KUPANG, MediatorStar.com
LOMBA kebersihan antar kelurahan tingkat Kota Kupang tahun 2021, yang diselenggarakan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) sementara berlangsung. Dan, sekarang sementara dalam tahap sosialisasi. Juri didampingi panitia, mendatangi seluruh kantor kecamatan. Ada enam kantor camat di Kota Kupang yang digilir, setiap hari didatangi oleh juri untuk melakukan sosialisasi tentang mekanisme pelaksanana kegiatan.
Camat dan seluruh lurah di wilayah itu, diundang hadir untuk mengikuti ajang sosialisasi. Kamis (8/7/2021) pagi, giliran Kecamatan Maulafa yang didatangi oleh juri. Hadir saat itu, tiga orang juri masing-masing Stenly Boymau, Yuvenaris Beribe, dan Ricky Tamaela. Sedangkan dari panitia, hadir Kepala Dinas DLHK, Orson G. Nawa selaku ketua panitia, Hanock Bolla, Eden Simamora, Ferdy Randa dan Stef Lodo.
Sementara dari pihak kecamatan hadir Sekretaris Kecamatan Maulafa, Nobert Noto dan para lurah di kecamatan tersebut. Dalam sosialisasi, juri menjelaskan kepada pihak kecamatan dan kelurahan bahwa dalam kegiatan yang bertajuk ‘Ayo Terus Berubah’ ini, mengenai seluruh hal teknis pelaksanaan kegiatan serta jadwal dan tahapan pelaksanaan.
Ada dua jenis lomba yakni lomba camat paling kreatif dan kelurahan terbersih. Untuk kategori camat, juri akan mendatangi setiap kantor kecamatan dan mengevaluasi sejauh mana pelaksanaan kegiatan di tingkat kecamatan.
“Diantaranya, apakah kecamatan mampu berkreasi, memfasilitasi kegiatan ini ataukah tidak. Misalnya, ada ketentuan untuk membentuk tim penilai tingkat kecamatan lalu menyeleksi kelurahan dan mengirimkan dua hingga tiga terbaik ke juri tingkat kota. Ini jalan atau tidak, harus dibuktikan dengan dokumen,”jelas Stenly.
Tidak saja itu, melainkan juri pun akan mengevaluasi lingkungan di kantor tersebut. Apakah bersih, terawat, sanitasinya baik, ataukah sebaliknya. Selain itu dokumen pelaksanaan kegiatan pun akan dievaluasi. Hal yang sama di kantor kelurahan. Juri akan mengevaluasi kinerja leader disana, tentang manajemen tatakelola lingkungan tingkat kelurahan.
“Sehingga setiap kecamatan diminta membentuk juri, lalu mengevaluasi di kelurahan serta menyerahkan ke panitia, tiga nama kelurahan, dua diantaranya dengan nilai kebersihan tertinggi, dan satunya yang paling rendah. Nah, sesuai juknis yang diterima tim juri, kelurahan terbersih, akan dicari nominator terbaik. Mereka berhak atas piala bergilir dan piala tetap dengan sejumlah uang tunai sebagai pembinaan,”tegas Stenly menjelaskan.
Juri yang mewakili kalangan profesional dan jurnalis itu menambahkan, untuk kelurahan yang memperoleh nilai kebersihan paling rendah pun akan dievaluasi oleh juri. Tim juri akan mendatangi kelurahan-kelurahan ini untuk mengevaluasi manajemen pengelolaan lingkungan. Apakah layak mereka berada di kategori itu atau tidak.
Dan, dari kelurahan-kelurahan dengan skor terrendah itu akan dipilih yang paling rendah. “Sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh panitia, penyerahan hadiah bagi para juara akan dilaksanakan pada minggu ketiga Agustus atau saat perayaan HUT Kemerdekaan RI, 17 Agustus nanti. Demikian halnya dengan kelurahan yang nilai kebersihannya paling rendah. Kepadanya akan diserahkan bendera hitam, bersamaan dengan momentum perayaan HUT RI itu,”ungkap mantan Pemred pada Jawa Pos group itu.
Kadis DLHK, Orson G Nawa saat itu memotivasi para camat dan lurah untuk tidak pernah berhenti berkreatifitas. Sekecil apapun tentu sangat diapresiasi. Hal yang sama disampaikan oleh salah satu juri, Yuvenaris Beribe, saat sosialisasi. Bahwa kegiatan ini adalah kelanjutan dari kegiatan sebelumnya, dengan harapan nantinya lahir pola baru di masyarakat terkait kebersihan.
“Kegiatan ini adalah lanjutan dari tahun-tahun sebelumnya, dan kita berharap agar teman-teman camat serta lurah harus bisa menyukseskannya. Tentu yang diutamakan disini adalah kreativitas dalam mengeksekusi program pemerintah ini,”tegas Yuven menambahkan, tanggungjawab ini jangan diterima sebagai sebuah beban, melainkan momen untuk menunjukkan kualitas diri. (msc/boy)