Dari Waingapu, Gubernur VBL Kerahkan Kekuatan Turunkan Stunting, Persentase Terus Menurun

Kesehatan277 Dilihat

MEDIATORKUPANG.COM, WAINGAPU—Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, Senin (4 Juli 2022) memimpin Rapat Kerja Penurunan Stunting yang dihadiri oleh para Bupati se NTT di Waingapu, Sumba Timur. Dalam Rapat Kerja yang berlangsung di Kambaniru Hotel Waingapu ini Gubernur mengevaluasi upaya percepatan penurunan Stunting di semua kabupaten juga upaya penurunan kematian ibu dan bayi yang saling berkaitan.Selain itu Gubernur juga meluncurkan Road Map dan Rencana Aksi Penurunan Stunting, Kematian Ibu dan Bayi serta Program Kakak Angkat yang merupakan pembelajaran dari kabupaten Rote Ndao.

Sejak Agustus 2019 hingga Februari 2022 Trend Prevalensi Stunting di NTT terus mengalami penurunan.Di periode  Agustus 2020 – Agustus 2021 mengalami penurunan sebesar 3,1%. Sedangkan  Februari 2021 – Februari 2022 mengalami penurunan sebesar 1,4%, yaitu prevalensi stunting menjadi 22%.

Hasil fasilitasi RKPD Tahun 2023, Kabupaten/Kota menyepakati target penurunan stunting rata-rata 10%, 2 Kabupaten menargetkan di bawah 10% (Ngada 9,78% dan Manggarai Timur 7,5%), Bahkan ada yang menargetkan stunting 0% yaitu Kabupaten Sikka.

Baca Juga  Pagi Ini Gubernur Laiskodat ke Alor, Kunjungi Sekolah, Pasar Digital Hingga Rapat Bersama Bupati-Forkopimda
RAKER. Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, ketika memimpin rapat kerja dengan agenda utama penurunan stunting, di Kambaniru Beacs Hotel Waingapu, Senin (4/6/2022). Foto: Pokja Stunting NTT

Berdasarkan data evaluasi operasi timbang bulan Februari tahun 2022:

  • Dari 22 kabupaten kota masih ada 2 kabupaten terdapat 2 kabupaten dengan prosentase stunting > 30% yaitu Kabupaten Sumba Barat Daya dan TTU.
  • Terdapat 10 kabupaten kota dengan prosentase stunting 20-23% yaitu Kabupaten TTS, Rote Ndao, Kota Kupang, Sabu Raijua, Kab.Kupang, Sumba Barat, Lembata, Sumba Timur, Flores Timur dan Manggarai.
  • Sedangkan 10 kabupaten dengan prosentase stunting < 20% yaitu Kabupaten Malaka, Sikka, Manggarai Barat, Belu, Alor, Ende, Manggarai Timur, Ngada, Nagekeo dan Sumba Tengah

“Provinsi NTT saat ini sedang berupaya maksimal untuk menurunkan kasus kematian Ibu dan bayi, data tahun 2021 menunjukan terdapat 181 kematian ibu dan 955 kematian bayi. Data terbaru per juni 2022 terdapat 63 kematian ibu dan 426 kematian bayi dengan jumlah Ibu Hamil  40.783 ibu dan  Ibu bersalin sebanyak 37.480 ibu,”demikian release yang diterima media ini dari Pokja Percepatan Penurunan Stunting, AKI dan AKB NTT, pagi ini.

Baca Juga  Gubernur Laiskodat Bicara Leadership di SMA Kristen yang Diketuai Bobby Lianto

Lebih jauh disebutkan, kabupaten dengan jumlah kematian ibu tertinggi (selalu muncul dalam 5 tahun terakhir): Timor Tengah Selatan, Kupang, Manggarai Timur, Manggarai, Sumba Barat Daya dan Sumba Timur. Sedangkan Kabupaten dengan jumlah kematian bayi tertinggi (selalu muncul dalam 5 tahun terakhir): Timor Tengah Selatan, Manggarai, Manggarai Barat, Kupang, Sikka, Sumba Barat Daya, Sumba Timur, Timor Tengah Utara. Adapun Roadmap dan Rencana Aksi Daerah disusun atas kerjasama Pemerintah Daerah Provinsi NTT melalui Pokja Percepatan Penurunan Stunting, AKI dan AKB dengan dukungan dari Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) melalui programUSAID MOMENTUM dan mitra pembangunan lainnya. Menekankan kerjasama multi sektor dan multi pihak secara intensif, Roadmap dan Rencana Aksi Daerah ini merupakan panduan bagi Pemerintah Kabupaten/Kota dan Provinsi NTT dalam merancang kegiatan strategis serta anggaran yang diperlukan dalam upaya penurunan prevalensi stunting serta kematian ibu dan bayi baru lahir di tahun 2023  di NTT sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi NTT tahun 2018 – 2023.

Baca Juga  Didoakan Pdt Selfina Fanggidae dan Diberkati Uskup Waitabula, Kantor Bank NTT Waibakul Resmi Beroperasi

Sedangkan program Kakak Angkat merupakan replikasi dari praktik baik yang telah dilakukan di Kabupaten Rote. Pemerintah Provinsi bersama Pokja Penurunan Stuning, Kematian Ibu dan Bayi mengadopsi praktik baik ini untuk dilakukan disemua kabupaten kota di NTT.  Gubernur NTT Viktor Bungtilu Liskodat dalam pidatonya menekankan bahwa ini adalah masalah kemanusiaan, perlu cinta yang tulus untuk mengatasinya. (**/BOY)

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *