Salatiga (MEDIATOR)–Puluhan stan dari setiap program studi (prodi) di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) nampak berjajar rapi dalam acara Gelar Inovasi Harmoni Nusantara (GIHN) 2024 baru-baru ini. Ratusan produk inovasi karya mahasiswa dan dosen dipamerkan dalam acara gelaran yang dilaksanakan selama tiga hari tersebut.
Uniknya, para pengunjung disuguhkan dengan beragam produk inovasi yang kreatif dan inovatif dari berbagai bidang ilmu, diantaranya ratusan media pembelajaran berupa game, produk olahan makanan, serta berbagai produk tugas akhir.
Tampak di salah satu sudut pameran, stan milik Fakultas Teknik dan Elektronika (FTEK) menarik perhatian pengunjung dengan produknya yang berbasis pemanfaatan energi surya untuk pengisi daya motor listrik. Produk yang dikenal dengan sebutan “Ecoride Sunstation” ini dirancang dengan konsep portable charging station untuk kendaraan khususnya motor listrik menggunakan off-grid solar system.
Produk inovasi tersebut dirancang oleh dua mahasiswa Prodi Teknik Elektro Dimas Lutfi Somadul Irham dan Matthew Santya Bhakti beserta tiga dosen pembimbing yakni Ir. Lukas Bambang, S., M.Sc., Maria Enggar Santika, S. T., M.T., dan Demas Sabatino, S. T., M.T.
“Inovasi ini memberikan wawasan kepada masyarakat untuk memanfaatkan energi alam yang dikonversi menjadi pembangkit listrik. Hal ini dapat mengurangi penggunaan fosil yang semakin langka,” ungkap Matthew saat disinggung mengenai latar belakang pembuatan produk.
Ia juga menerangkan proses mengubah sinar matahari menjadi energi listrik menggunakan panel surya membutuhkan waktu sedikitnya 5 jam yakni pada pukul 10.00 WIB – 15.00 WIB. Selanjutnya, listrik tersebut dapat digunakan untuk charging motor listrik dengan fast charger (mengisi daya jauh lebih cepat).
Sementara itu, Dimas Lutfi menjelaskan keunggulan produk ini adalah sebagai alternatif energi listrik bagi daerah terpencil, mendorong masyarakat transisi ke transportasi ramah lingkungan, dan mendapatkan energi listrik ramah lingkungan serta berkelanjutan. Di samping itu, produk ini juga menjadi juara 1 pada kategori lomba inovasi dalam gelaran GIHN kemarin.
Media Pembelajaran Bagi Tunanetra
Di sisi lain, terdapat produk inovasi yang tak kalah memikat yakni “proWarNaTra: Prototype Alat Bantu Pengenalan Ragam Warna untuk Siswa Tunanetra dalam Pembelajaran Fisika” di stan Fakultas Sains dan Matematika (FSM). Produk yang dibuat oleh mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika Fredriko Alberto Noya beserta dosen pembimbing Dr. Wahyu Hari Kristiyanto, S.Pd., M.Pd., dan Dr. Made Rai Suci Shanti Nurani Ayub, S.Si., M.P., ini berbasis media pembelajaran bagi peserta didik tunanetra.
Fredriko Alberto mengungkapkan produk ini merupakan sebuah perangkat yang dirancang khusus untuk membantu siswa tunanetra dalam memahami konsep-konsep warna yang berkaitan dengan pembelajaran fisika.
Mahasiswa yang berasal dari Kalimantan Tengah ini mengungkapkan alat proWarNaTra dilengkapi dengan sensor warna yang dapat mendeteksi warna dari benda yang berada di sekitar siswa. Kemudian, dikonversi ke dalam output suara dalam bentuk pelafalan warna. Alat ini masih berfokus dalam mengenali 3 warna primer yakni merah, hijau, dan biru.
“Melalui alat ini siswa tunanetra lebih mudah memahami konsep warna dan penerapannya dalam konteks fisika melalui sensorik auditori siswa,” jelasnya.
Lebih jauh disampaikannya, adapun langkah-langkah penggunaan alat proWarNaTra ini yakni meletakan benda yang akan diidentifikasi di dekat sensor, selanjutnya sensor warna akan mendeteksi warna benda, kemudian lampu LED akan menyala dan speaker akan mengeluarkan suara sesuai warna yang diidentifikasi. (RLS/HUMAS- UKSW/BOY)