Oleh : Max Umbu
KREATIVITAS seperti ini juga sering saya lihat dan amati khususnya di negara-negara Eropa Timur.., terutama pasca proyek reformasi- revolusiSoviet Gorbachev yang melahirkan glassnot and perestroika…
Mencair dan mendinginnya perseteruan antara Amerika Serikat yang menandai berakhirnya Perang Dingin… khususnya antara Amerika Serikat dan Uni Soviet saat itu telah merubah banyak alat-alat militer yang dikonversikan menjadi alat-alat pertanian atau kendaraan umum…,
Pemandangan seperti itu lumrah kita saksikan di negara-negara Eropa Timur sementara di blok barat…, sama sekali Saya tidak menemukan fenomena seperti itu.
Pertama kali fenomena seperti ini saya temukan di Polandia namun kemudian ternyata juga di berbagai negara pecahan Uni Soviet seperti di Ukraina…., tank atau Panser Rusoa setelah dikonversi menjadi kendaraan alat pertanian ataupun alat tambang… seperti halnya beberapa pemuda di Ukraina yang memanfaatkan Panser yang telah dikonversi menjadi kendaraan untuk melintasi vegetasi berlumpur untuk menambang Amber. Produk resin yang biasanya ada di daerah berawa yang merupakan produk ribuan tahun yang lalu dan berharga sangat mahal.
Kunjungan virtual saya pada hampir 100 negara selama periode Pandemi Covid-19 kalini, mencoba menyisir fenomena wilayah pedesaan – perkotaan di berbagai negara, di 5 benua sambil tetap mengawasi & mengikuti perkembangan terkini tekonologi eksplorasi & eksploitsi ruangangkasa, yang menandai batas antara masa lalu dan masa depan.
Apa lapangan seperti ini sekaligus mengkonfirmasi tentang totalitas Blok Timur khususnya Rusia dan kawan-kawan untuk benar-benar mengakhiri perang dingin secara nyata tetapi di sisi lain juga membiarkan rakyatnya untuk mengambil peluang kreativitas dan keuntungan untuk tidak menyia-nyiakan potensi yang masih tersisa dari puing-puing panasnya perseteruan antara Blok Timur dan blok barat di masa lalu, bagi saya ini merupakan tanda bahwa Blok Timur pangkas uring-uringan jika mereka selalu saja dihantui oleh garang dan Celakanya blok barat yang selalu ingin melengkapitalisasi setiap jengkal wilayah X Blok Timur yang berujung pada kemarahan Putin, yang merasa negaranya selalu diintimidasi oleh kehadiran fisik pasukan maupun alat-alat militer canggih blok barat, tepat di serambi negeri itu.
Daripada menghabiskan energi bahan bakar minyak hanya untuk melakukan pemanasan mesin-mesin perang buang setiap hari ada baiknya mesin-mesin orang tua seperti itu diserahkan kepada masyarakat luas untuk diberdayakan khususnya di bidang pertanian.
Ukraina adalah salah satu negara lumbung pangan atau kantong roti bukan saja bagi Eropa tetapi juga bagi Timur Tengah dan Afrika yang telah memanfaatkan dan memberikan hasil nyata dan kemudian menciptakan Negara itu menjadi negara yang sangat menentukan panas dinginnya politik pangan global.
Logis apabila biaya produksi hasil pertanian di negeri Blok Timur jauh lebih murah dan produktif Untuk memanfaatkan geografi yang rumit untuk mengelola lahan skala besar dengan hasil melimpah. Maka jadilah Ukraina dan beberapa negara pecahan Uni Soviet termasuk Rusia menjadi bukan hanya sebagai negara penghasil bahan bakar minyak dan gas tetapi juga menjadi lumbung pangan dunia.
Angkat saya sedikit merenung Bagaimana dengan istriku Indonesia..?, Di kemanakan atau di bagaimanakan kerendahan-kendaraan atau alat-alat militer tua itu…, Mengapa tidak ada semacam nota kesapahaman antara Departemen terkait untuk memfungsikan itu menjadi alat pertanian dan peternakan misalnya…, paling tidak untuk meningkatkan ketahanan pangan Indonesia… toh Dari hasil pangan alat-alat atau kendaraan Militer 2 atas tersebut masih bisa difungsikan dan dioperasionalkan secara produktif dengan hasil seperti – bio methanol dari baku produk pangan…..
Setahu saya khususnya akan terangkan dalam militer pasca perang di Indonesia dibiarkan mangkrak…, itu banyak kita saksikan khususnya di kawasan Indonesia Timur… padahalnya logam atau besi dengan kualitas tinggi seperti baja itu memiliki nilai ekonomi ( praltis), dan bukan hanya menunggu agar itu dapat dikonversi menjadi nilai sejarah semata (. Menjadi kawasan wisata sejarah), kalau secara ekonomis hasilnya tidak akan seberapa jika dibandingkan dengan konversi alat tersebut untuk kebutuhan industri pertanian peternakan ataupun konstruksi jalan dan bangunan misalnya… ini memang perlu undang-undang !
Terlebih di saat sekarang ini ketika dunia sedang diancam oleh mahal dan langkanya pangan dan bahan bakar minyak serta ancaman global warming ( climate chsnge). Akan semakin sedikit alternatif pilihan bagi banyak negara untuk mengelola sumber daya alam dengan cara yang jauh lebih murah dan efektif.
Saya pikir ini sangat penting untuk sekaligus menjawab harapan Presiden Joko Widodo agar Indonesia sesegera mungkin menanam tanaman-tanaman berumur pendek untuk merespon ancaman kelangkaan pangan dunia.
Sebab di masa lalu kita sudah punya pengalaman yang cukup panjang tentang bagaimana mengintegrasikan fungsi sosial politik ABRI dengan pembangunan… seperti AMD ( ABRI MASUK DESA).
Dalam tour virtual saya juga sempat singgah ke Korea Utara…, untuk melihat bagaimana mereka mengkonversi Atau paling tidak tetap memanfaatkan mesin-mesin orang tua untuk menjadi mesin-mesin pertanian… walaupun masih ada cukup banyak mesin-mesin perang peninggalan Amerika Serikat yang sempat mereka museumkan hanya dengan tujuan untuk menulis ulang secara Versi mereka… di negeri komunis ini kita masih banyak melihat tentang kendaraan X perang dingin beroperasi di jalanan dan pertanian atau bahkan perkembangan seperti pertambangan batubara yang merupakan andalan Korea Utara untuk diekspor ke Cina.
Di Afrika saya saksikan Bagaimana kendaraan X perang seperti peninggalan Jerman Italia Amerika dan bahkan Rusia masih dioperasikan untuk kepentingan umum…, terlihat jelas memang dari segi teknis dan konstruksi alat-alat ekstra tersebut memang didesain secara mantap, kokoh , dari besi atau bajak kelas 1.
(Bersambung)