MEDIATORSTAR.COM, Kupang
Terhitung Februari 2022, angka stunting di Provinsi NTT meningkat menjadi 23,4%. Setelah ditelusuri, ternyata penyebabnya adalah keterlambatan dalam penimbangan balita di 16 kabupaten/kota di NTT. Fakta ini terungkap Jumat (4/3/ 2022) ketika Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat menghadiri dan membuka acara Sosialisasi Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (RAN-PASTI) bersama Kepala BKKBN Republik Indonesia, Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) di Hotel Aston, Kupang.
“Dengan lambatnya penimbangan terhadap balita di 16 kabupaten/kota dan input data ke aplikasi ePPGBM sehingga stunting di NTT per Februari 2022 meningkat menjadi 23,4 %, maka Gubernur VBL meminta komitmen dan keseriusan para bupati dan walikota di NTT,”demikian informasi yang diperoleh Mediatorstar.com.
Sebagai pemimpin daerah, para bupati dan walikota diminta turun langsung ke desa – desa dan kelurahan, berunding dengan kepala desa, lurah dan camat agar bagaimana melakukan propaganda pergerakan untuk penyelesaian percepatan penurunan angka stunting. Tak hanya itu melainkan Gubernur VBL pun menegaskan bahwa pendataan angka kehamilan di desa dan kolektif per kabupaten/ kota di NTT harus selalu di-update dan benar.
Pada kesempatan itu, VBL mengucapkan terimakasih kepada BKKBN Provinsi NTT yang telah bekerja dengan baik sehingga Total Fertility Rate (TFR) tahun 2020 sebesar 3,27 turun menjadi 2,97 sekarang. Pesan moral VBL adalah diperlukannya komitmen pemimpin daerah yang peduli dan mau bekerja serius, karena jika rancangan kerja, sumber daya manusia maupun anggaran sudah ada, tetapi tidak ada penurunan angka stunting, hal tersebut menunjukkan bahwa pemerintah tidak sungguh-sungguh bekerja.
“Karena itu, sebagai satu kesatuan gerakan bersama dengan BKKBN, dengan dibukanya Sosialisasi Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (RAN-PASTI), saya berharap agar pemerintah Provinsi NTT dan pemerintah daerah/pemerintah kota menjadi tim kerja yang baik dalam semangat kolaborasi untuk memberikan martabat bagi bangsa Indonesia,”tegas VBL.
Khususnya Pemerintah Provinsi NTT yang dicintai dapat bersinergi dengan kabupaten/kota yang dipimpin oleh para bupati dan walikota, sehingga semua bisa berbangga karena sedang menolong orang lain yang mengalami kesulitan. “Menolong orang lain adalah menolong diri kita sendiri, kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (DVA/***/MSC01)