Kupang (MEDIATOR)—Rektor Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Prof Intiyas Utami menghadiri sebuah forum bisnis yang digagas Bank Indonesia kantor Perwakilan Provinsi NTT, Pemprov NTT dan KADIN NTT, Selasa (11/2/2025) di aula El Tari Kupang. Duduk di tengah, ternyata kehadirannya diketahui gubernur NTT terpilih, Emanuel Melkiades Laka Lena. Tatkala saat berada diatas podium dan memberi sambutan, Melki, demikian disapa, menyentil rektor perempuan pertama di UKSW itu.
Foto: Stenly Boymau/mediatorkupang.com
“Saudara-saudara semua, disini hadir juga Rektor Universitas Kristen Satya Wacana. Ada dua rektor perempuan hebat di Indonesia, satunya rektor UGM (Prof Ova Emilia) dan satunya lagi rektor UKSW (Prof Intiyas Utami). Kemarin kita sama-sama di sidang majelis Sinode GMIT, selamat datang bu rektor,”tegas Melki sembari mengundang Prof Tyas untuk duduk di kursi paling depan, persis di sampingnya.
“Maju ke depan Prof, di depan masih ada yang kosong. Persis di samping saya ada yang kosong,”ajak Melki. Prof Tyas pun maju kedepan, disambut Ketua Umum KADIN NTT, Bobby Lianto dan Pj Gubernur NTT serta para pejabat.
Kehadiran Prof Intiyas selama belasan tahun terakhir ternyata memberi kontribusi positif pada Provinsi NTT, manakala dia mensupport pikiran-pikiran cerdasnya terutama pada sektor ekonomi kreatif. Sudah lama Prof Tyas hadir di NTT melalui berbagai program, baik itu di daratan Timor maupun Flores. Dia juga berandil dalam berkali-kali perolehan predikat WTP (wajar tanpa pengecualian) oleh BPK RI kepada Pemprov NTT.
“Terimakasih sudah memberi kami kesempatan. Kampus kami di Salatiga, dan mayoritas mahasiswa kami kantongnya ada di NTT. Terimakasih NTT yang memberi kepercayaan kepada kami,”tegas Prof Tyas menambahkan NTT adalah provinsi koperasi. Dia menyebut ada 4.295 koperasi di NTT.

Foto: Stenly Boymau/mediatorkupang.com
Saat ini sudah ada 555 koperasi go digital yang masuk dalam digitalisasi koperasi dan masih harus terus dikawal agar program digitalisasi yang basisnya adalah ekonomi di desa bisa bersinergi dengan Bumdes.
“Ada dua sektor ekonomi yang ada di desa ini perlu digalakkan. Yang harus disembuhkan adalah tata kelola dari koperasi dan tata kelola Bumdes. Dulu kami membantu mengawal komite ekonomi kreatif di Dinas Kopersi dan Ekraf dan banyak potensi lokal seperti musisi-musisi yang bisa menghasilkan karya-karya hebat jika diwadahi dalam satu wadah ekraf yang tepat,”tegas Prof Tyas menambahkan sebagai akademisi mereka siap mendukung program gubernur terpilih. Sedangkan mengenai sektor pangan, menurutnya, UKSW merupakan satu-satunya kampus yang melakukan pembibitan gandung tropis di Indonesia dan saat ini mereka menjadi tempat belajar Universitas Pertahanan RI sebagai pusat pembibitan gandung.

Foto: Stenly Boymau/mediatorkupang.com
“Besok saya ke SoE untuk menyampaikan kajian hutan produksi di sana (Desa Noinbila-TTS). Pointnya sinergi dan kolaborasi adalah penting namun harus dissupport dengan aksi-aksi yang cepat. Sehingga nanti di OPD yang menerjemahkan pak gubernur bisa dilaksanakan. Kami memberi masukan, pola eksekusinya adalah pola konsorsium,”tegasnya. Satu program kalau dikeroyok tiga OPD tentu lebih baik, apalagi didukung dengan konsorsium yang kuat dengan melibatkan kampus.
“UKSW siap bergabung dalam konsorsium itu,”pungkas Prof Intiyas. Forum ini dihadiri Pj Gubernur NTT, Andriko Noto Susanto, Gubernur NTT terpilih, Emanuel Melkiades Laka Lena, Kepala Perwakilan BI NTT, Agus Sistyo Widjajati dan sejumlah narasumber yakni Saleh Husin (WKU Bidang Perindustrian KADIN), Sugeng Santoso (Staf Ahli Bidang Ekonomi Maritim Kemenko Pangan), Dwina Larasati (Akademisi dan Praktisi Parekraf). Sementara moderatornya Maria Y Benyamin (Pemred Bisnis Indonesia). (stenly boymau)