Inovasi Jamu Saintifik dan Pusako Tank Karya Mahasiswa UKSW Raih Prestasi di NUNI Student Camp 2025

INFO UKSW53 Dilihat

Salatiga (MEDIATOR)–Amadeo Wisesa dan Gesry Shielda, dua bintang muda dari Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), berhasil menorehkan jejak gemilang di panggung nasional. Mereka mengibarkan panji almamater dengan penuh kebanggaan dalam ajang Nationwide University Network in Indonesia (NUNI) Presidential Forum, Annual Meeting, and Student Camp 2025 yang terselenggara di Universitas Andalas Padang belum lama ini.

Acara yang mengusung tema “Innovation in Food and Agriculture, Health and Medicine, Advanced Material and AI, and Disaster Risk Mitigation to Expedite Sustainable Development Goals (SDGs)” ini mempertemukan 39 mahasiswa dari 21 perguruan tinggi anggota NUNI. Selama empat hari, para peserta mengikuti serangkaian kegiatan akademik dan praktis, mulai dari lecture & discussion, kunjungan lapangan ke Teaching Farm Fakultas Peternakan, TEFA Mart, Rumah Sakit UNAND, hingga PT Semen Padang.

Jejak Prestasi Amadeo Wisesa

Dalam ajang tersebut, Amadeo Wisesa dan anggota tim dari universitas lain berhasil meraih Juara 1 melalui presentasi proyek inovatif bertajuk “Jamu Saintifik sebagai Solusi Hipertensi pada Lansia Berbasis Komoditas Lokal”. Gagasan ini berangkat dari keprihatinan terhadap tingginya prevalensi hipertensi pada kalangan lanjut usia, khususnya di wilayah pedesaan yang memiliki keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan modern.

Baca Juga  Tiga Pendeta Raih Gelar Doktor Sosiologi Agama Baru di UKSW, Satunya Dapat Penghargaan
Dua bintang muda UKSW, Amadeo Wisesa & Gesry Shielda, harumkan almamater di ajang NUNI Presidential Forum, Annual Meeting & Student Camp 2025 di Universitas Andalas, Padang.
Foto: UKSW

Amadeo memadukan kearifan lokal berupa pemanfaatan tanaman herbal nusantara dengan pendekatan ilmiah berbasis uji farmakologis. Ia menekankan bahwa jamu tidak semata warisan budaya, tetapi juga berpotensi menjadi solusi ilmiah yang terjangkau dan berkelanjutan bagi masyarakat rentan.

“Saya ingin menunjukkan bahwa warisan pengetahuan tradisional kita memiliki potensi besar bila dikaji secara ilmiah. Dengan pendekatan saintifik, jamu bukan hanya pelengkap, tetapi dapat menjadi alternatif pengobatan yang kredibel dan inklusif,” ungkap Amadeo dalam wawancara secara daring.

“Bagi saya, kemenangan ini bukan semata capaian pribadi, tapi bukti bahwa mahasiswa Indonesia mampu mengolah pengetahuan lokal menjadi inovasi yang relevan secara global,” tambahnya.

Baca Juga  UKSW Resmi Jalin Kerja Sama dengan BNN RI, Wujudkan Bangsa Bebas Narkoba

Inovasi Gesry Shielda: Pusako Tank

Sementara itu, Gesry Shielda dan tim berhasil meraih Juara 2 lewat presentasi berjudul “Pusako Tank: Satu Tanki Seribu Solusi (Tanki Filtrasi Limbah Penghasil Biogas)”. Inovasi ini menyoroti problematika limbah organik yang kerap terabaikan, dan menawarkan solusi multifungsi melalui pengolahan limbah menjadi energi terbarukan.

“Melalui Pusako Tank, kami ingin menghadirkan model sederhana dan aplikatif bagi masyarakat, terutama di daerah semi-urban, agar limbah tidak lagi menjadi beban lingkungan, melainkan sumber energi bersih,” ujar Gesry dengan antusias.

Ia menambahkan bahwa proyek ini tidak hanya berfokus pada aspek teknologi, tetapi juga keberlanjutan sosial, karena dirancang agar mudah direplikasi oleh masyarakat dengan biaya rendah.

Ajang Kolaboratif Menuju SDGs

Ajang NUNI Student Camp 2025 tidak hanya menjadi ruang kompetisi, tetapi juga forum kolaboratif bagi mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu. Tema besar yang diusung menekankan urgensi inovasi lintas sektor untuk mempercepat pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).

Baca Juga  Prof Yafet Rissy di Forum Notaris Demak, Bedah Perlindungan Hukum Bagi Notaris dari Aspek Hukum Perdata dan Pidana

Lahirnya gagasan-gagasan seperti jamu saintifik dan Pusako Tank menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa Indonesia memiliki kapasitas intelektual sekaligus kepekaan sosial untuk merespons tantangan SDGs khususnya, SDGs ke-3 Kehidupan Sehat dan Sejahtera, ke-8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, serta ke-12 Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab.

Dua bintang muda UKSW, Amadeo Wisesa & Gesry Shielda, harumkan almamater di ajang NUNI Presidential Forum, Annual Meeting & Student Camp 2025 di Universitas Andalas, Padang.
Foto: UKSW

Melalui prestasi ini, UKSW juga turut berkontribusi dalam mencapai program Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Diktisaintek) Berdampak yang selaras dengan Asta Cita 4 memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, serta Asta Cita 8 memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan, alam, dan budaya.

Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 65 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 34 Prodi Unggul dan A. Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah. Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai “Creative Minority” yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat.  (RLS/UKSW/BOY)

Posting Terkait

Jangan Lewatkan