DUA tahun sudah semesta meradang terpapar pandemi. Corona virus Desease (COVID-19), datang merebut kekebasan. Tak sedikit yang meradang, pelaku ekonomi terpuruk, begitu pula sektor swasta lainnya. Malah banyak yang gulung tikar.
Jumat (27 Agustus 2021), ada seremoni pelantikan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) di Pantai Otan Desa Otan Kecamatan Semau Kabupaten Kupang. Dibalik kemegahan seremoni, ada yang tak bisa disembunyikan. Mereka yang menghidupi keluarganya dari panggung iven. Ini adalah berkat, anugerah yang turun pada mereka yang beruntung. Syukur, bisa menyambung hidup lagi.
Jack Kalla, seorang entertainer/event organiser, menuangkan ungkapan hatinya dalam sebuah status emosional yang diunggahnya di laman medsos milik dia. Dia memilih mengajak publik berpikir positif untuk kemajuan NTT. Sambil terus mengajak agar semua menjaga diri, memastikan dirinya baik-baik saja dan tidak terkena virus.
Lengkapnya tulisan itu yakni:
Berpikir Positif untuk Kemajuan NTT Tercinta…
Thanks Panitia Bersama TPAKD..
Kami sebagian Kecil Pelaku Seni, Pedagang Kecil, UMKM, Pekerja Produksi yang jumlahnya hampir 200 Orang pada event kemarin Sangat Terbantu untuk Kelangsungan hidup keluarga kami masing2 Dengan Kegiatan Pengukuhan TPAKD di Pulau Semau..
Semoga Kedepan Kegiatan2 pemerintah Seperti ini Juga kegiatan2 WO, EO yang melibatkan Masyarakat, Pedagang kecil, UMKM dan pelaku seni, Pelaku event seperti kami yang sudah dua Tahun Sangat Sepi Event yang terimbas pada Keluarga kami dalam bertahan untuk hidup karena tidak ada pemasukan, Bisa terus diadakan dengan terus Mentaati Protab Kesehatan seperti Event kemarin…
Thanks panitia Bersama TPAKD
Pesan dari Sambutan Bpk Gubernur kemarin mengajarkan kami untuk tetap Fokus ke depan belajar untuk Mandiri dan Kreatif, menjalani Hidup di masa Pandemi…
Stop Saling mencari kesalahan Orang lain, Stop Mempovokasi orang lain.. Mari saling bahu membahu kita Bangun NTT dengan cara kita Sendiri ..
Salam Bepikir Sehat Untuk Kita Semua..
Pesan Jack yang sederhana ini dibagikan berkali-kali oleh netizen serta di kolom komentar pun mendapat banyak simpati. Mereka berkomentar, bahwa hidup harus terus berjalan walau kita sedang berada di tengah pusaran pandemi. Banyak harapan muncul disana, agar ada kesatuhatian dalam berpikir dan bertindak, demi NTT tercinta.
Tidak hanya Jack, melainkan beberapa armada pick up yang seharian mangkal di depan RS Undana Jl. Suharto Naikoten serta Jl. Sudirman Kuanino, ikut kecipratan. “Kami kesini karena ada yang pake oto. Pendapatan kami lumayan, bisa pake untuk makan dan bayar kost. COVID begini susah cari angkutan. Langganan sepi,”ujar Om Ama, demikian dia bisa disapa. Di datang bersama salah satu anaknya yang duduk di bangku sekolah, SMA, namun karena ada orderan, anaknya dia ajak.
Hal yang sama disampaikan warga yang dilibatkan dalam capacity building agar cekatan memanfaatkan peluang bisnis pariwisata. Mereka memiliki kekhasan dalam tenunan. Motif dan bahan yang digunakan berbeda dari daerah lain sehingga setelah dilatih pemasaran, mereka akhirnya memiliki akses untuk menjual produknya. Sudah ada dua offtaker yang menyatakan kesiapannya membeli seluruh produk tenunan asal Semau, yakni Dekranasda Provinsi NTT dan rumah tenun Ina Ndao.
Pandemi sementara berlangsung, siapa bisa menebak kapan berakhir. Tak ada kepastian seiring terus bertambah banyak variannya. Namun kita mesti arif melihat, iven Semau ibarat oase di tengah Sahara bagi mereka yang bekerja hanya sekadar untuk menyambung hidup. Mari bangkit bersama, sambil mentaati protokol kesehatan seturut anjuran pemerintah. (MSC01)