Kupang (MEDIATOR)–Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) saat ini boleh menjadi program unggulan dari Pemerintah Provinsi NTT. Ini dikarenakan hasil panen yang melimpah dan banyak kisah sukses dimana-mana. Bahkan di Sumba Barat Daya yang dulu ribuan hektar lahannya dibiarkan terlantar, kini boleh menghasilkan puluhan ribu ton jagung. Dan tahun ini sudah dua kali panen.
Tak mau menyia-nyiakan waktu, maka kini Pemprov NTT sedang mempersiapkan lagkah untuk memulai program ini tepat waktu, yakni periode Oktober-Maret (Okmar).
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT, Lecky Frederich Kolly, dalam jumpa bersama insan pers di lobby kantor Gubernur, Selasa (27/9) menyampaikan bahwa Pemprov serius mengeksekusi program TJPS pola kemitraan yang berlangsung hingga saat ini.
Oleh karena itu menyongsong masa tanam Okmar, pihaknya mempersiapkan lahan hingga pada proses tanam sesuai dengan instruksi presiden dalam mengatasi krisis pangan.
“Secara teknis tentu kesiapan-kesiapan menjelang masa tanam Oktober-Maret 2023 sudah kita lakukan serta melakukan langkah-langkah antisipasi krisis pangan global. Karena itu Dinas Pertanian sudah mempersiapkan berbagai hal seperti mengkoordinasikan, memastikan bahwa program TJPS tahun 2022 ini kita menargetkan 105 ribu hektar. Yang sudah kita tanami kurang lebih 37 ribu hektar yang penanamannya dilakukan musim tanam kedua April-September kemarin dan sudah dipanen serta dijual dan mendapatkan pendapatan maksimal,”tegas Lecky yang saat itu didampingi Kepala Biro AP Setda NTT, Prisila Parera.
Masih menurut Lecky, pada periode tanam Okmar, mereka sudah mempersiapkan 88 ribu hektar dan sudah diajukan ke bank sebagai salah satu mitra strategis yang ikut mendukung suksesnya TJPS sehingga telah terverifikasi 39 sampai 40 hektar yang siap dan segera cair dananya untuk persiapan tanam. Yang menggembirakan adalah, berdasarkan hasil koordinasi dengan BMKG, musim hujan akan turun di dasariat 3 bulan Oktober.
“Kita memprioritaskan lokasi yang curah hujannya mendahului yaitu Flores bagian Barat karena itu off taker penyedia benih jagung, pupuk dan lain sebagainya sedang dalam persiapan penyaluran ke petani-petani. Juga lokasi-lokasi lain seluruh NTT dalam persiapan menuju curah hujan yang jatuh pada dasariat 1 bulan November,”tambah Lecky lagi.
Target produksi yang diharapkan dari pananaman periode tanam I ini 400.000 ton, dan akan digunakan untuk kepentingan industri pakan ternak di dalam provinsi, sedangkan sisanya akan dikirim ke Surabaya. Dalam jangka pendek kita akan kerjasama dengan Kabupaten Bangli – Provinsi Bali sebagai penyuplai kebutuhan jagung. Dan mereka pun akan mensuplai daging ayam dan telur ayam yang diprioritaskan ke Pulau Sumba. (GEB/BOY)