Fortuna Umbu Laiya
(Ketua Cabang GMKI Kupang Andraviani )
PADA peringatan ulang tahun ke-66 Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), 20 Desember 2024 kemarin, ada refleksi terhadap berbagai tantangan yang dihadapi menjadi sangat penting. Meskipun telah mencapai usia enam dekade, NTT masih dihadapkan pada sejumlah permasalahan signifikan yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakatnya.
NTT menempati posisi sebagai provinsi termiskin keempat secara nasional. Data BPS menunjukkan bahwa pada Maret 2024, angka kemiskinan di NTT mencapai 19,48%, dengan jumlah penduduk miskin sekitar 1,13 juta jiwa.
Prevalensi stunting di NTT juga menjadi perhatian serius, data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, prevalensi stunting di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebesar 37,9%. Angka ini menjadikan NTT sebagai provinsi kedua dengan prevalensi balita stunting tertinggi di Indonesia setelah Provinsi Papua Pegunungan.
Indeks Pembangunan Manusia di NTT berada pada kategori ‘Sedang’. Pada tahun 2023, IPM NTT tercatat sebesar 68,40 meningkat dari 65,90 pada 2022, namun masih di bawah rata-rata nasional.
NTT menghadapi tantangan serius terkait kerusakan lingkungan dan perampasan tanah guna membangun Geotermal di beberapa titik di Flores, penurunan status gunung Mutis menjadi taman nasional dan Aktivitas seperti penebangan hutan secara ilegal, pertambangan tanpa izin, dan alih fungsi lahan telah menyebabkan degradasi lingkungan yang signifikan. Selain itu, konflik agraria akibat perampasan tanah oleh pihak-pihak tertentu telah menambah kompleksitas permasalahan sosial di daerah ini.
Kasus kekerasan terhadap ibu dan anak di NTT menjadi perhatian serius. Data DP3A Provinsi NTT kasus Kekerasan terdata ada sebanyak 227 kasus hingga Agustus 2024. Jumlah kasus pada 2024 diprediksi bisa melebihi tahun sebelumnya.Penegakkan hukum yang tegas adalah upaya menekan peningkatan kasus.
NTT memiliki potensi besar di sektor pertanian, kelautan, dan pariwisata. Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan merupakan yang paling dominan, dengan kontribusi mencapai 30,22% terhadap PDRB provinsi. Selain itu, destinasi wisata seperti Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo telah menarik perhatian wisatawan domestik dan mancanegara.
Refleksi dan Rekomendasi
Meskipun memiliki sumber daya alam dan potensi ekonomi yang melimpah, NTT masih menghadapi tantangan dalam mengoptimalkan sektor-sektor tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah daerah perlu fokus. Membangun dan memperbaiki infrastruktur dasar untuk mendukung aksesibilitas dan konektivitas antar wilayah, meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan untuk meningkatkan IPM dan mengurangi angka stunting, Mengoptimalkan potensi pertanian, kelautan, dan pariwisata melalui program-program yang berkelanjutan dan berbasis komunitas.
Penegakan hukum yang efektif untuk kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Nusa Tenggara Timur (NTT) membutuhkan pendekatan yang holistik, inklusif, dan berbasis keadilan GMKI Kupang sangat serius untuk mengawal isu ini.!
Cita-cita ke Depan untuk NTT
Dalam peringatan 66 tahun Provinsi NTT, refleksi ini menjadi momentum untuk membangun harapan baru. Dengan kerja sama semua pihak dan semangat untuk maju, NTT dapat bangkit menjadi provinsi yang tidak hanya dikenal karena keindahan alam dan budaya, tetapi juga sebagai daerah yang sejahtera, bebas dari kemiskinan, rendah angka stunting, serta memiliki SDM yang unggul.
Mari jadikan usia ke-66 ini sebagai titik balik untuk mempercepat pembangunan dan menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi seluruh masyarakat NTT. (***)