MEDIATORSTAR.COM, Waikabubak
Kristina Dapa Talu adalah seorang ibu rumah tangga. Warga Waikabubak ini mulai fokus sebagai pedagang Pasar Wee Karou, Waikabubak, Sumba Barat setelah mendapatkan pinjaman Kredit Mikro Merdeka dari Bank NTT. “Saya mulai pinjam di Bank NTT pada tahun 2020. Saat itu saya ajukan Rp 5 juta dan petugas Bank NTT membantu lalu dari situ saya mulai berusaha,”jelas Ibu Kristin, Senin (14/2/2022) pagi, di depan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat.
Saat itu, VBL hadir disana dalam rangka kunjungan kerja ke seluruh daratan Sumba, dan dijadwalkan mampir ke pasar itu guna melihat dari dekat pemaparan dan implementasi pasar digital yang diinisiasi oleh Bank NTT. Ikut bersama rombongan, Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho, Bupati Sumba Barat, Yohanis Dade, serta sejumlah staf khusus gubernur yakni Prof. Daniel Kameo, Prof. Intiyas Utami, Dr. David Pandie, serta Imanuel Blegur, juga sejumlah kepala dinas lingkup Pemprov NTT.
“Dari pinjaman Rp 5 juta itu saya bayar angsurannya Rp 105.000 per minggu sehingga per bulannya Rp 420.000. Saya jalankan pinjaman ini untuk jualan ayam potong. Dengan berjalannya waktu saya gunakan pinjaman Kredit Merdeka ini saya lancar setor tiap minggu. Setelah selesaikan saya ajukan lagi dengan nilai yang besar,”tegasnya menambahkan, kini dia mendapat pinjaman Rp 10 juta dan baru dua bulan berjalan.
Usaha ayam potongnya sukses, karena jumlah permintaan bertambah. Diakui, dia membeli satu ekor ayam potong di peternak seharga Rp. 59.000, dan setelah dibersihkannya, dia menjualnya kembali seharga Rp. 60.000 hingga Rp 65.000.
“Jadi saya minta terimakasih banyak kepada BPD NTT atas bantuan ini. Yang Rp 10 juta ini angsurannya saya bayar tiap minggu juga. Dan Rp 10 juta ini tempo waktu angsurannya dua tahun tapi saya konfirmasi ke pegawai BPD ini untuk kalau bisa satu tahun saja dengan demikian setoran tiap minggu ini saya kasi Rp 210.000,”ungkap Mama Kris dengan nada polos. Setiap testimoninya disimak oleh VBL dan rombongan.
Mereka terkesima atas kemajuan usaha Mama Kris. Sambil tersipu malu, ibu ini memberanikan diri untuk melanjutkan testimoninya. Ratusan pasang mata yang hadir, kerab tertawa lepas atas keluguan Mama Kris menjelaskan mengenai Kredit Mikro Merdeka yang lahir atas inisiasi Gubernur VBL dan diterjemahkan secara detail oleh Bank NTT atas persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai skim kredit untuk menopang UMKM.
“Saya yakin dalam satu tahun ini saya berhasil mengangsurnya. Nanti kalau sudah habis, kalau bisa ditambah lagi dengan nilai yang lebih besar lagi,”ungkapnya disambut tawa seluruh yang hadir. “Saya minta terimakasih banyak atas bantuannya tanpa bunga,”tambahnya.
Untuk diketahui, skim kredit Mikro Merdeka adalah terobosan cerdas dari Gubernur Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat yang adalah Pemegang Saham Pengendali (PSP) pada Bank NTT untuk membangkitkan semangat dan harapan agar perekonomian masyarakat NTT menjadi lebih baik dan membebaskan masyarakat dari belenggu rentenir. Kredit jenis ini hadir untuk memotong mata rantai rentenir, masyarakat pun dimudahkan karena tanpa bunga dan tanpa agunan.
Skema ini ditengarai akan memudahkan para pelaku ekonomi dalam memperoleh permodalan dengan Mudah, Murah dan Cepat. Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho menjelaskan, total penyaluran Kredit Mikro Merdeka secara konsolidasi pada 23 kantor cabang Bank NTT adalah mencapai Rp 11.643.450.000,- (Sebelas Milyar Enam Ratus Empat Puluh Tiga Juta Empat Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah) dengan total jumlah debitur sebanyak 2.212 debitur. (MSC01)