LEWOLEBA, MediatorStar.com SIAPA tidak kenal dengan Hadakewa, sebuah desa yang terletak di Kecamatan Lebatukan Kabupaten Lembata, saat ini menjadi primadona bagi setiap penikmat pariwisata. Mau tau apa saja kelebihan desa yang dimotori oleh Klemens Kwaman itu? Mereka punya dua produk unggulan.
Yakni ikan teri khas Lembata dan pantai wisata yang dieksplore habis-habisan dengan menampilkan beberapa paket hiburan seperti wahana snorkeling dengan berbagai layanan seperti banana boat, juga jelajah dasar laut. Pengunjung akan menikmati indahnya terumbu karang dan tari-tarian dari aneka jenis ikan besar maupun kecil. Warna warni, seolah mengajak siapapun berlama-lama dalam air. Sangat mengagumkan.
Tak hanya itu, mereka punya wahana coffee on the boat. Anda bisa menikmati sensasi ngopi di atas perahu sambil melihat panorama teluk, dan megahnya gunung Ile Lewotolok, juga kerlap kerlip lampu dari pantai Hadakewa. Hadakewa Night Paradise, itulah konsep wisata yang didesain oleh Bumdes 7 Maret Hadakewa yang seluruh paket itu dikelola oleh warga setempat.
“Tempat ini memang kami desain untuk memuaskan dahaga penikmat wisata malam. Kami punya pantai yang indah, juga laut yang kaya akan ikan hias serta terumbu karang. Siapapun bisa datang dan menikmatinya. Snorkeling kami layani, dengan harga yang amat murah, sudah mendapat foto dalam air,”tegas Klemens penuh semangat. Pernyataannya ternyata benar.
Terpantau, pantai ini sangat indah baik siang maupun malam hari. Ketika petang, Anda akan menikmati indahnya sunset, dan indahnya warna lampu yang didesain dalam beberapa karya arsitektur baik terowongan dari balok kayu yang tak simetris maupun dari besi holo. “Saya merancangnya sendiri, karena basic kita adalah teknik,”tambah Klemens sembari nenebar senyumannya yang khas.
Klemens memang tiada duanya soal desain pantai yang dulu kumuh menjadi aset wisata bernilai mahal. Areal seluas 1 hektar ini dipenuhi aneka wahana permainan maupun tempat nongkrong asyik, baik meja dan bangku seadanya, yang dipasangi lampu remang maupun joglo. “Setiap tempat ini ada harganya. Silahkan duduk, menyesuaikan selera. Di waktu siang, joglo-joglo ini digunakan sebagai tempat tatap muka antara guru dengan anak-anak desa setempat. Pandemi membuat mereka tidak bersekolah, dan memilih belajar secara berkelompok dengan mentaati prokes.”
Mau tau siapa saja yang mengelola aset yang didesain menawan dan mahal itu? Seluruhnya dikelola oleh Bumdes 7 Maret Hadakewa. Dan y
ang membanggakan lagi, ada 30-an warga yang dilibatkan sebagai pekerja, baik itu tukang masak, tukang saji, hingga kasir. Bahkan juru parkir, cleaning service dan penjaga gerbang adalah warga setempat. “Kami seluruhnya adalah anggota Bumdes. Tidak ada orang luar. Jadi, perputaran uang itu cukup lancar di kampung ini,”jelas Klemens menambahkan, jika ditilik dari pertumbuhan ekonomi, ternyata sejak Maret lalu, cukup signifikan.
Malah dia menyerahkan laporan keuangan mereka kepada juri Festival Desa Binaan Bank NTT, Stenly Boymau yang Selasa (8/6) melakukan verifikasi di Hadakewa. Transaksi-transaksi disana dilakukan secara manual maupun digital. Di tengah-tengah aneka wahana wisata, dihadirkanlah sebuah LOPO DI@ BIS@ Bank NTT. Di lopo ini, ada display aneka produk ikan teri khas Hadakewa, dan juga selebaran tentang produk Bank NTT.
Di meja itu ada juga papan info tentang lokasi wisata Hadakewa yang mana, setiap pengunjung tinggal melakukan scan barcode/kode batang, dan sejarah singkat Hadakewa akan muncul di layar HP. Begitu mudahnya mengakses sejarah Hadakewa. Dan ini adalah semangat yang dibangun oleh Bank NTT yakni layanan elektronifikasi dalam beberapa produk, termasuk produk informasi.
Produk-produk ikan teri yang dikemas dalam wadah higienis, ada yang divakum dan ada yang tidak, serta sudah memiliki standarisasi produk yakni PIRT. Ada informasi mengenai produk yang dikemas, serta logo Bank NTT di setiap produk. (boy)