Kupang (MEDIATOR)–Rapat senat tertutup penyaringan tiga calon rektor Universitas Nusa Cendana (UNDANA) Kupang periode 2025-2029 sudah selesai, Kamis (25/9).
Tiga calon rektor itu antara lain:
1. Prof. Dr. Apris Adu, S.Pt., M.Kes (Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat) 25 suara.
2. Prof. Dr. Ir Jefri S. Bale, ST., M.Eng (Wakil Rektor IV) 24 suara
3. Prof. Dr. Drs. Melkisedek Taneo, M.Si (Dekan FKIP) 6 suara.
Tahapan selanjutnya, panitia akan mengirim seluruh kelengkapan dokumen penyaringan, termasuk visi, misi dan program kerja ketiga calon rektor ke Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi.
Demikian disampaikan sekretaris senat Undana, Prof Dr. Yantus Ariestarkus Neolaka saat sesi konferensi pers, Kamis, seusai rapat, di lantai tiga rektorat. Saat itu dia didampingi Ketua Panitia Pemilihan Rektor, Prof. Dr. Drs. Simon Sabon Olla, M.Hum.
“Tahapan selanjutnya, semua kelengkapan dokumen akan dikirim ke Jakarta, 29 September. Kami akan menyesuaikan dengan waktu pak menteri,”tegas Yantus menambahkan setelah menerima dokumen, menteri akan melakukan wawancara dengan ketiga calon rektor.
Dan dua minggu setelah wawancara barulah senat dan menteri akan memilih rektor baru.
“Saat itu bisa juga menteri datang sendiri atau perwakilan menteri. Tugas senat adalah menyampaikan hasil penjaringan dan penetapan. Selanjutnya diambil alih kementerian,”ujar Yantus menambahkan “Saya tegaskan bahwa mekanisme ketika Menteri datang, senat punya porsi suara 65 persen dan menteri 35 persen suara.”
Foto: Mediator
Dia memastikan, wawancara akan dilakukan pada Oktober dan dua minggu sebelum tanggal 6 Desember, sudah ada pemilihan rektor.
“Mengenai kepastian waktu, nanti Pak Ketua Panitia, Prof Simon yang akan komunikasikan,”tambahnya.
Berpeluang Sama
Masih di kesempatan yang sama, Prof Simon Sabon Olla menjelaskan bahwa berdasarkan estimasi perolehan suara, ketiga calon rektor punya peluang yang sama menjadi rektor Undana, pasca Prof Maxs Sanam yang November 2025 nanti mengakhiri masa jabatan.
“Estimasi jumlah suara sekarang, ketiga calon ini punya peluang yang sama menjadi rektor. Mereka sudah dalam posisi aman. Jumlah suara kemarin tidak jadi ukuran lagi. Kemarin itu 25, 24 dan 6 suara. Jika menteri memberikan seluruh persentase suaranya pada satu calon, maka dialah yang menang,”tegasnya menambahkan “Kita tidak mau mendahului menteri. Dia punya kewenangan berdasarkan kepentingannya dan itu ditemukannya saat wawancara (menteri dengan calon) nanti.”
Karena itu sekarang tinggal ketiga calon ini, kiatnya berkomunikasi dengan kementerian.
“Yang pasti bahwa ketiganya punya peluang untuk menang. Menarik jika menteri membagi suaranya ke ketiga calon. Makanya saya bilang, kalau yang perolehan suaranya kemarin enam itu punya peluang, apalagi yang 25 dan 24. Kita tidak mau mendahului kehendak Tuhan,”pungkasnya. (Stenly boymau)