Kupang (MEDIATOR)–Prof. Dr. Yantus Aristarkus B. Neolaka, S.Pd., M.Si adalah guru besar Undana ke-49 yang dikukuhkan pada Kamis (3/8/2023) kemarin. Siapa sangka, ternyata dalam orasi imiahnya, penyuka otomotif ini membuka misteri kekayaan alam NTT. Di hadapan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, tokoh masyarakat NTT, Esthon Foenay, Rektor Undana, Prof Max Sanam serta puluhan guru besar dan ratusan tamu undangan lainnya, bertempat di Kampus Undana Penfui, Prof Yantus Neolaka berorasi dengan judul “Melangkah Maju: Inovasi Material Cerdas Berbasis Polimer Tercetak Ion dan Zeolit Alam Serta Aplikasinya Pada Ekstraksi Fasa Padat dan Bahan Pengantar Obat”.
“Hasil penelitian ini kami angkat dalam jurnal Reactive and Functional Polymers yang dipublikasikan pada tahun 2020. Jurnal ini masuk sebagai top station paper dan bertahan di peringkat 4 dunia saat ini,” kata Prof. Yantus saat itu.
Dia menambahkan, “Kami mengembangkan material obat yang berbasis bahan nano material. Yang kami gunakan adalah material anorganik. Dengan bahan pengantar obat berbasis zeolit alam yang ada di Ende Flores. Kami mengekstrasi mordenit dari zeolit. Kami telah melakukan uji yang lain dengan 2 material bahan pengantar obat yang kami buat yaitu CU mordenit dan ZN mordenit itu berpotensi digunakan sebagai bahan pengantar obat anti kanker. Ini merupakan penelitian yang didanai oleh Kemenristekdikti pada tahun 2021 dan 2022 dan dipublikasikan pada 2 jurnal internasional yaitu jurnal Molecular Liquid dan Result and Chemistry. Jurnal Molecular Liquid tersebut saat ini menduduki peringkat 12 dunia,”papar Prof Yantus.
Prof Made Bicara Kanker Kulit
Sementara itu Prof. Dr. I Gusti Made Ngurah Budiana, S.Si., M.Si memaparkan orasi ilmiah, Tabir surya : “Organik Sintetik dan Bahan Alam sebagai Pencegah kanker Kulit”.
“Ini merupakan riset saya terkait tabir surya dalam kontribusi bagi kanker kulit yang diakibatkan paparan sinar ultraviolet. Isi orasi ini merupakan penelitian yang dilakukan selama 20 tahun terakhir,” kata Prof. Gusti.
“Dengan pemanfaatan Tabir surya organik saya mencoba mensintesis senyawa tabir surya dengan senyawa kaliksarena. Saya membuat senyawa baru yaitu C-Fenil atena kaliks [4] resorsinaril oktasinamat (CFEKROS), C-Metoksifenil kaliks[4] resorsinaril oktasinamat (CMFKROS), dan C-Hidroksinefil kaliks [4] resorsinaril dodekanasinamat (CHFKRDS). Hasilnya membuktikan ketiga senyawa tersebut memiliki kemampuan untuk menyerap radiasi sinar ultraviolet. Selanjutnya dibuat lotion tabir surya shine 1 (senyawa 1), shine 2 (senyawa 2) dan shine 3 (senyawa 3) dengan uji invivo. Ketiganya sudah dipatenkan dan terbit dalam 3 paten. Saya juga membuat pengembangan tabir surya dengan pemanfaatan 3 bahan alam yaitu tumbuhan faloak, binahong, dan balakacida,”papar Prof. Gusti, seperti dikutip release Biro AP Setda NTT.
Diberitakan sebelumnya, Undana Kupang saat ini sudah memiliki 50 orang guru besar. Hal tersebut ditandai dengan Upacara Pengukuhan dua orang guru besar yang dilaksanakan di Auditorium Kampus Undana, Kamis (03 Agustus 2023). Upacara pengukuhan ini juga dihadiri langsung oleh Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL).
Kedua Guru Besar yang dikukuhkan tersebut yakni Prof. Dr. Yantus Aristarkus B. Neolaka, S.Pd., M.Si
(Bidang Ilmu Kimia Analitik – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) yang juga merupakan Guru Besar ke 49 Undana, dan Prof. Dr. I Gusti Made Ngurah Budiana, S.Si., M.Si (Bidang Ilmu Teknik Kimia Organik – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) yang merupakan Guru Besar ke 50 Undana.
Gubernur VBL dalam sambutannya mengungkapkan apresiasi kepada Universitas Nusa Cendana yang terus melahirkan guru besar sebagai bagian dari perkembangan ilmu pengetahuan dan juga mencetak sumber daya manusia yang berkompeten dan berdaya saing. (RLS/BIRO AP NTT/Meldo Nailopo/KJR)