Bertalenta, KB TK Kristen Satya Wacana Bawakan Pesona Kebudayaan Indonesia

INFO UKSW66 Dilihat

Salatiga (MEDIATOR)–Tampil meriah dan ceria, kegiatan Harmonizing The Culture of Indonesia oleh murid-murid Kelompok Bermain (KB) Taman Kanak-kanak (TK) Kristen Satya Wacana Salatiga diadakan baru-baru ini. Berlokasi di gedung serba guna SD Kristen Satya Wacana, para orang tua tamu undangan berkesempatan hadir menyaksikan unjuk bakat dan keterampilan setiap murid.

Penampilan wayang oleh dalang cilik bernama Kenzie, menjadi pembuka rangkaian acara yang diiringi sorakan kekaguman. Berlanjut dengan parade berpasangan oleh 10 murid dalam balutan busana khas daerah Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Kali ini, murid-murid yang tergabung dalam kelompok bermain Twigs, Buds, Blossom, dan Bloomers berkesempatan menampilkan budaya khas 5 pulau di Indonesia.

Medley Tari Piring dan Tari Alusia dari Sumatera dibawakan dalam busana bernuansa merah. Adapun Tari Badinding dan Tari Cindai yang dibawakan dengan lincah di atas panggung, berhasil mengukir senyum lebar di wajah para penonton.

Baca Juga  Kolaborasi UKSW dan University of Sydney: Kelas Lapangan Berkelanjutan di Jawa Tengah

Riuh tepuk tangan kembali terdengar menanggapi akhir dari penampilan ansambel musik Papua. Setiap murid tampil unik dan kreatif dalam kostum khas daerah, membawakan lagu “Yamko Rambe Yamko” dengan iringan alat musik sederhana berupa peralatan dapur dan barang bekas, menghasilkan harmoni serta melodi yang indah.

Penampilan khas dari satu pulau ke pulau lainnya terus berlanjut dengan tarian dan musik yang mencerminkan kekayaan budaya Indonesia. Mulai dari drama Jawa “Timun Emas” hingga Tari Burung Enggang dari Kalimantan yang memukau, setiap penampilan sukses menghibur para penonton. Sebagai penutup yang manis, medley lagu daerah mengajak hadirin untuk bernyanyi dan berdansa bersama.

Menjadi Pelajar Pancasila 

Disampaikan oleh Ketua panitia acara, Linea Dorothea, S.Pd., M.M., kegiatan yang kaya oleh budaya ini merupakan bentuk pelaksanaan program pemerintah yaitu Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Acara merupakan puncak dari rangkaian pembelajaran P5 yang telah dipelajari para murid di kelas. Pemilihan tema kebudayaan Indonesia sendiri ia sampaikan bertujuan untuk memupuk rasa persaudaraan.

Baca Juga  Jelang Dies Natalis ke-67, UKSW Panen Guru Besar dan Menatap World Class University 

“Kita ingin menunjukkan budaya Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Sumatera hingga Papua. Menumbuhkan rasa cinta terhadap negara dan juga menekankan rasa bangga sebagai orang Indonesia,” terangnya yang juga adalah guru di KB TK Kristen Satya Wacana.

Lebih lanjut disampaikan bahwa acara yang membutuhkan persiapan selama 3 minggu ini, diawali dengan pengenalan sejarah dan budaya dari 5 pulau di Indonesia kepada murid-murid. “Kita kupas dulu satu persatu sejarah dan budaya setiap pulau termasuk lagunya, baju adat, rumah adat, hingga cerita daerahnya. Bahkan anak-anak sendiri yang membuat kostum mereka untuk tampil, termasuk dekorasi rumah-rumah adat yang ada di kanan kiri panggung tadi adalah karya mereka. Kami sebagai guru mendampingi,” ujarnya bangga.

Baca Juga  Membanggakan, UKSW Ukir Prestasi Internasional, Prof Intiyas: Terimakasih atas Kerja Keras Semua

Kebanggaan akan kreativitas dan penampilan oleh segenap murid ini turut dirasakan oleh Theodora Amy Christy, orang tua dari salah seorang murid. Ia mengaku acara menjadi ajang yang cocok untuk menumbuhkan kepercayaan diri dalam diri anak, khususnya untuk berani tampil menunjukkan bakat.

“Karena anak saya tampil drama Jawa, ia yang awalnya tidak bisa berbahasa Jawa akhirnya melalui drama ini jadi belajar karena semua dialog diutarakan dalam bahasa khas daerahnya. Ia menjadi semakin mengenal budayanya sendiri dan itu salah satu hal yang berkesan untuk saya melalui acara ini,” pungkasnya.

Acara juga dihadiri oleh Direktur Sekolah Kristen Satya Wacana, Dra. Emy Wuryani, M.Hum., dan Rektor UKSW Periode 1983-1993 Prof. Dr (HC). Willi Toisuta, Ph.D. Dalam sambutannya, Dra. Emy Wuryani berharap keberagaman budaya Indonesia semakin dikenal dan keseruan dalam pembelajaran dapat terus berlanjut. (RLS/HUMAS- UKSW/KJR)

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *