HARI ini, Jumat (5 Juli 2024), Brigjen TNI Simon Petrus Kamlasi resmi menerima tanggungjawab baru sebagai PA SAHLI Tingkat II KASAD Bidang Lingkungan Hidup. Jabatan lamanya Kepala Staf Korem (Kasrem) 161/Wira Sakti Kupang.
Masyarakat NTT tentu bangga, dari rahim Flobamorata muncul lagi satu bintang kebanggaan. Kehormatan besar bagi nusa yang indah, putranya mempersembahkan satu bintang lagi untuk persada.
Namun siapa sangka, dibalik gemerlapnya bintang, Brigjen SPK, demikian dia disapa, sudah bulat untuk mengundurkan diri dari institusi yang membesarkannya.
Dia memilih jalan terjal, maju dalam kontestasi Pilkada Gubernur NTT Periode 2024-2029. Sejauh ini, timnya sudah mendaftarkan dia bersama calon wakilnya, Adrianus Garu, ke sejumlah partai politik yakni Partai Gerindra, PSI, Partai Perindo, Partai PKS dan sejumlah partai lainnya.
“Mohon restu rakyat NTT, beta maju.” Demikian kalimat yang didesain dalam sebuah foto, yang dishare olehnya. Jumat siang tadi, beberapa saat seusai momentum Acara Laporan Korps Kenaikan Pangkat Perwira Tinggi Tentara Nasional Indonesia yang berlangsung di Aula Gatot Soebroto, Denma Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur.
Keyakinannya untuk maju dalam Pilkada sudah bulat. Dalam sejumlah diskusi dengan para tokoh maupun awak media, SPK menyatakan keseriusannya. Dia sadar bahwa pasti banyak yang kecewa karena kariernya yang sedang bersinar di TNI. Di usia yang terlampau muda, 49 tahun sudah berpangkat jenderal bintang satu.
Dididik di SMA Taruna Nusantara, sebuah sekolah menengah yang sangat bergengsi di tanah air karena mendidik anak-anak yang tingkat kecerdasannya diatas rata-rata serta memiliki karakter kepemimpinan, membuatnya bulat hati dalam mengambil keputusan. Alumni AKMIL 1996 ini memberi statemen menarik.
“Saya mundur untuk menciptakan bintang-bintang baru dari NTT,”tegasnya. Kalimat ini pun sudah beredar luas, dan dilansir berbagai media daring. Bahwa Brigjen SPK tetap pada keputusannya, bertarung di arena Pilkada Gubernur NTT sebagai calon gubernur.
Sontak sikap ini memantik reaksi dari berbagai kalangan. Anwar Pua Geno, seorang politisi senior NTT (Ketua DPRD NTT periode 2014-2019), menyatakan salut dan bangga atas keputusan Kamlasi tersebut.
Baginya, keputusan ini tentu tidak mudah, apalagi Kamlasi masih memiliki waktu yang cukup panjang untuk berkarier di TNI. Dia masih bisa meraih dua hingga tiga bintang. Tentu menggiurkan.
“Beliau mengambil sebuah langkah berani, melalui jalan terjal untuk NTT yang dia cintai. Padahal waktu pensiunnya masih lama, namun karena demi NTT dia rela mundur, dan ini bukan perkara mudah bagi seorang jenderal,”ujar Anwar. Hingga di titik ini siapapun tentu harus menghormatinya. Karena seorang SPK pasti sudah menimbangnya secara baik sebelum mengambil keputusan.
Jenderal SPK, nalurinya sudah diasah sewaktu masih di bangku pendidikan, merasakan panggilan pertiwi. Dia tau waktu mana yang pas untuk terjun ke medan tempur. Dia sadar benar, selama waktu pengabdiannya, magazine ‘sosial’ punyanya sudah dia isi dengan peluru ‘kebaikan’. Dia tidak takut ketika di medan. Aksi sosialnya dimana-mana meninggalkan jejak kaki yang selalu diingat.
Selamat untuk pilihannya SPK, kami mendukungmu. Ikutilah jejak para seniormu, yang pernah membawa NTT mencapai masa keemasannya. Benar, mereka para tokoh hebat berlatar belakang militer.
Ada Mayor Jenderal TNI Anumerta Elias Tari, yang menjabat sebagai Gubernur NTT sejak 12 Juli 1966 sampai wafat pada 29 April 1978. Juga Ben Mboi. Sosok kalam yang dikenal sebagai dokter juga berlatar TNI dan berpangkat Brigjen. Dan berikutnya, Mayjen TNI Herman Musakabe.
Ikutilah kata hatimu, jangan kata orang lain. Kalau hari ini bumi pertiwi memanggilmu, ikutilah. Tentu engkau sendiri yang mendengar dan merasakannya. Selamat berjuang jenderal. (Stenly Boymau)