Marthen Dira Tome Kagumi SPK: Pekerja Ulet, Layak Pimpin NTT

Polkam70 Dilihat

Seba (MEDIATOR)--Marthen Dira Tome, tokoh masyarakat asal Sabu Raijua, menyatakan kekagumannya pada Simon Petrus Kamlasi. Perasaan ini disampaikannya ketika bertemu dan berdiskusi dengan calon gubernur NTT itu di Seba, Jumat (22/11/2024) pagi setelah SPK, sapaan karib Simon Petrus Kamlasi diajak berkeliling ke sejumlah lokasi tambak garam, serta pertanian lahan kering dengan menggunakan pola irigasi tetes di Sabu.
Dalam pertemuan itu, Marthen menunjukkan pada SPK pola yang dipakai untuk meningkatkan produksi garam.
Pada kesempatan tersebut Marthen Dira Tome mengatakan, selama itu untuk kepentingan hidup masyarakat NTT maka dia siap membantu sepenuh hati jika nanti Paket SIAGA memimpin NTT. NTT dengan berbagai keterbatasan yang ada kata Marthen Dira Tome membutuhkan orang-orang yang punya visi yang kuat dan tidak bermental pengemis.
“Tugas pemimpin itu mencari dan menemukan serta mengolah potensi yang ada di daerah untuk membangun daerah dan masyarakatnya. Saya suka dengan SPK karena dia memiliki keberpihakan pada kehidupan rakyat kecil. Dia bicara tentang air itu adalah soal kehidupan. Pemimpin yang begitu yang kita cari di NTT dan saya dengan sepenuh hati siap membantu untuk kita sama-sama membawa daerah ini keluar dari rantai kemiskinan,” pungkas Marthen Dira Tome.
Saat memantau lahan garam di desa Ledeana, Kecamatan Sabu Barat, Simon Petrus Kamlasi mengatakan bahwa garam adalah masa depan Sabu Raijua dan peluang ekonomi baru bagi Nusa Tenggara Timur. Kedepan lahan tambak garam dengan teknologi geomembran akan semakin banyak di bangun di NTT dan Sabu Raijua akan menjadi pilot projek pengembangan garam.
“Jadi penjelasan pak Marthen Dira Tome bahwa kadar NACL pada garam di Sabu Raijua mencapai 98 dan itu luar biasa. Kedepan kita harus memberi kontribusi untuk pengurangan impor garam dari luar negeri yang masih tinggi. Kalau rata-rata panen 45-60 ton per hektar dengan sebulan tiga kali panen maka kita mampu memberi sumbangsih yang besar bagi pemenuhan kebutuhan garam nasional,” ujar SPK demikian dilansir SeputarNTT.com.
Membangun tambak garam di NTT kata Simon Petrus Kamlasi, akan menimbulkan efek domino yang luar biasa bagi peningkatan ekonomi masyarakat. Membangun Tambak garam seperti  di Kabupaten Sabu Raijua tambah Simon Petrus Kamlasi, bukan saja soal tersedianya lapangan kerja semata, tapi bagaimana rantai kehidupan yang ada di dalamnya.
“Semakin luas tambak garam dibangun maka, semakin banyak lapangan pekerjaan tercipta. Semakin banyak orang yang hidup lewat rantai kehidupan ekonomi yang terbangun. Tidak hanya pekerja, tapi buruh bagasi, para supir dan pemilik angkutan, hingga para pedagang kaki lima di dermaga dan lokasi tambak garam,” kata SPK.
Sementara di lahan irigasi tetes di Desa Raedewa, Simon Petrus Kamlasi mengatakan bahwa Sabu Raijua sangat cocok dengan sistem irigasi tetes yang saat ini sedang dikerjakan oleh mantan bupati Sabu Raijua Marthen Dira Tome. Kedepan kata SPK, lahan irigasi tetes harus dikembangkan sehingga hasil produksi petani bisa meningkat.
“Kalau ini kita kembangkan maka hasil jagung dari kebun masyarakat langsung terserap ke pabrik olahan pakan ternak yang akan kita bikin. Kita akan bangun pabrik olahan pakan ternak di setiap 60 hektar lahan jagung. Jadi skalanya kecil dan petani tidak bingung lagi kemana pasarnya karena kita sudah siapkan. Apa yang saya pikirkan untuk kita buat di NTT ternyata sudah dikerjakan di Sabu Raijua oleh pak Marthen Dira Tome. Beliau seorang eksekutor tulen dan NTT butuh sosok seperti beliau,” ujar SPK. (*Joey/BOY)

Baca Juga  Apresiasi Tinggi dari SIAGA untuk Insan Media, Sudah Cerdaskan Masyarakat NTT di Pilkada

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *