Viktor Laiskodat Gubernur Dua Periode adalah Sapaan Adat

Politik, Polkam175 Dilihat

Thomas Tiba Beri Klarivikasi

ENDE, MediatorStar.com Konstalasi politik di tubuh Partai Golkar kian tinggi pasca hadirnya statemen dari salah satu kadernya terkait dukungan terhadap Viktor Bungtilu Laiskodat untuk maju ke periode kedua. Seperti dilansir media ini Selasa (25/5), Thomas Tiba Owa dalam kapasitasnya sebagai ketua panitia pembangunan aula paroki St Martinus Nangaroro, menegaskan bahwa ada usulan masyarakat agar Viktor Bungtilu Laiskodat layak menjabat dua periode.

Terkait pernyataan ini, Thomas Tiba Owa, Rabu (26/5) melayangkan klarivikasi. Bahwa pernyataan itu dia sampaikan, untuk menterjemahkan sapaan adat dari warga melalui Camat Nangaroro, Gaspar Taka saat kunjungan gubernur dan rombongan.

Baca Juga  Thomas Tiba Minta Maaf, Hormati Dinamika Golkar Terkait Pilkada

“Perlu saya jelaskan bahwa yang saya sampaikan itu adalah murni permintaan masyarakat dalam sapaan adat tokoh masyarakat setempat, yakni Camat Nangaroro, Gaspar Taka. Itu disampaikan saat seremoni adat penerimaan pak gubernur dan rombongan. Saya tegaskan, saya hanya membantu menterjemahkan apa yang disampaikan masyarakat, dan bukan pernyataan saya secara individu atau atas nama organisasi,”tegas Thomas kepada media ini, melalui saluran telfon seluler.

Dengan nada tenang, Thomas melanjutkan, materi yang dia sampaikan itu agar dianalisa secara jernih bahwa bukan atas nama partai maupun anggota DPRD, melainkan ketua panitia pembangunan aula paroki, saat seremoni berlangsung. Saat itu dia melaporkan tentang jenis kegiatan dan anggaran. “Dan saat seremoni adat penerimaan tamu itu, ada tutur secara adat sehingga sebagai ketua panitia, saya menterjemahkannya kepada pak gubernur dan rombongan.

Baca Juga  Umbu Lili dan Gidion Mbilijora dampingi SIAGA, Aroma Kemenangan Berhembus dari Sumba Timur

Saya harus menterjemahkan sapaan adat itu, karena segera dilanjutkan dengan ibadat sabda peletakan batu pertama aula paroki,”tambah Thomas. Untuk diketahui, sapaan adat Camat Nangaroro itu disampaikan dalam bahasa daerah setempat, sehingga diterjemahkan oleh Thomas Tiba.

“Jadi sekali lagi, saya hanya menterjemahkan sapaan adat dari tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh umat, yang diwakilkan melalui Camat Nangaroro. Bukan pernyataan saya secara pribadi, atau mengatasnamakan organisasi atau sebagai anggota DPRD. Saya harap ini dipahami secara baik,”tegas Thomas. (boy)

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *