Tawa Sumringah Gubernur di Ajaobaki, Juara I Festival Desa Binaan Bank NTT

Ekonomi200 Dilihat

JUMAT (21/1/2022) siang, sekira pukul 15.00 WITA, iring-iringan puluhan kendaraan ber-CC besar, mampir di Desa Ajaobaki, tepatnya sebuah bangunan semi permanen yang di dalamnya berjejer rapi puluhan jenis produk lokal. Irama musik mendayu-dayu dari seperangkat alat musik tradisional yang dimainkan sekumpulan tetua adat, seolah membuat kami lupa terhadap hawa dingin yang dibawa angin petang itu.

Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat bersama rombongan, disambut tarian dan sapaan adat para tokoh, tepat di bangunan yang merupakan sentra produksi aneka produk lokal hasil produksi ibu-ibu yang bernaung dalam Kelompok UP2K Wanita Tani SUKAMAJU Desa Ajaobaki Kecamatan Mollo Utara Kabupaten TTS.

Ternyata kelompok inilah yang meraih predikat sebagai juara 1 pada ajang Festival Desa Binaan Bank NTT tahun 2021. Mau tau apa-apa saja yang mereka hasilkan? Membanggakan memang, karena para ibu disana menjadikan aneka hasil pertanian sebagai bahan dasar dalam produk-produknya. Seperti stik dari ubi jalar ungu, ubi jalar kuning, ada juga stik dari kentang, stik labu kuning, dan stik wortel. Aneka kacang-kacangan serta jagung pun bisa diolah jadi stik.

Baca Juga  Visi Besar David Ongko Saputra, Mulai Pendataan Anggota  Hingga Kerjasama Pemerintah-Perbankan

Tak hanya itu, mereka pun memiliki keripik yang gurih. Ada keripik pisang aneka rasa, keripik singkong, keripik kentang, keripik ubi jalar kuning, keripik ubi jalar ungu, keripik ubi talas, rambut ubi jalar, jagung goreng, jagung bunga, kacang goreng, kacang telur. Selain itu, mereka pun mengoleksi produk unggulan lain seperti brownies singkong, brownies wortel, luat, kopi jahe, madu, instan kunyit, instan jahe, instan temulawak, anggur pisang, anggur jahe, kain tenun motif, serta souvenir.

Dalam kunjungannya, Gubernur VBL diundang ke dalam guna melihat dari dekat aneka produk olahan kelompok yang sukses dibina Bank NTT itu. Tanpa canggung, Gubernur membuka bungkusan kacang goreng dan produk lainnya. Mencicipinya, satu demi satu butir. Sambil tersenyum, dia berdiskusi. Menanyakan darimana sumberdaya pekerjanya, siapa saja mereka dan dari mana mereka mendatangkan bahan baku produk tersebut.

Dijawab mereka, seluruh pekerjanya adalah kaum perempuan asal Ajaobaki, serta bahan bakunya adalah hasil pertanian masyarakat setempat. Dahulu, mereka membuat aneka penganan hanya demi mengantisipasi over produksi dari pertanian disana, namun kini tidak lagi karena meningkatnya permintaan dari luar sehingga mereka membutuhkan pasokan bahan mentah yang banyak.

Baca Juga  Bupati TTU Panen Hortikultura Urban Farming, Bank NTT Siap Garap Lahan Pemda yang Kosong

Beberapa saat meninjau aneka produk pangan lokal hasil olahan warga, Gubernur VBL pun keluar sembari tersenyum. Dia nampak bangga dengan loncatan besar yang diinisiasi kepala desa dan didukung kaum perempuan disana.

Kepada Mediatorstar.com, VBL menegaskan “Kalau bisa (dalam pelaksanaan Festival Desa Binaan Bank NTT), standarnya seperti ini (Kelompok Wanita Tani Sukamaju Ajaobaki). Nanti dibangun lagi homestay agar siapa saja yang ke sini, bisa nginap,”tegas VBL. Rumah penduduk yang disulap menjadi homestay menurutnya penting, untuk menyokong Fatumnasi sebagai pusat wisata berkelas, apalagi beberapa saat yang lalu, Fatumnasi meraih juara I API Award 2021 kategori surga tersembunyi terbaik dengan raihan skor 59,82%.

“Jadi kalau Ajaobaki dilengkapi homestay, maka dia akan menjadi penyokong bagi destinasi di sekitarnya,”tegas VBL lagi.

Pernyataan VBL ada benarnya. Ajaobaki memiliki banyak keunggulan dibanding desa binaan lainnya dalam ajang yang hadir dalam kepemimpinan Harry Alexander Riwu Kaho sebagai Direktur Utama Bank NTT. Terobosan-terobosan inilah yang menjembatani kerinduan masyarakat tentang kemapanan dalam mengelola serta memberdayakan potensi yang dimilikinya. Baik itu di sektor pertanian, perikanan, serta pariwisata dan sebagainya.

Baca Juga  Rp 1,150 M dari Penghasilan Pengurus dan Karyawan Bank NTT untuk 2.400 Anak Sunting di NTT

Menjawab kerinduan Gubernur VBL, kepada media ini, Dirut Alex menegaskan bahwa tahun ini mereka akan mendesainnya menjadi lebih special, karena dipadukan dengan festival pendapatan asli daerah (PAD) setiap desa.

“Jadi, tahun ini segera kita luncurkan, dan jika sebelumnya satu desa mewakili satu kabupaten maka akan ada lima desa yang harus disiapkan untuk festival. Silahkan pihak Cabang (kantor cabang Bank NTT) mempersiapkan kelima desa ini dan didaftarkan, kemudian akan ada tim yang menyeleksinya,”tegas Alex.

Untuk diketahui, tahun lalu ajang ini diikuti 23 desa dan ketujuh orang juri, memutuskan tiga desa sebagai yang terbaik. Yakni Desa Ajaobaki di TTS sebai juara I, disusul Bumdes 7 Maret Desa Hadakewa Kecamatan Lebatukan-Lembata sebagai juara II, dan terakhir, Desa Detusoko Barat Kecamatan Detusoko Kabupaten Ende sebagai juara III. Sementara Desa Prai Ijing Sumba  Barat meraih predikat sebagai destinasi favorit. (stenly boymau)

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *