MEDIATORKUPANG.COM, KALABAHI–Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat menyampaikan isi hatinya di depan Bupati Alor Amon Djobo, Wakil Bupati Imran Duru, Ketua DPRD Alor, Eny Anggrek dan Forkopimda serta ratusan pegawai dan warga di Kalabahi, Alor, untuk mendukungnya dalam doa.
Dia punya niat, agar sebelum Presiden RI Joko Widodo mengakhiri masa jabatan maka, setidaknya mantan Gubernur DKI Jakarta itu berkunjung lagi ke NTT. Dan, kabupaten berikutnya yang dikunjungi adalah Kabupaten Alor, nusa yang kaya raya akan potensi alam laut maupun pertanian seperti Valini, kenari dan aneka potensi pertanian lainnya. Belum lagi ikan-ikannya yang segar dan ‘cuma sekali mati’.
“Mudah-mudahan sebelum pak Presiden selesai masa jabatan, saya usahakan untuk bapak Presiden bisa datang ke Alor, nanti saya sampaikan kalau orang Alor protes karena semua Kabupaten sudah didatangi bapak Presiden, Alor saja yang belum. Saya akan promosikan Alor yang penuh toleransi, apalagi jika disiapkan lahan vanili 200 hektar sehingga Alor bisa saya promosikan sebagai salah satu daerah penyumbang vanili terbesar untuk dunia.Terus berdoa terhadap segala yang kita kerjakan, dan biarlah Nama Tuhan dipermuliakan,”tegas Viktor, politisi nasional yang bertumbuh di Kelurahan Oepura, Kecamatan Maulafa Kota Kupang itu.
Masih menurut pendiri Partai Nasdem itu, 2 Juni kemarin Presiden Jokowi baru pulang dari Ende, menjadi inspektur upacara perayaan hari lahir Pancasila.
“Dua presiden hadir di Ende. Bung karno orang yang sangat luar biasa, founding father bangsa ini, penggali nilai-nilai Pancasila. Lalu Pak Joko Widodo. Pesannya, kita harus bangga bahwa nilai-nilai keragaman, karakter-karakter keragaman itu muncul dari NTT. Karena itu keragaman itu jangan hilang dari rumah-rumah sekolah,”tegas Viktor.
Ikut hadir saat itu Asisten III Setda NTT, Semuel Halundaka, Staf Khusus Gubernur Bidang Ekonomi, Prof Daniel Kameo, serta para kepala dinas seperti Kadis PU, Maxi Nenabu, Kadis Pariwisara, Zet Soni Libing, Kepala Badan Aset, Alexon Lumba, Kepala Biro Umum Setda NTT, George Hadjoh, Kepala Biro AP, Prisscila Pareira, juga Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho dan beberapa pejabat lainnya. (BOY)