Salatiga (MEDIATOR)--Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) berhasil meningkatkan peringkat UI GreenMetric 2024 dengan menempati posisi 74 pada klaster perguruan tinggi Indonesia. Pada tahun sebelumnya, UKSW menempati posisi 88 pada klaster yang sama, dan berhasil meningkat 14 peringkat.
Ketua Satuan Tugas UI GreenMetric UKSW Dr. Teguh Wahyono, S.Kom., M.Cs., menyampaikan ucapan syukurnya atas capaian UKSW. Di tahun kedua keikutsertaannya, UKSW berhasil mengalami peningkatan naik 14 peringkat secara nasional.
“Tahun 2024 adalah tahun kedua UKSW mengikuti pemeringkatan UI GreenMetric, tetapi puji Tuhan mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Bahkan di tingkat dunia posisi UKSW naik 117 peringkat dan saat ini ada di posisi 789 dari sebelumnya ada di posisi 906. Peningkatan ini diharapkan dapat terus memacu UKSW menjadi kampus hijau yang berkelanjutan,” katanya saat ditemui baru-baru ini.
Lebih lanjut disampaikannya, pada klaster perguruan tinggi swasta (PTS) di Indonesia, UKSW menempati posisi 28 besar, dan untuk klaster PTS di Jawa Tengah ada di posisi 2 besar. Di perguruan tinggi Jawa Tengah sendiri, UKSW berhasil ada di posisi ke 6.
Bersyukur
Sementara itu, untuk klaster PTS Kristen Jawa Tengah, UKSW berhasil ada di posisi pertama dan secara nasional UKSW ada di posisi ke 3.
“Tentunya bersyukur dengan hasil yang dicapai. Hasilnya kita jadikan sebagai evaluasi kekuatan kita ada di mana dan kekurangan kita apa saja untuk kita lakukan perbaikan, peningkatan sehingga ke depan hasilnya bisa lebih baik lagi dan bisa memenuhi target,” kata Dr. Teguh Wahyono yang juga merupakan Direktur Direktorat Keamanan, Ketertiban, dan Data Siber (D2KDS).
UI GreenMetric World University Ranking merupakan pemeringkatan internasional yang terkait dengan kampus hijau dan sustainability environment yang digagas Universitas Indonesia sejak tahun 2010. Pemeringkatan ini didasarkan pada enam kriteria yaitu Setting and Infrastructure, Energy and Climate Change, Waste, Water, Transportation, dan Education and Research.
Disampaikannya dari enam kriteria tersebut, kekuatan UKSW terletak pada kriteria Education and Research. Hal ini didukung dengan adanya berbagai riset dan juga mata kuliah di UKSW yang terkait dengan sustainability. Sejumlah langkah juga telah dilakukan UKSW seperti peningkatan berbagai kegiatan cinta lingkungan bagi civitas akademika, pengolahan sampah berbasis 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle), adanya kebijakan mengurangi penggunaan plastik dalam berbagai kegiatan kampus, kampanye menggunakan tumblr dan sebagainya.
“Ke depan kita akan meningkatkan implementasi Green Campus yang berfokus pada enam kriteria tersebut, terutama pada indikator pengelolaan energi, sampah dan air yang masih menjadi kelemahan kita,” lanjut Dr. Teguh Wahyono.
Menjadi budaya
Diakuinya, program-program Green Campus ini tidak akan berjalan tanpa ada dukungan dari civitas academica UKSW. Karenanya Satgas UI GreenMetric juga menyampaikan terima kasihnya atas dukungan seluruh warga kampus dalam pelaksanaan berbagai program dan berharap ke depan semakin meningkat keterlibatan civitas academica sehingga menjadi budaya yang tercermin dalam perilaku sehari-hari, baik di kampus bakan di tempat tinggal masing-masing.
Senada, Rektor UKSW Prof. Intiyas Utami juga menyampaikan terima kasih atas dukungan seluruh warga kampus terhadap pelaksanaan program-program yang mendukung upaya keberlanjutan lingkungan.
“Capaian UI GreenMetric UKSW menunjukan kerja keras dan upaya kita mewujudkan green campus. Dengan semangat Satu Hati, mari kita tingkatkan terus upaya menjaga lingkungan, mewujudkan green campus sebagai bentuk rasa syukur kita atas alam yang sudah diciptakanNya dan optimis tahun depan hasil kita akan lebih baik lagi,” kata Rektor Intiyas.
Pemeringkatan UI GreenMetric tercatat mengalami peningkatan jumlah peserta dengan total 1.477 peserta dari 95 negara dan ada 183 peserta kampus dari dalam negeri. Keikutsertaan UKSW pada pemeringkatan UI GreenMetric menjadi wujud komitmen mewujudkan Sustainability Development Goals (SDGs) no 6 air bersih dan sanitasi layak, no 11 kota dan pemukiman yang berkelanjutan, dan no 13 penanganan perubahan iklim. (RLS/UKSW/BOY)