Dirut Alex: Terimakasih Sudah Bermitra
COLOL, MEDIATORSTAR.com – _Empat tahun sudah, 450 kk di Desa Colol Kecamatan Poco Ranaka Timur Kabupaten Manggarai Timur, terbebas dari sistem ijon yang diterapkan oleh sejumlah tengkulak.
Bagaimana tidak, bertahun-tahun sebelumnya, kopi mereka dijual dengan harga murah ke tengkulak. Namun sejak Bank NTT melakukan intervensi ke Colol srjak 2018, maka sejak saat itu juga mereka terbebas dari tengkulak.
Fakta ini terungkap saat MediatorStar.com mewawancarai Kepala Desa Colol, Valentinus Tombor, Minggu (24/5) pagi kemarin di Colol dalam momentum kunjungan kerja Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, bersama sejumlah pejabat Pemprov dan Dirut Bank NTT Harry Alex Riwu Kaho, Dirpem Kredit, Paulus Steven Messakh. Saat itu gubernur menyaksikan festival kopi.
Sejumlah milenial yang tergabung dalam kelompok tani Lendo Nai, memperagakan cara memanen kopi serta memprosesnya hingga disajikan di atas meja. Tak hanya itu, lokasi agrowisata lembah Colol, ternyata menyimpan sejumlah potensi wisata berkelas internasional.
“Semua warga disini, hampir 90 persen adalah pemilik lahan dan petani kopi. Jumlahnya sekitar 430 kk dan dengan luas wilayah 700 hektar, kami bersyukur karena sejak tahun 2018, ketika Bank NTT hadir disini, banyak membantu,”tegas Valentinus Tombor memulai diskusi.
Rupanya, puluhan tahun sejak kopi mereka menjadi komoditi premium yang diantarpulaukan ke berbagai negara, mereka dicengkeram oleh rentenir dengan sistem ijon.
“Kami disini beberapa kali mengalami krisis uang, yakni ketika panen buruk dan anak mau sekolah. Inilah yang membuat kami lari ke tengkulak. Namun sekarang kondisinya sudah jauh berubah,”tambahnya lagi.
Sekarang warga Colok bisa menikmati hasil panen seutuhnya, karena sudah tidak ada lagi tengkulak. “Syukur karena sekarang sudah tidak ada lagi tengkulak drngan sistem ijon disini, terimakasih Bank NTT,”tutupnya.
Direktur Utama Bank NTT, Harry Alex Riwu Kaho, di lokasi agrowisata kopi, Colol, berterimakasih kepada warga setempat yang sudah memilih Bank NTT sebagai mitra mereka beberapa tahun terakhir. Ini adalah salah satu bukti kemandirian ekonomi dari masyarakat dan ini juga sebuah kebanggaan bagi Bank NTT karena menurut Alex, fakta ini adalah isyarat mulai munculnya ekosistem baru, yang profesional, tentang kemandirian ekonomi masyarakat menuju NTT Bangkit NTT sejahtera yang didengungkan oleh pemerintah saat ini.
“Bank NTT sebagai pelopor penggerak ekonomi kerakyatan, memiliki kewajiban untuk memfasilitasi pertumbuhan ekonomi masyarakat berbasis potensi. Dan ini akan terus kami gaungkan,”tegasnya.
Bank NTT menurut Alex, sudah memetakan potensi unggulan masyarakat untuk dibantu sehingga mereka bisa menikmati apa yang sudah seharusnya dinikmati.
Pimpinan Cabang Bank NTT Manggarai Timur, Nurcholis, merincikan bahwa nilai kredit yang diberikan kepada warga bervariasi jumlahnya. Sejauh ini tidak ada kendala dalam kemitraan bersama warga. Ada 40 orang lebih petani kopi yang dibantu dengan total nilai kredit bervariasi, yakni Rp 40 juta ke atas. (boy)