Salatiga (MEDIATOR)–Dalam upaya meningkatkan pengetahuan mengenai psikologi forensik dan penerapannya pada berbagai konteks yang relevan di Indonesia, Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) bekerja sama dengan Asosiasi Psikologi Forensik (APSIFOR) menggelar kegiatan “Temu Ilmiah Nasional (TEMILNAS) XIII APSIFOR”, belum lama ini.
Acara yang berlangsung selama tiga hari di UKSW ini bertajuk “Integrasi Budaya dan Kesehatan Mental dalam Aplikasi Psikologi Forensik”. Ajang bergengsi ini mempertemukan pakar seperti para psikolog, akademisi psikologi, serta ilmuwan psikologi untuk menggali lebih dalam soal peran psikologi forensik di Indonesia.
TEMILNAS APSIFOR merupakan event tahunan yang diselenggarakan untuk mengasah dan belajar bersama terkait perkembangan psikologi forensik. Pelaksanaan kegiatan ini dilatar belakangi pentingnya kontribusi APSIFOR dalam proses penegakan hukum dan keadilan, seiring dengan kompleksitas kasus serta kebutuhan peran psikologi forensik.
Kegiatan ini menyuguhkan berbagai diskusi ilmiah diantaranya seminar nasional dan internasional dengan tema “Peran Psikologi Forensik dalam Upaya Penegakan Hukum dan Perlindungan: Situasi Sekarang, Lesson-learned, dan Usulan pengembangan” yang diikuti 484 peserta.
Seminar nasional tersebut menghadirkan narasumber ternama dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Dian Sasmita, M.H., yang mengupas materi “Aplikasi Psikologi Forensik dalam Penanganan Kasus Terhadap Anak Berhadapan dengan Hukum” dan Lembaga Penyelenggara Kesejahteraan Sosial (LPSK) Sri Nurherwati, SH., yang menjelaskan mengenai topik “Aplikasi Psikologi Forensik dalam Upaya Perlindungan Saksi dan Korban”. Pembicara lainnya, Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara Dr. Narendra Jatna, SH. MH., yang memaparkan topik “Aplikasi Psikologi Forensik dalam Fungsi Penuntutan Jaksa” serta Komisioner Komisi Yudisial membahas topik “Aplikasi Psikologi Forensik dalam mendukung kerja Hakim”.
Perkuat kolaborasi akademik
Diskusi ilmiah ini semakin menarik pada sesi seminar internasional karena menghadirkan tiga narasumber yang memperkuat kolaborasi akademik lintas budaya dan kesehatan mental dalam ranah forensik. Mereka adalah Dekan Fakultas Psikologi UKSW yang juga merupakan Anggota Bidang II Kajian dan Riset Psikologi Forensik Dr. Sri Aryanti Kristianingsih, M.Si., M.H., Psikolog., mengupas tuntas mengenai topik “Praktik dan Riset Psikologi Forensik: Lesson-Learned”.
Dua lainnya, Dewan Pakar APSIFOR yang juga Guru Besar Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Prof E. Kristi Poerwandari., M.Hum., Ph.D., Psikolog., memaparkan secara detail mengenai “Kesehatan Mental dan Kejahatan: Insight Bagi Psikologi Forensik”, kemudian dari Sheffield University UK Dr. Diana Bachelor membahas tuntas terkait topik “Viktimologi Lintas Budaya-Insight bagi Psikologi Forensik”.
Tak hanya seminar nasional dan internasional, acara ini juga diisi dengan berbagai aktivitas ilmiah seperti seminar umum bertema “Pencegahan dan Pendampingan Kasus Kekerasan pada Anak: Peran Strategis Orangtua, Sekolah dan Masyarakat”, Jalan-jalan Forensik (JJF), talkshow dan call for paper untuk jajaran Polisi Daerah Jawa Tengah, serta workshop.
Sarana pengembangan ilmu
Dalam rilis yang dikirim pada Rabu (13/11/2024) ketua panitia pelaksana Dekan Fakultas Psikologi UKSW Dr. Sri Aryanti Kristianingsih, M.Si., M.H., Psikolog., menjelaskan kegiatan ini menjadi sarana pengembangan ilmu dan praktik psikologi forensik di Indonesia dengan mempertimbangkan aspek kesehatan mental dan aspek budaya. Ia menegaskan acara ini juga sebagai sarana komunikasi dan sharing pengalaman antara praktisi, peneliti, akademisi psikologi forensik hingga stakeholder terkait terutama aparat penegak hukum di Indonesia.
“Selain itu, acara ini juga sebagai sarana pengembangan minat terkait psikologi forensik dan aplikasinya bagi masyarakat secara umum,” ungkapnya.
Dr. Sri Aryanti Kristianingsih juga berharap kerja sama Fakultas Psikologi UKSW berama APSIFOR ini dapat berkembang dan berkontribusi positif bagi Indonesia. Kegiatan ini menunjukan komitmen UKSW dalam mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) ke-4 pendidikan berkualitas dan ke-17 kemitraan untuk mencapai tujuan.
Sementara itu, Ketua Umum PP APSIFOR Nathanael E.J. Sumampow, M.Psi. M.Sc., Ph.D., Psikolog., menuturkan APSIFOR perlu terus mempersiapkan diri melalui upaya peningkatan dan pengembangan kompetensi. Ditambahkannya, dalam TEMILNAS tahun ini APSIFOR mendapatkan kesempatan yang sangat berharga di mana APSIFOR bisa mendengar masukan dan umpan balik dari berbagai lembaga negara tentang kontribusi psikologi forensik di Indonesia.
“Kontribusi psikologi forensik melalui keterlibatan para psikolog, ilmuwan psikologi, dan kolega penegak hukum merupakan hal yang sangat penting untuk memahami perspektif tentang budaya hingga kesehatan mental subjek terkait kasus perkara maupun petugas yang terlibat,” ujarnya.
Menurutnya, seperti tahun sebelumnya, TEMILNAS tahun ini juga menjadi kesempatan bagi para peneliti psikologi forensik untuk memaparkan hasil penelitiannya dalam sesi presentasi call for paper. Penelitian psikologi forensik terkait dengan kasus di Indonesia menjadi sangat penting dalam rangka memahami masyarakat dan upaya mengembangkannya di Indonesia. (RLS/HUMAS-UKSW/BOY)