MEDIATORSTAR.COM, Kupang
“Data menunjukkan bahwa hingga tahun 2020 kemarin, lebih dari 1 juta anak perempuan menikah pada usia dini. Ada banyak resiko jika menikah di usia ini, karena ketidaktahuan serta minimnya pengetahuan tentang kesehatan organ reproduksi akan berakibat buruk pada generasi yang dilahirkan serta beberapa dampak ikutan lainnya,”demikian dr. Andree Hartanto, Sp. OG.
Materi tentang kupas tuntas kesehatan reproduksi remaja ini dibawakannya pada seminar kesehatan yang dihadiri ratusan mahasiswa Universitas Citra Bangsa (UCB) Kupang, Jumat (1 April 2022) bertempat di lantai lima kampus UCB di kawasan Jl. Manafe Kelurahan Kayu Putih, Kupang.
Saat itu dia blak-blakan berbicara mengenai tanggungjawab setiap remaja menjaga kesehatan organ reproduksinya. CEO ARRA Reproductive Clinik ini pun membeber secara gamblang mengenai apa saja resikonya. Dia menyebut beberapa penyakit kelamin yang akan terjadi jika seseorang tidak menjaga kesehatan alat reproduksinya.
Seperti kanker mulut rahim, yang biasanya diakibatkan karena kurangnya pemahaman terhadap kesehatan alat reproduksi. “Di dunia, kanker jenis ini jadi pembunuh nomor satu dan setiap delapan menit ada perempuan di dunia yang meninggal karena kanker servix. Di Indonesia, 15.000 wanita/tahun terkena kanker jenis ini dan 8.000 berakhir dengan kematian,”tegas Andree merincikan mayoritas penderitanya wanita diatas usia 30 tahun, wanita yang telah melakukan hubungan seks pada usia kurang dari 20 tahun serta wanita dengan banyak kelahiran.
Jebolan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang ini berulangkali menyarankan agar jangan sekali-kali melakukan aktivitas seks pra nikah, menikah pada usia aman serta jangan melakukan aborsi.
“Karena itu saya sarankan kepada semua untuk menghindari yang namanya pernikahan dini. Karena akan berakibat serius pada psikis, sosial dan terlebih pada kesehatan fisik dan adanya resiko depresi setelah kelahiran. Pubertas adalah sebuah masa yang akan dialami oleh remaja, karena itu perlu dikenali secara baik agar tidak menjadi korban karena ketidaktahuan,”pungkasnya. Rektor UCB, Prof Frans Salesman hadir dan membuka kegiatan tersebut, serta hadir sebagai pemateri, dr Herawaty Lianto, Yesenia Liyanto dan Ummi Zakiah dai Ikatan Bidan Indonesia NTT. (MSC01)