MEDIATORSTAR.COM, Kupang
Uji Kompetensi Wartawan (UKW) adalah salah satu tahapan paling penting di dunia jurnalistik, untuk menggali dan menemukan wartawan yang benar-benar profesional dan berkompeten. Ketika insan pers sudah dinyatakan berkompeten, maka tentu siapapun akan merasa nyaman bermitra dengan mereka. Apalagi sektor perbankan.
Dirut Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho, ketika memberikan sambutan pada penutupan UKW yang berlangsung Kamis (14/10) siang di Sahid T-More Hotel, menegaskan “Sekiranya kalender ini (UKW) bisa kita sepakati sebagai kalender tahunan antara PWI dan Bank NTT bahkan kalau bisa setahun satu kali atu dua kali yang kepesertaannya bisa diatur secara berjenjang sehingga semua tercover.”
Penegasan Alex tentu sangat beralasan. Karena Bank NTT menurutnya, merasa bertanggungjawab dalam penyiapan tenaga jurnalis yang profesional di bidangnya. Dia menyarankan agar sebelum dilaksanakannya UKW, para peserta dibekali ilmu tentang jurnalistik sehingga mereka tidak saja kompeten melainkan memiliki pemahaman yang baik tentang ilmu-ilmu kewartawanan.
“Pelatihan selama satu dua hari sebelum Uji Kompetensi sangatlah penting karena ini untuk penguatan kapasitas wartawan. Mungkin yang dinyatakan kurang kompeten ini karena beberapa hal sehingga kita mempersiapkan diri secara baik,”tegas Alex terkait dalam UKW ketujuh ini, ada satu peserta dinyatakan tidak kompeten.
Tantangan industri perbankan saat ini menurut Alex, sangat kompleks. Persaingannya ketat, sehingga menuntut mereka harus bekerja lebih keras lagi. Hal yang sama di dunia jurnalistik. “Kita tidak mungkin menghadapi tantangan-tantangan ini dengan cara kerja biasa-biasa saja.”
Dia mengajak semua pihak termasuk PWI untuk berkomitmen, kerja bersama-sama dan kerjasama yang ada ini tidak harus saling mengkerdilkan, melainkan saling membangun dan Bank NTT pun tidak akan memainkan peran, menggunakan kesempatan ini untuk kepentingan Bank NTT. “Mari kita bekerjasama secara profesionl dan profesionalisme itu akan tetap berjalan. Banyak tokoh media nasional dan internasional yang berasal dari NTT karena itu kita berharap melalui UKW ini kita mempersiapkan generasi penerus di dunia jurnalistik,”tegas Alex.
Alex pun menyebut, di dunia perbankan ada oknum yang menggunakan layanan jasa perbankan untuk menyusahkan masyarakat. Seperti Fintech, Pinjaman Online sehingga Presiden RI menerbitkan regulasi yang mengatur tentang ini.
Kondisi ini pun sama dengan dunia jurnalistik. Dengan tidak bermaksud mendiskreditkan insan pers, Alex menegaskan bahwa proses transformasi harus menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kita agar memiliki daya saing serta daya tumbuh. Dia berharap melalui UKW ini terbentuk profesionalisme dari para wartawan sehingga medianya bisa menjadi referensi pihak lain.
Di akhir sambutannya, Alex berharap kepada PWI untuk memberikan semacam panduan kerjasama agar sinergitas yang ada terus berlanjut ke tahun-tahun berikutnya dengan tidak saja pada kerjasama UKW melainkan penguatan kapasitas insan pers. “Semoga kerjasama ini memberi output yang luar biasa bagi pengguna jasa insan pers di NTT,”pungkas Alex.
Sementara Wasekjen PWI Pusat, Suprapto menegaskan bahwa dengan dilksanakannya UKW ini, meminimalisir adanya keluhan dari masyarakat tentang kualitas kerja jurnalis. “Sudah jelas bahwa teman-teman bekerja ada kode etik yang harus dipatuhi, kode perilaku, dan kalau teman-teman semua melihat serta mendengar bahwa jika selama ini ada praktek oknum-oknum yang mengaku sebagai wartawan namun tidak menjalankan tugas-tugas kewartawanan sebagaimana mestinya maka dengan UKW ini kita berharap itu tidak akan terjadi lagi di bumi Nusa Tenggara Timur,”tegas Suprapto.
PWI menurutnya, sangat berterimakasih kepada Bank NTT yang sudah menyatakan kepeduliannya dengan peningkatan kapasitas pers sebagai pilar keempat demokrasi. “UKW ini adalah upaya kami untuk menciptakan teman-teman wartawan agar bisa menghadirkan karya-karya jurnalistik yang mencerahkan. Karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada Pak Dirut Bank NTT yang tidak sekadar membiayai teman-teman ini melainkan secara sadar Bank NTT sudah berkontribusi membangun sebuah peradaban kerja teman-teman wartawan yang baik,”tegas Suprapto. Dia bahkan yakin dan percaya bahwa wartawan-wartawan yang sudah ikut UKW dan dinyatakan kompeten, kedepan akan bekerja lebih profesional dan tidak akan menyalahgunakan profesinya. “Kami sangat berterimakasih atas kerjasama ini sembari berharap agar ini diilanjutkan tahun-tahun kedepan,”pungkasnya.
Sebelum seremoni penutupan, salah satu dewan penguji, Nurcholis Basyar mengumumkan dari 25 peserta UKW, satu diantaranya tidak berkompeten. 20 orang untuk kategori muda, dan empat orng kategori utama, dinyatakan berkompeten di bidang pers. Mereka diuji selama dua hari oleh enam orang penguji dari PWI Pusat, PWI Bali dan PWI NTT. (MSC01)