LABUAN BAJO, MEDIATORSTAR.com – DALAM kunjungan kerjanya selama seminggu di daratan Flores bagian barat, Fubernur NTT, Viktor B Laiskodat menikmati secangkir kopi hangat di Cafe Bengkes Desa Cireng Kecamatan Satarmese Utara, Kabupaten Manggarai.
Ada yang menarik, ketika berada di spot ini. Kita dengan leluasa menikmati panorama alam pedesaan yang terbentang di sisi timur.
Oh iya…. Cafe Bengkes ini terletak di sisi timur sebuah bukit, yang dari dalam cafe, kita dengan mudahnya menikmati kemolekan alam Manggarai. Di sisi timur, matahari yang muncul dari sudut kiri Ranaka, serta kabut tipis di puncak gunung tertinggi di Manggarai itu, menambah indahnya panorama.
Sedangkan di kaki gunung, sejumlah perkampungan seperti Tango, Perang dan kampung Ketang, seolah tak sabar menanti disentuh sinar matahari.
Sabtu 22 Mei 2021 pagi, gubernur sangat menikmati percakapan dengan masyarakat adat setempat. Di luar cafe, bunyi musik tradisional tak berhenti, diramaikan tarian caci beberapa remaja tanggung dari sanggar Lelak Banera.
Petrus Salestinus Palis, gesit menyeduh kopi dan disuguhkan kepada belasan tamu.
“Disini ada kopi arabika, robusta jahe instan, teh kaskara, teh jeruk, kopi jahe, kolak, dan ada belasan menu. Semuanya adalah produksi masyarakat desa,”Petrus membuka diskusi dengan MediatorStar.com.
Dia sangat gembira, cafenya didatangi orang nomor satu di NTT itu mampir ke cafe yang baru seminggu beroperasi itu.
Cafe itu dibangunnya secara swadaya. Dan pengelolaannya melibatkan masyarakat setempat.
Pemandangan indah terpapar dari cafe yang menyediakan dua unit lopo dan beberapa kursi itu. Gubernur dan rombongan, terkagum-kagum akan keindahan alam Manggarai.
“Kami persilahkan bapak gubernur memberikan satu pukulan cambuk, sebagai tanda ikut serta dalam kegembiraan warga dalam tariam caci,”demikian MC mendaulat gubernur. Tak menunggu lama, Gubernur VBL pun menuju arena, menyambut uluran tangan seorang penari, yang menggenggam erat sebuah cambuk ukuran sedang. Kakinya disentakkan mengikuti irama, kemudian diayunkannya cambuk, sebagai isyarat hendak memukul.
Disambut tepuk sorak warga. Si penari pria, sebagai lawan, memperbaiki pelindung wajah, kakinya terus menari, sedangkan Gubernur VBL menghentak, lalu berbalik badan dan mengayunkan cambuknya. Kena….
Semua gembira, tak sedikit bertepuk tangan. Dari Timur, Ranaka sudah sepenuhnya bermandikan matahari pagi.
Sampai jumpa lagi, di Cafe Bengkes, Manggarai. (stenly boymau/mediatorstar)