Kupang (MEDIATOR)- Komunitas Berea Reap yang dipimpin oleh Irsanki Gabrial Poa, S.Pd., M.Pd. menghadiri rapat orangtua murid di SD GMIT Kairane, Desa Kairane, Kecamatan Amabi-Oefeto, Kabupaten Kupang, awal September 2024 kemarin. Kehadiran komunitas ini bertujuan mendukung pengembangan SD GMIT Kairane, dengan visi menjadikan sekolah tersebut unggul ke depannya. Dalam pertemuan tersebut, disampaikan bahwa ada empat program utama yang akan dikerjakan bersama oleh Komunitas Berea Reap dan pihak sekolah, yaitu:
- Les Bahasa Inggris gratis untuk siswa kelas 4-6 SD.
- Pelatihan IT gratis untuk siswa kelas 4-6 SD.
- Pendampingan dan penguatan budaya lokal.
- Pemanfaatan lingkungan sekolah untuk program penghijauan.
Ketua Komunitas Berea Reap, Irsanki Gabrial Poa, menyampaikan optimisme terkait keberhasilan program tersebut. “Kami yakin program ini akan berhasil, terutama dengan dimulainya les Bahasa Inggris dan pelatihan IT minggu depan. Dua program lainnya akan menyusul sesuai waktu yang disepakati dengan pihak sekolah,”ujar Irsanki.
Namun, Irsanki juga menegaskan bahwa keberhasilan program ini memerlukan dukungan penuh dari semua pihak, termasuk sekolah dan orangtua murid. “Kerja sama semua pihak sangat dibutuhkan untuk kesuksesan program ini,” tambahnya seperti dikutip dalam release kepada media ini.
Dukungan Sekolah
Kepala SD GMIT Kairane, Elisabeth H. Liunome, S.Pd., dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada Komunitas Berea Reap. “Kami sangat bangga dan terharu karena dari sekian banyak sekolah GMIT yang ada, sekolah kami yang dipilih. Sebagai tuan rumah, kami akan berusaha bekerja sama dengan orangtua siswa untuk mendukung program ini,” ungkap Elisabeth.
Hal serupa juga disampaikan oleh Ketua Komite SD GMIT Kairane, Admin Penggoam, yang menyatakan bahwa program ini merupakan hasil dari pergumulan panjang pihak sekolah. “Jika program ini berhasil, dampaknya akan sangat besar bagi anak-anak di Kairane,” kata Admin.
Respon Positif
Dua orangtua siswa juga turut memberikan tanggapan positif dalam pertemuan tersebut. Hermanus Penggoam, salah satu orangtua siswa, mengatakan, “Program ini sangat baik. Kami di Kairane tidak bisa maju jika anak-anak tidak diajarkan Bahasa Inggris dan IT sejak dini. Dengan adanya program ini, masa depan mereka akan lebih cerah.”
Senada dengan Hermanus, Agustinus Renamah, orangtua lainnya, menyatakan dukungan penuh terhadap program ini. “Kami, sebagai orangtua, mendukung 100% karena program ini sangat baik untuk masa depan anak-anak kami,” katanya.
Kerja Sama Sinode GMIT
Dalam kesempatan tersebut, Irsanki juga menyampaikan bahwa dirinya telah berkomunikasi dengan Badan Pendidikan Sinode GMIT, yang diwakili oleh ketua Bpk. Norman Nenohai. Respon yang diterima sangat positif, dengan Sinode GMIT menyatakan dukungannya dan kesiapannya untuk bekerja sama dengan Komunitas Berea Reap.
“Semua program yang kami jalankan, kami serahkan kepada pimpinan Tuhan. Kami berupaya memberikan kontribusi terbaik dan bergantung penuh pada Tuhan,” tutup Irsanki.
Komunitas Berea Reap, yang fokus pada bidang pendidikan, didirikan oleh tiga anak muda yang memiliki komitmen kuat terhadap pendidikan dan cinta kepada Tuhan, yaitu Irsanki Gabrial Poa sebagai ketua, Paulina Reka Tabe sebagai sekretaris, dan Meirliany Eluama sebagai bendahara. (RLS/BOY)