Salatiga (MEDIATOR)–Sebanyak 34 mahasiswa dan penutur asing asal Australia kembali mengikuti Program Intensif Belajar Bahasa dan Budaya Indonesia (PIBBI) yang bekerja sama dengan Australian Consortium for in Country Indonesian Studies (ACICIS) batch 1 di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW). Program PIBBI ACICIS ini berlangsung selama 3 pekan sejak Senin hingga Jumat (6-24/01/2025).
Berbagai kegiatan seru dan menyenangkan dilakukan untuk melatih kemampuan bahasa Indonesia para peserta seperti melakukan tawar-menawar barang di pasar tradisional, berinteraksi dengan petani, dan mengikuti seminar kebudayaan Indonesia.
Tidak berhenti sampai di situ, selama program berlangsung para peserta diberikan kesempatan untuk mengikuti kelas budaya yang terdiri dari kegiatan membatik dan pencak silat. Selain itu, pada batch 1 ini mereka juga belajar bersama Fakultas Sains dan Matematika (FSM).
Sebanyak 8 peserta PIBBI ACICIS tingkat 3 antusias mengikuti kegiatan belajar asyik bersama FSM. Salah satu sesi yang menarik perhatian adalah demonstrasi sekaligus praktik pembuatan minyak herbal gosok atau minyak herbal aromatherapy dari tanaman alam Indonesia didampingi tim dosen dan mahasiswa FSM. Melalui aktivitas ini, peserta PIBBI diajak untuk berlatih lebih dalam yaitu menjelaskan cara pembuatan minyak herbal aromatherapy menggunakan bahasa Indonesia.
Tak kalah menarik, di akhir aktivitas, para peserta PIBBI ACICIS disuguhi aneka makanan dan minuman tradisional Indonesia seperti Ketan Lupis, Gemblong Cotot, Grontol, dan Jamu. Hidangan khas ini menghadirkan keakraban dan kehangatan, terlihat ketika para peserta berinteraksi dengan civitas academica FSM sambil menikmati sajian tradisional tersebut.
Antusias atas pengalaman berharga ini terpancar jelas di wajah para peserta, diantaranya Louise, salah satu peserta yang berasal dari University of New England ini mengaku senang karena program PIBBI ACICIS ini membantunya belajar bahasa Indonesia dan mengenal budaya dengan baik.
“Saya sangat menikmati belajar bersama mahasiswa FSM dalam membuat minyak gosok. Saya juga mencoba minum jamu, ini sangat enak,” bebernya.
Tidak hanya Louise, perasaan senang juga diungkapkan oleh Odi salah satu peserta asal Melbourne ini. ”Terima kasih banyak, di sini kami melakukan berbagai kegiatan seperti belajar membuat minyak gosok dan mencoba minuman tradisional, ini sangat menarik,” ujarnya.
Pembelajaran multikultural
Kepala Sub Bagian Language Training Center (LTC) UKSW R.P.N., Dian Widi Sasanti, S.Pd., menerangkan bahwa program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) yang ada di UKSW dikenal dengan PIBBI. “Program PIBBI di UKSW diikuti oleh peserta dari berbagai negara dan universitas seperti PIBBI dari Universitas KEIO dan PIBBI yang diikuti oleh mahasiswa dari beberapa universitas di Australia yang tergabung dalam ACICIS. PIBBI reguler kami juga pernah diikuti oleh peserta dari Singapura, Amerika Serikat, Vietnam dan Jerman,” terangnya.
Ditambahkannya, LTC UKSW tak hanya menawarkan program pembelajaran bahasa Indonesia yang intensif melainkan juga mengajarkan budaya Indonesia yang multikultural. “Di kampus ini para peserta akan mengenal keberagaman dan kebudayaan Indonesia dari mahasiswa yang berasal dari Sabang sampai Merauke,” katanya.
Tidak hanya mempelajari bahasa Indonesia, tegas R.P.N., Dian Widi Sasanti, dalam PIBBI ACICIS batch 1 ini juga dilakukan pertukaran budaya Australia.
Kunjungan peserta PIBBI ACICIS diapresiasi positif oleh Wakil Dekan FSM Dr. Yohanes Martono, S.Si., M.Sc. Terlihat tim FSM yang terdiri dari sejumlah dosen dan mahasiswa menyambut hangat kehadiran mereka. “Kali ini FSM memberikan pelatihan kecil kepada para peserta untuk membuat inovasi minyak gosok dari tanaman alam Indonesia,” kata Dr. Yohanes Martono.
Dr. Yohanes Martono juga berharap mahasiswa PIBBI ACICIS bisa mengetahui dan mengenal bahwa selain dijadikan sebagai bahan pangan, tanaman alam Indonesia juga dapat diolah menjadi produk-produk inovatif yang memberikan manfaat bagi kesehatan.
PIBBI merupakan salah satu program internasional yang ada di UKSW, dan telah dimulai sejak tahun 1973. Sampai saat ini lebih dari 4.000 peserta asing datang dari berbagai belahan dunia untuk belajar bahasa dan budaya Indonesia di LTC UKSW. Program ini juga menawarkan kelas budaya yang menarik seperti membatik, memasak makanan tradisional, pencak silat, dan karawitan. Selain PIBBI ACICIS, LTC UKSW juga menyelenggarakan PIBBI yang diikuti mahasiswa KEIO University Jepang atau PIBBI KEIO, dan juga PIBBI Reguler.
Kegiatan ini menunjukkan komitmen UKSW dalam mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) ke-4 pendidikan berkualitas dan ke-17 kemitraan untuk mencapai tujuan. (RLS/HUMAS- UKSW/BOY)