MEDIATORSTAR.COM, Kupang
Musyawarah Provinsi (Musprov) PSSI NTT, sudah dilaksanakan pada Sabtu (4/12/2021) kemarin dan Chris Mboeik terpilih menjadi ketua dengan berhasil meraih 12 suara dari 23 voters yang mewakili 22 Asosiasi PSSI Kota (Askot), Asosiasi PSSI Kabupaten (Askab) dan 1 Asosiasi Futsal. Sementara rivalnya, Farry Djemy Francis, mengantongi 11 suara atau selisih satu suara saja.
Minggu (5/12/2021) petang kemarin, beredar sebuah narasi yang sangat apik, mengurai tentang suasana bathin Farry seusai ‘pertarungan’ sengit itu. Media ini mendapatkannya dari sebuah WA grup diskusi. Namun sayang, pihak Farry Francis tak berhasil terkonfirmasi terkait validitas surat itu. Lebih jelas mengenai isi tulisan itu, kami turunkan secara utuh:
TERIMA KASIH UNTUK KOMITMEN 11 ASKAB
Semalam kita telah menyaksikan momen suksesi kepengurusan Asprov PSSI NTT yang jauh dari fairplay dan kewajaran. Kita memang dikalahkan dengan cara-cara yang penuh intrik. Bahkan intimidasi terus menghampiri sahabat-sahabat. Berbagai bujuk rayu pun ditebar. Pertarungan yang kita harapkan sehat dan waras berubah menjadi pertarungan penuh settingan mulai dari hal-hal substansial seperti tata tertib dan mekanisme pemilihan hingga hal-hal teknis di kongres.
Kita dikalahkan tetapi itu tidak harus membuat kita tertunduk lesu. Kita tetap berjalan dengan kepala tegak karena sepak bola adalah bagian dari hidup kita, dari komitmen dan panggilan hidup kita. Kita memang tidak mendapat tempat dalam wadah Asprov PSSI NTT tetapi kita mendapatkan ruang dalam hati publik pencinta sepak bola. Publik sepak bola tahu siapa yang sungguh-sungguh mencintai sepak bola dan membangun sepak bola dengan hati, dengan passion, dan siapa yang memperalat sepak bola hanya sebagai batu loncatan untuk kepentingan-kepentingan sesaat dan mungkin sesat.
Saya bersyukur dan berbangga karena bisa berjalan bersama-sama dengan rekan-rekan pencinta sepak bola dari 11 Askab. Soliditas kita, kekompakan kita, daya tahan dan daya juang kita memberikan tanda bahwa masih ada banyak orang yang berikhtiar baik untuk sepak bola, yang memiliki hati dan cintanya bagi sepak bola. Saya sangat memahami bahwa dalam proses ini rekan-rekan bisa saja berada dalam tekanan; diintimidasi dan dirayu; digoda dan dicoba dengan berbagai cara, pendekatan dan modus. Namun, saya berbangga rekan-rekan masih tetap punya komitmen untuk membangun sepak bola dengan cinta, mengelola sepak bola dengan hati. Karena itu tetap setia sampai akhir. Tetap bersama dalam kondisi kita tidak diuntungkan.
Pertarungan semalam bukan akhir dari perjuangan kita membangun sepak bola NTT. Kesempatan itu berada di pihak mereka. Kita amati bagaimana mereka mengelola sepak bola NTT. Dengan cara kita, kita tetap membangun sepak bola dengan hati dan cinta. Untuk itulah saya berterima kasih atas komitmen dan kesetiaan memperjuangkan nilai dalam sepak bola. Kita dikalahkan tetapi kita tidak kalah. Mereka memenangkan kursi, kita memenangkan nilai. Yang abadi adalah nilai. Tetap semangat. Jaga komitmen. Pupuk terus nilai. Karena kita masih di jalan yang sama untuk membangun sepak bola NTT dengan hati. Untuk memastikan sepak bola NTT punya masa depan. Untuk memicu perubahan-perubahan dalam persepakbolaan kita. @fary francis. (***/MSC01)