MEDIATORSTAR.COM, Waingapu
Perbedaan persepsi antara Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dengan Umbu Maramba Hau mengenai pengelolaan lahan kosong yang sejatinya dijadikan Pemprov NTT sebagai lokasi pembibitan sapi wagyu di Kabupaten Sumba Timur, berakhir Sabtu (12/2/2022). Setidaknya pukul 13.00 WITA, dalam sebuah pertemuan kekeluargaan yang berlangsung di Kampung Adat Lambanapu, Kecamatan Kambera Sumba Timur. Saat itu, baik Gubernur VBL dengan Umbu Maramba Hau yang adalah tokoh adat Kabaru Kecamatan Rindi mengenakan pakaian adat Sumba. Nampak hadir mantan Bupati Sumba Timur, Drs. Lukas Mb. Kaborang, mantan Ketua DPRD Sumba Timur, Drh. Palulu Pabundu Ndima, M.Si, Bupati Sumba Timur, Chris Praing, Ketua DPRD Sumba Timur, Ali Fadaq, serta sejumlah Forkopimda. Setidaknya 500 orang hadir, menjadi saksi mata pertemuan itu.
Doa singkat yang dipimpin Pdt. Ester Tamu Apu, Sth, menambah khidmatnya prosesi adat yang ditandai dengan penikaman babi serta kerbau oleh kedua belah pihak. Tarian Sumba yang dibawakan sejumlah muda mudi menambah kemeriahan prosesi sebagai luapan kegembiraan semua pihak.
Bupati Sumba Timur Christ Praing saat itu mengungkapkan makna perdamaian bagi masyarakat adat Sumba. “Bahwa perdamaian adalah suka cita apalagi sudah berbicara dengan adat karena tidak ada permasalahan yang tidak bisa diselesaikan dengan budaya atau adat. Bagi kami, peradaban tertinggi adalah perdamaian. Karena itu, saya mendaulat putra sulung NTT untuk berkenan menyampaikan suara hati,”demikian Christ Praing penuh wibawa dari atas podium.
Dalam sambutannya, VBL mengungkapkan isi hatinya bahwa kedatangannya ke NTT adalah buah pergumulan yang dijawab Tuhan. Bahwa dia semata ingin membangun provinsi ini serta tidak sedikitpun ada niat untuk berbeda dengan siapapun. Namun dia mempertegas prinsipnya bahwa dia akan berbeda dengan siapapun yang menghambatnya membangun NTT.
“Terimakasih kepada semua yang hadir, ada para tokoh baik pemerintahan maupun tokoh adat. Serta para tokoh yang terlibat aktif untuk terlaksananya acara pertemuan adat hari ini. Secara pribadi saya menyampaikan penghargaan yang tiada duanya kepada Drh. Palulu Pabundu Ndima, M.Si yang telah menyimpan dan menyerahkan surat bukti penyerahan lahan yang dipersoalkan kepada Pemda dalam sidang DPRD,”ungkap VBL.
Di mengungkapkan bahwa dalam hatinya tidak ada kemarahan atau dendam dengan siapapun, lagipula kedatangannya ke Sumba tidak untuk bermusuhan dengan siapapun, tetapi untuk mengangkat semua saudaranya yang ada di Sumba sebagai bagian dari NTT. “Saya menerima itu (semua makian, cemooh) sebagai bagian tak terpisahkan dalam pengorbanan saya membangun Nusa Tenggara Timur,”ungkap VBL.
Di akhir sambutannya, Gubernur VBL mengajak pemerintah dan masyarakat Sumba Timur untuk bersatu, termasuk tokoh adat Umbu Maramba Hau, demi membangun Sumba Timur, yakni membuat peternakan yang hebat di Kabaru . ini agar di kemudian hari, siapapun ke Sumba, seolah berada pada sebuah pulau kaya raya.
“Biarlah yang kemarin itu bagian dari sejarah perjalanan kehidupan kita. Mari membangun pulau Sumba, membangun Sumba Timur, kita menuju masa depan untuk membangun Sumba Timur yang Sejahtera, Sumba Timur yang selalu tunduk dan taat dalam budaya yang kokoh untuk kepentingan generasi penerus kita,“tandas Gubernur VBL.
Moment itu ditandai dengan penandatanganan dokumen kesepakatan hasil pertemuan adat oleh Alexon Lumba mewakili Pemprov NTT dengan Umbu Maramba Hau, Umbu James, Bupati Sumba Timur, Ketua DPRD Sumba Timur, Sekda Sumba Timur, Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT, Drh. Palulu Prabundu Ndima, M.Si, dan tokoh masyarakat Drs. Lukas M. Kaborang. Usai prosesi itu, dilanjutkan dengan pengalungan kain adat oleh Umbu Maramba Hau kepada Gubernur Viktor Laiskodat. (***/Stenly Boymau)