Salatiga (MEDIATOR)–Suasana penuh keseruan menyelimuti area Student Center Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) saat mahasiswa Program Studi Destinasi Pariwisata (Prodi Despar) Fakultas Interdisiplin (FID) menggelar Festival Permainan Tradisional Ayo Dolanan, Selasa (29/10/2024). Berlangsung sejak pagi hingga sore, acara ini menghadirkan keceriaan dan nuansa nostalgia dengan ditampilkannya permainan tradisional Jawa serta hidangan khas daerah yang menggugah selera.
Terbuka untuk umum, acara ini dihadiri oleh puluhan pengunjung dari kalangan mahasiswa UKSW, masyarakat umum, para pelajar di Salatiga termasuk anak-anak Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Dengan antusiasme yang tinggi, setiap pengunjung berkesempatan mencoba berbagai permainan tradisional seperti egrang bambu, egrang batok kelapa, congklak, bekel, tulup bambu, hingga gasing.
Setiap sudut Student Center diisi dengan tawa dan sorakan menyemangati pengunjung yang lain kala mereka mencoba memainkan setiap jenis permainan yang kini semakin jarang ditemui. Di antara para pemain, beberapa orang tua juga tampak bersemangat mengenalkan permainan tradisional kepada anak-anak mereka, ditambah dengan selingan sesi menari bersama dalam iringan lagu “Cublak-Cublak Suweng” yang menambah nuansa kebersamaan.
Tidak hanya menawarkan permainan tradisional, acara ini juga menyuguhkan beragam hidangan khas Jawa yang dapat dinikmati secara gratis. Belasan jenis suguhan disajikan seperti kue lapis, klepon, lemper, putu ayu, lepet jagung, serabi solo, hingga kue awug-awug. Setiap makanan tradisional ini memberikan pengalaman tersendiri bagi banyak pengunjung muda dan mereka yang berasal dari luar tanah Jawa untuk merasakan cita rasa otentik khas Jawa.
Lestarikan budaya
Dosen pendamping dari Prodi Despar, Dr. Lasti Nur Satiani, S.S., M.Pd., menjelaskan bahwa acara ini merupakan proyek dari tugas mata kuliah Pengembangan Produk Destinasi Pariwisata. Dengan diadakannya Festival Permainan Tradisional Ayo Dolanan, para mahasiswa diberi ruang untuk mengimplementasikan ilmu yang didapat selama pembelajaran di kelas.
Selain itu, Dr. Lasti juga menjelaskan bahwa acara ini sekaligus menjadi respon terhadap kekhawatiran akan generasi muda yang kurang mengenal permainan tradisional. Terlaksananya Festival Permainan Tradisional Ayo Dolanan maka tidak hanya membekali mahasiswa Prodi Despar dengan pengalaman praktik dalam mengelola acara, namun juga berperan aktif untuk melestarikan budaya Indonesia.
“Kami mau mengingat kembali pengalaman bermain di masa lalu, sekaligus memperkenalkan permainan-permainan tradisional ini kepada mereka yang belum berkesempatan mencobanya,” ucap Dr. Lasti. Ia turut menambahkan bahwa kedepannya, acara serupa akan kembali diadakan di Desa Wisata Tingkir Lor untuk semakin mendukung komitmen pelestarian kekhasan budaya Indonesia di ranah yang lebih luas.
Salah satu pengunjung sekaligus pendamping dari Paud Anugerah GKJ Salatiga, Evi Yuni Anastasia, mengungkapkan kegembiraannya. Acara ini ia nilai sangat berharga sebagai momentum untuk memperkenalkan budaya lokal dalam perkembangan teknologi yang pesat.
“Biasanya anak-anak lebih lekat dengan permainan di gadget. Namun kali ini mereka bisa merasakan permainan tradisional bahkan antusias dari anak-anak sangat bagus,” pungkasnya.
Lusviani Imitatia Christa Kristantyo, mahasiswa Prodi Perpustakaan dan Sains Informasi Fakultas Teknologi Informasi UKSW, juga merasa bahagia dengan adanya acara ini. “Seru banget, setelah sekian lama baru kali ini bisa memainkan kembali permainan tradisional. Semoga acara seperti ini bisa diadakan kembali dengan permainan yang lebih beragam,” ungkapnya yang juga mengaku paling terkesan dengan permainan egrang bambu, permainan tradisional kesukaannya saat kecil.
Festival Permainan Tradisional Ayo Dolanan maka semakin memperkuat komitmen UKSW untuk mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) ke-11 Kota dan Permukiman yang berkelanjutan pada indikator penguatan upaya untuk melindungi dan menjaga warisan budaya dan alam. (RLS/HUMAS-UKSW/BOY)