MEDIATORSTAR.COM, Kupang
Setidaknya ratusan mahasiswa Universitas Citra Bangsa (UCB) Kupang, dibuat terkesima dalam seminar kesehatan yang berlangsung Jumat (1 April 2022) bertempat di lantai lima kampus UCB di kawasan Jl. Manafe Kelurahan Kayu Putih, Kupang. Pasalnya, saat itu dr. Andree Hartanto, Sp. OG., yang membawakan materi tentang kupas tuntas kesehatan reproduksi remaja, secara blak-blakan berbicara mengenai tanggungjawab setiap remaja menjaga kesehatan organ reproduksinya. Tidak hanya itu, CEO ARRA Reproductive Clinik ini pun membeber secara gamblang mengenai apa saja resikonya.
“Data menunjukkan bahwa hingga tahun 2020 kemarin, lebih dari 1 juta anak perempuan menikah pada usia dini. Ada banyak resiko jika menikah di usia ini, karena ketidaktahuan serta minimnya pengetahuan tentang kesehatan organ reproduksi akan berakibat buruk pada generasi yang dilahirkan serta beberapa dampak ikutan lainnya,”tegas Andree.
Salah satu akibatnya adalah stunting, atau tidak hanya kerdilnya organ tubuh bayi yang dilahirkan melainkan juga mengecilnya otak bayi. “Ada yang bertanya apakah ada kaitannya stunting dengan kesehatan reproduksi remaja? Sangat erat kaitannya. Kalau kita tidak jaga kesehatan reproduksi remaja, sudah pasti stunting,”tegasnya sembari menambahkan banyak kebijakan di Indonesia yang sudah berkaitan dengan kesehatan reproduksi.
Lebih jauh Andree pun mengangkat ada tiga masaah kesehatan reproduksi yang sering dialami oleh remaja, yakni kehamilan yang tidak diinginkan. Ini tak lain disebabkaan karena kasus pemerkosaan, pergaulan yang mengarah pada perilaku seks beresiko, serta mendapatkan informasi yang salah tentang seksualitas dan percaya pada mitos jika berhubungan seksual sekali tidak akan menyebabkan kehamilan serta kartena dipengaruhi oleh teman.
Faktor kedua, yakni aborsi yang tidak aman. Selain ditentang oleh hukum, aborsi pun dilarang oleh agama. Tidak sedikit orang yang sudah tau bahwa aborsi itu bisa berakibat pada kematian, namun mereka diam-diam melakukannya. “Selama berpraktek, ada yang datang dan minta, kita tolak. Ini ibarat fenomena gunung es, dan di kota ini tentu ada banyak kehamilan yang tidak diinginkan,”tegas jebolan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang ini. Berulangkali dia menyarankan agar jangan sekali-kali melakukan aktivitas seks pra nikah, menikah pada usia aman serta jangan melakukan aborsi. Dan penyebab ketiga, adalah kekerasan seksual.
Tak hanya sekali dia menyarankan para remaja untuk menghindari yang namanya pernikahan dini. Karena akan berakibat serius pada psikis, sosial dan terlebih pada kesehatan fisik dan adanya resiko depresi setelah kelahiran. Pubertas adalah sebuah masa yang akan dialami oleh remaja, karena itu perlu dikenali secara baik agar tidak menjadi korban karena ketidaktahuan.
Andree pun membuka satu persatu penyakit kelamin yang akan terjadi jika seseorang tidak menjaga kesehatan alat reproduksinya. Seperti kanker mulut rahim, yang biasanya diakibatkan karena kurangnya pemahaman terhadap kesehatan alat reproduksi. “Di dunia, kanker jenis ini jadi oembunuh nomor satu dan setiap delapan menit ada perempuan di dunia yang meninggal karena kanker servix. Di Indonesia, 15.000 wanita/tahun terkena kanker jenis ini dan 8.000 berakhir dengan kematian,”tegas Andree merincikan mayoritas penderitanya wanita diatas usia 30 tahun, wanita yang telah melakukan hubungan seks pada usia kurang dari 20 tahun serta wanita dengan banyak kelahiran.
Rektor Universitas Citra Bangsa Kupang, Prof. Frans Salesman, menyambut baik dilaksanakannya seminar kesehatan yang melibatkan mahasiswanya itu. Doa berharap lahirnya pemahaman yang baik tentang kesehatan organ reproduksi karena ini sangat erat kaitannya dengan stunting di NTT. (MSC01)