Kupang (MEDIATOR)—Petrus Nomleni yang tahun ini berusia 112 tahun, warga asal Desa Oinlasi Kecamatan Amanatun Selatan Kabupaten TTS, kini boleh bernafas lega. Sekarang dia bisa melihat, setelah 10 tahun lamanya mengalami buta. Petrus adalah salah satu dari 216 orang pasien yang mendapat pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh Ikatan Hakim Indonesia (IKAHI) daerah Nusa Tenggara Timur (NTT), yang berkolaborasi dengan Mayjen TNI (Purn) Daniel Tjen dan team dari Jakarta, serta Pemerintah Provinsi NTT dan RSUP Ben Mboi Kupang.
Pelayanan operasi katarak dan hernia secara gratis ini dilaksanakan selama dua hari yakni Sabtu dan Minggu (8-9 Februari 2025) di RSUP Ben Mboi.
Kepada wartawan di sela-sela seremoni penutupan kegiatan, Minggu (9/2) pagi, Godlief Nomleni, anak kandung Petrus Nomleni menjelaskan, ayahnya mengalami kebutaan total sejak 10 tahun lalu ketika terjatuh di dalam lubang sedalam dua meter.
“Mulai saat itu bapak sudah buta. Kami dapat informasi bahwa ada opetasi katarak gratis, saya lalu bwa bapak dari Oinlasi ke Kupang. Saat operasi sebelah mata di hari pertama, bapak sangat senang karena bisa melihat sehingga menari-nari kegirangan. Semua kaget, ada yang bilang dia sengaja, tapi bagi kami, inilah ekspresi orang tua kami yang sangat senang karena sudah bisa melihat kembali,”ujar Godlief. Pihaknya sangat berterimakasih kepada para hakim dan dokter yang sudah menghadirkan layanan tersebut sehingga orang tuanya kini sudah bisa melihat sempurna.

Sementara Ketua Pengadilan Tinggi Kupang, DR Pontas Efendi kepada Mediatorkupang.com menjelaskan bahwa kegiatan ini sejatinya adalah keterpanggilan dari organisasi IKAHI NTT untuk melayani sesama.
“Wujudnya adalah berbagi kasih, sebagai bentuk kepedulian pada warga kita. bagaimana mereka yang sebelumnya tidak melihat menjadi melihat. Anak-anak yang kita operasi adalah masa depannya NTT. Disinilah IKAHI hadir berkolaborasi dengan tim dokter dan pemerintah menjadi satu kekuatan yang bersinergi, memberi pelayanan medis untuk operasi Katarak dan hernia,”tegasnya berharap agar kegiatan yang sama bisa digelar di kemudian hari lagi.
Hal yang sama disampaikan Ketua Pengadilan Negeri Kupang, Fery Haryanta.
“Kita bersyukur karena kegiatannya berlangsung dengan melibatkan 216 orang dan ini adalah kerjasama ikatan hakim Indonesia bersama pemerintah provinsi NTT yang bermula dari kepedulian terhadap kondisi masyarakat NTT. Setelah diskusi dengan Pj Gubernur, kita bantu masyarakat dengan pelayanan kesehatan karena pelayanan hukum kita sudah terbiasa melakukannya,”ujar Fery lagi.
Pihaknya bersyukur karena setelah berkolaborasi dengan RSUP Ben Mboi, ada juga bantuan tim dokter dari Jakarta yang dipimpin Mayjen TNI (Purn) Daniel Tjen.
“Mudah-mudahan bantuan kita ini bermanfaat dan berguna bagi masyarakat NTT. Kami juga bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial sehingga ada bantuan dari mereka juga,”jelasnya sembari menambahkan, pihaknya memilih dua jenis penyakit ini yang dilayani sekarang karena harus menyesuaikan dengan spesifikasi dokter yang tersedia.
“Sebenarnya bibir sumbing juga namun kita kendala di kepesertaan. Semoga kedepan bisa. Terimakasih juga karena RSUP Ben Mboi juga membantu kita dengan tenaga dokter dan fasilitasnya,”ujarnya.
Sementara Mayjen TNI (Purn) Daniel Tjen yang juga mantan Kepala Pusat Kesehatan TNI kepada wartawan menjelaskan bahwa dia dan tim, dalam pelaksanaan bhakti sosial, melakukan pendekatan multi helix.
“Demi kepentingan bangsa, kita melakukan apa yang bisa diperbuat. Kami melakukan kegiatan bhaksos ini dimana saja, untuk membantu kesulitan masyarakat. Kami fokus di Indonesia bagian timur dan barat di daerah-daerah terpencil sebagai wujud kami yang telah diberkati Tuhan untuk berbagi dengan sesama,”ujarnya menambahkan mereka melibatkan berbagai dokter specialis dari sejumlah rumah sakit baik itu pemerintah, RSCM maupun rumah sakit milik TNI.
“Kami berasal dari masyarakat, sudah saatnya kembali ke masyarakat. Sejak tahun 2023 kita sudah melakukan tujuh kali pelayanan kesehatan di seluruh kabupaten di NTT,”tegasnya menyentil Emanuel Melkiades Laka Lena yang semasa menjadi anggota DPR RI sudah sering berkomunikasi dengan mereka.
“NTT ini memiliki potensi yang sangat luar biasa. Apalagi dikomandani oleh Pak Melki dengan visinya yang luar biasa, yang merubah NTT menjadi luar biasa,”ujarnya. Bagi Daniel, sudah saatnya NTT diperhatikan dari sisi kesehatan.
Bagi mereka, bhakti sosial di bidang kesehatan adalah ladang Tuhan sehingga mereka terus melayani.
“Kalau kita sudah diberkati Tuhan jangan kita naikkan standard kehidupan kita justeru berbagi itu yang mesti dinaikkan. Sejak tahun 2000 saya sudah melakukan bhakti opetasi bibir sumbing. Dan saya melibatkan para dokter bedah plastik di TNI AD. Ini gratis karena Tuhan sudah memberi luar biasa pada kita,”tegasnya menambahkan mereka akan melanjutkan pelayanan yang sama di Timor Leste tepatnya di sektor barat yakni di Dili dan sektor timur di Baucau. (stenly boymau)