MEDIATORSTAR.COM, Kupang
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Provinsi NTT, Bobby Lianto, tampil sebagai salah satu narasumber pada talkshow bertajuk ‘UMKM Bangkit Optimis dengan Digitalisasi’ yang sengaja diselenggarakan oleh Bank Indonesia NTT, Kamis (28/4/2022) di kantor BI, kawasan El Tari Kupang. Saat itu memang Bank Indonesia sengaja mengundang sejumlah narasumber berkelas dalam forum khusus membahas UMKM ini. Hadir Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat, Wakil Gubernur Josef Nae Soi., Kepala Perwakilan BI NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja, Kepala OJK Kupang, Robert Sianipar, Dirut Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho.
Dalam forum yang dimoderatori oleh Pemred Pos Kupang, Hasyim Azhari ini, Bobby yang baru beberapa jam sebelumnya tiba dari Amerika, menjelaskan secara detail bagaimana perjuangannya memperkenalkan beraneka produk UMKM di sejumlah negara bagian di Amerika.
“Dalam perjalanan barusan saya mendampingi ketua umum KADIN Indonesia dan chairwoman G20 Indonesia dengan misi mengundang para pelaku usaha di berbagai negara bagian untuk hadir saat G20 nanti di Bali dan Labuan Bajo. Karena perjalanan cukup jauh, saya tidak menyediakan waktu utuk membawa beberapa produk unggulan NTT. Saya perkenalkan produk di kedutaan, juga diaspora Indonesia disana,”tegas Bobby menambahkan “Kami cari jalan terbaik agar produk UMKM kita dieksport sampai Amerika. Dengan mempelajari regulasi dan meminta bantuan diaspora disana, puji Tuhan ada jalan baik bahwa ada Indonesia Training House (ITH) dihadirkan disana. Kita juga akan mengikuti seluruh tahapan jika produk kita masuk kesana yakni akan ada pengecekan kelayakan dari semacam Balai POM di Indonesia.”
Yang membanggakan adalah, diaspora Indonesia di Amerika sudah meminta menjadi agen yang akan menampung dan mendistribusikan produk UMKM kita. Menurutnya, dengan konsep ITH ini akan lebih mempermudah pihaknya dalam mencari calon pembeli. “Ini akan kami lakukan di enam negara yakni di Eropa, Australia dan beberapa negara lainnya.”
Dalam pengantarnya, Hasyim menegaskan bahwa UMKM hari ini telah menjadi bagian yang amat sangat penting bagi ekonomi Indoensia. Hampir 99,9 persen pelaku usaha masuk dalam kategori UMKM dan dua tahun terakhir pandemi COVID menyapu semua sendi kehidupan. NTT tak terkecuali. Data internal BI menunjukkan bahwa sebanyak 85,5 % UMKM kita terdampak. Di tengah himpitan itu ada secercah harapan dengan celah digital. Namun ironis karena baru 13 % UMKM kita yang memanfaatkan E-Comers. Karena itu BI memandang perlu mengumpulkan sejumlah statekholders untuk berdiskusi karena diyakini stakeholders ini memiliki kompetensi dalam pemberdyaan UMKM. (MSC01)