Terapkan Inovasi Pasca Panen, Tim UKSW Dampingi Petani Kopi Arabica di Lereng Merbabu

INFO UKSW241 Dilihat

Salatiga (MEDIATOR)__Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), melaksanakan pendampingan dengan tema “Inovasi Pasca Panen dan Pemasaran Kopi Arabica Dusun Tertinggi di Lereng Merbabu dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Petani.” Program yang ditujukan untuk Kelompok Tani Wonokaryo dan Koperasi Pemasaran Agribisnis Rahayu Ngudi Makmur ini berlangsung sejak Juni hingga Desember 2024 mendatang di Dusun Ngaduman, Desa Tajuk, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

Tim PkM UKSW di Ngaduman terdiri dari Dr. Evi Maria., M.Acc., Ak., CA, Ir. Djoko Murdono, M.S, dan Martin Setyawan, ST., M.Cs., serta mendapatkan pembiayaan melalui Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat di Tahun Anggaran 2024 dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Republik Indonesia. Tidak hanya melibatkan dosen, PkM yang bertujuan untuk mengimplementasikan inovasi dalam proses pasca panen dan strategi pemasaran kopi arabica ini juga melibatkan mahasiswa Program Studi (Prodi) Sistem Informasi Akuntansi, Prodi Sistem Informasi, Prodi Agroteknologi, dan Prodi Desain Komunikasi Visual UKSW dengan skema Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Ditemui Rabu (8/8/2024), ketua tim PkM UKSW di Ngaduman, Dr. Evi Maria menyampaikan, pembinaan petani kopi dan koperasi sudah dilakukan, namun belum optimal karena adanya keterbatasan dalam hal pengetahuan untuk mengelola bisnis kopi dan infrastruktur untuk pengolahan kopi. Kondisi ini mendorong urgensi program pelatihan dan pendampingan terhadap mitra dengan harapan petani dan koperasi dapat melakukan pengolahan pasca panen dan mengelola bisnis kopi dalam bingkai kewirausahaan sosial, agar dapat berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani.

Baca Juga  Kolaborasi Hebat UKSW dan UNPAR, Kerja Sama Tridharma Demi Bangun Indonesia

Sepanjang program ini, petani kopi dan pengurus koperasi, Dusun Ngaduman diberikan pelatihan pengelolaan pasca panen kopi serta dilatih dan didampingi untuk mengelola usaha kopi mulai dari perencanaan bisnis, perijinan, pemasaran, skema bagi hasil, strategi pengembangan usaha, sampai dengan pengelolaan keuangan.

Evi menambahkan, pihaknya juga sudah mendampingi koperasi dalam proses branding kopi Dusun Ngaduman, dengan merk “Damalung” yang saat ini dalam proses pendaftaran merk dan perizinan usahanya.

Antusias ikuti pelatihan

Sebagai bagian dari kegiatan pendampingan, pada Sabtu (3/8/2024) telah diadakan penyuluhan tentang metode pengeringan biji kopi di Kedai Kopi Damalung, Dusun Ngaduman. Para peserta yang terdiri dari 20 petani kopi dan 4 pengurus koperasi sangat antusias mengikuti penyuluhan ini.

Dr. Evi Maria dalam sambutannya menekankan pentingnya inovasi dalam proses pasca panen dan pemasaran untuk meningkatkan daya saing kopi arabica di pasar.

Baca Juga  Dibuka Rektor Intiyas, Lima Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta Ikuti POM UKSW 2024
Kegiatan pendampingan Tim PkM UKSW kepada petani kopi arabica yang ada di Dusun Ngaduman, Desa Tajuk, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang..
FOTO: Humas UKSW

“Pendampingan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas produksi kopi, tetapi juga untuk memperluas jangkauan pemasaran produk kopi arabica dari Dusun Ngaduman dengan merk ‘Damalung’. Kami berharap para petani dapat mengolah dan memasarkan kopi mereka dengan lebih baik, sehingga kesejahteraan petani dapat ditingkatkan,” ujar Evi.

Hadir sebagai narasumber utama dalam kegiatan ini adalah Ir. Djoko Murdono, M.S., dari Fakultas Pertanian dan Bisnis (FPB) UKSW, seorang dosen yang telah berpengalaman dalam pengolahan pasca-panen kopi yang membagikan pengetahuan tentang berbagai metode pengeringan biji kopi, baik alami maupun mekanis, untuk meningkatkan kualitas biji kopi. Ir. Djoko Murdono menambahkan bahwa selain penyuluhan, tim juga akan memberikan pelatihan langsung di lapangan serta mendampingi para petani dalam penerapan teknologi pengeringan dan strategi pemasaran yang telah dipelajari.

“Kami ingin memastikan bahwa para petani dapat mengaplikasikan pengetahuan yang mereka peroleh secara praktis dan mendapatkan hasil yang optimal, baik dari segi kualitas produksi maupun penjualan,” tandas Ir. Djoko Murdono.

Sementara itu, Martin Setyawan, M.Cs., anggota tim yang lain, juga menekankan pentingnya kolaborasi antara petani, koperasi, dan tim pendamping. “Kolaborasi yang baik akan mempermudah proses inovasi dan implementasi teknologi baru, serta membuka peluang bagi pemasaran kopi yang lebih luas. Merk ‘Damalung’ diharapkan dapat dikenal luas dan menarik minat konsumen,” paparnya.

Baca Juga  Tiga Kampus Besar Yogyakarta Dikunjungi Rektor UKSW, Siap Kolaborasi Sukseskan GIHN yang akan Dihadiri Jokowi

Sangat terbantu

Para petani yang mengikuti penyuluhan ini mengaku sangat terbantu dengan adanya pendampingan dari Tim PkM UKSW. Mereka berharap dengan pengetahuan baru yang mereka peroleh, kualitas dan penjualan Kopi Arabica yang dihasilkan dapat meningkat dan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian petani kopi di Dusun Ngaduman.

Kepala Dusun Ngaduman, Suyadi menyampaikan apresiasinya terhadap program ini. “Kami sangat berterima kasih kepada Tim PkM UKSW dan Kemendikbud Ristek atas dukungannya. Kami berharap pendampingan ini dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat yang besar bagi para petani kopi di Dusun Ngaduman,” tegas Kepala Dusun Ngaduman.

Dengan adanya program pendampingan ini, diharapkan petani Kopi Arabica di Dusun Ngaduman dapat mengatasi berbagai tantangan dalam proses pasca panen dan pemasaran, serta mampu meningkatkan kesejahteraan mereka melalui inovasi dan peningkatan kualitas serta jangkauan pasar produk kopi petani kopi di Ngaduman. (RLS/HUMAS-UKSW/BOY)

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *