Kupang (MEDIATOR)–KADIN NTT menanggapi kasus yang sedang viral yaitu Mafia Pelabuhan yang baru saja dibongkar oleh ketua INSA NTT, Yusak Victor Benu yang juga adalah Koordinator Wakil Ketua Umum Bidang Maritim dan Investasi KADIN NTT. Ketua Umum KADIN NTT, Bobby Lianto kepada Mediatorkupang.com, kemarin di Kupaang menyampaikan bahwa praktek ini sudah sering terjadi di NTT khususnya di pelabuhan terkait tiket penumpang kapal dan lain-lain.
Hal ini sering terjadi dimana penumpang – penumpang yang naik ke dalam kapal tanpa melalui Tiket Resmi, begitupun juga dengan truk atau kendaraan yang masuk tanpa tiket atau bisa saja mereka merubah golongan tiket.
Jadi ini sering terjadi dimana truk angkutan besar yang 10 roda tapi waktu di laporan hanya truk kecil atau 6 roda dan 4 roda. Ini sering terjadi dan sebenarnya sudah menjadi satu kebiasaan yang terjadi di pelabuhan.
Maka dari itu, KADIN NTT menanggapi agar pemeriksaan harus diperketat.
“Aparat Penegak Hukum (APH) harus melihat hal ini sebab ini sudah sering terjadi, tetapi tidak dipermasalahkan dan hanya akan menjadi masalah jika terjadi sesuatu. Misalnya, jika terjadi kebakaran atau kapal tenggelam maka baru biasanya ketahuan seperti yang sebelum-sebelumnya sudah terjadi pada kapal lainnya yang sudah terjadi tenggelam, pencarian nama penumpang tidak sesuai dan lain-lain,”tegas Bobby.
Ini yang harus disosialisasikan bagi setiap penumpang kapal, karena begitu mereka naik ke atas kapal ada hal yang harus diperhatikan. Pertama itu, mereka mendapat tiket resmi yang sebenarnya mereka di cover oleh Asuransi dan mereka tercatat di atas kapal itu.
Kedua, Jika ini sering terus terjadi, ini akan membuat para investor perkapalan itu akan merasakan dirugikan.
Maka dari itu, investasi perkapalan di NTT tidak menjadi menarik karena sering terjadi kecurangan di lapangan. Dan jika terjadi apa-apa, waktu dalam pencarian nama, maka nama tidak jelas dan tidak punya data yang baik. Maka dari itu, KADIN NTT setuju dan mengapresiasi apa yang dilakukan INSA NTT dan berharap agar semua stakeholder pelabuhan mohon ini menjadi perhatian agar dapat diperketat. (RLS/KADIN/BOY)