Salatiga (MEDIATOR)– Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) dan segala pesonanya, menambah kemeriahan gelaran Festival dan Pameran Merdeka Belajar 2024, Minggu (26/05/2024). Tiga kelompok etnis dari UKSW menampilkan tarian etnis dan juga kolaborasi menambah semarak acara yang digelar di Taman Aksobya Kawasan Candi Borobudur, Magelang.
Ketiga kelompok etnis tersebut adalah Persekutuan Keluarga Mahasiswa Siswa Toraja Salatiga (PKMST), Kerukunan Masyarakat Moloku Kie Raha di Salatiga (KEMAMORA) dan Himpunan Mahasiswa dan Pelajar Papua Barat (HIMPPAR).
Tampil selama kurang lebih 30 menit, perkumpulan kelompok etnis mahasiswa di UKSW ini menyedot antusiasme pengunjung acara yang terdiri dari siswa SD, SMP, SMA, guru, dan juga masyarakat umum dari beberapa daerah.
“Senang bisa melihat tarian dari luar Jawa, menghibur,” kata Darwanti seorang guru yang datang bersama rekan seprofesi.
Darwanti bersama rekan sejawat juga ikut menari bersama mahasiswa UKSW saat tarian kolaborasi.
Dalam kesempatan tersebut, pesona etnis Indonesia Mini UKSW dibuka dengan penampilan PKMST menyuguhkan tarian Pa’gellu yang menggambarkan perjuangan, semangat hidup dan juga ucapan syukur. Sementara itu, KEMAMORA menampilkan tarian kreasi Wayase dengan iringan musik Yangere.
Lainnya rekan mahasiswa HIMPPAR tampil menarik perhatian pengunjung dengan tarian Yosim Pancar atau biasa disingkat Yospan. Di akhir penampilannya, gabungan 3 kelompok etnis mengajak pengunjung untuk menari bersama menghidupkan suasana. Penampilan kelompok etnis UKSW juga semakin hidup karena alat musik yang langsung dimainkan mahasiswa. Alat musik tersebut antara lain gendang, suling, gitar, tifa, kasteh sampai ukulele. Penampilan tiga kelompok etnis dalam kegiatan ini juga menjadi penguat identitas UKSW sebagai Kampus Indonesia Mini.
Di hari kedua penyelenggaraanya, stan UKSW juga masih dipenuhi pengunjung yang ingin mengetahui tentang berbagai inovasi yang ditampilkan. Salah satu yang menarik perhatian adalah roti sourdough buatan Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK).
“Rotinya enak dan cocok untuk semua kalangan, anak saya kelihatan suka sekali. Rasanya juga beda ya dengan roti di luaran sana,” kata Rumi, salah seorang pengunjung. (RLS/HUMAS- UKSW/BOY)