dia berharap agar kedewasaan ini dijaga dan ditingkatkan, karena menginspirasi orang lain.

Baca Juga  Puncak HUT DWP, Ini Harapan Kepada Dharma Wanita
Pdt Dyana, Pdt Oksi dan Pdt Luis saat pengutusan dan perhadapan.
Foto: Ist

Jony Pah, selaku tetua jemaat yang memberikan ungkapan hati atas nama seluruh jemaat mengatakan bahwa sepanjang sejarah berdirinya gereja, pendeta yang melayani di sana selalu dua periode masa layanan. Hanya satu saja yang satu periode yakni Pdt Welly de Haan-Touselak, S.Th.

“Kami selalu meminta, memohon dan mempertahankan pendeta kami harus dua periode dan itu adalah bentuk cinta, kasih, sayang dari kami jemaat kepada pendeta. Hari ini adalah sejarah karena kami menerima dua pendeta sekaligus. Ini adalah berkat bagi kami,”ungkapnya sembari mengucapkan terimakasih kepada Pdt Dyana yang sudah melayani tanpa kenal lelah. Waktu di masa sulit, yakni COVID dan Seroja, Pdt Dyana terus melayani dari pintu ke pintu jemaat. Inilah yang membuat jemaat sangat mengasihinya.

Pdt Luis dan paraa pendeta senior lainnya saat berdiskusi dengan Kasrem Kol Cpl Simon Petrus Kamlasi.
Foto: Ist

Ketua panitia pelaksana, AKBP Purn Anthonia Pah, saat itu mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang sudah hadir dan menyukseskan ibadah perhadapan dan pelepasan para pendeta. Hadir saaat itu setidaknya dua ribuan jemaat yang terdiri dari paduan suara tamu dan jemaat tamu dari berbagai gereja. (stenly boymau)

Posting Terkait

Jangan Lewatkan