MEDIATORSTAR.COM, Jakarta
Patut diacungkan jempol. Bupati Flores Timur, Antonius Hubertus Gege Hadjon, terpilih sebagai satu-satunya kepala daerah di Provinsi NTT yang pada Kamis (16/12/2021) pagi, didaulat mendapatkan TPAKD award oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pusat. Penyerahan TPAKD Award 2021 ini sebagai salah satu bentuk apresiasi kepada kepala daerah yang dinilai telah berhasil mendorong percepatan akses keuangan di daerah dan mendukung pencapaian target inklusi keuangan 90% di tahun 2024 melalui implementasi program kerja TPAKD selama tahun 2021.
Kebenaran informasi ini tertuang dalam surat OJK No. S-338/KO.0802/2021 perihal Undangan Rakornas TPAKD Tahun 2021 dan Penyerahan TPAKD Award tahun 2021 tertanggal 10 Desember 2021 yang ditujukan kepada Bupati Flores Timur. Dalam surat yang ditandatangani oleh Kepala OJK NTT, Robert Sianipar itu, disebutkan juga bahwa dalam moment tersebut, akan dilaksanakannya Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Tim Pengendali Akses Keuangan Daerah (TPAKD) yang menghadirkan sejumlah undangan.
Disebutkan, akan hadir dalam Rakornas yang berlangsung di Grand Hyatt Jakarta itu, beberapa pejabat negara seperti dewan komisioner OJK, Menteri Dalam Negeri, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, yang mana mereka akan hadir dan memberikan sambutan. Presiden RI, Joko Widodo pun dijadwalkan hadir dan akan memberikan arahan mengenai perkembangan ekonomi di tanah air dan juga upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk melakukan pemulihan ekonomi. Salah satunya, menghadirkan TPAKD yang di Provinsi NTT, tim ini dikukuhkaan oleh Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat di Pantai Otan, Semau, Kabupaten Kupang, 27 Agustus 2021 lalu.
Sukses karena Bank NTT
Sementara itu, Bupati Flores Timur, Antonius Hubertus Gege Hadjon, kepada Meditorstar.com, di Jakarta, Rabu (15/12) siang menjelaskan faktor apa saja yang menyebabkan pihaknya mendapat award.
“Ada dua hal yang pertama berkaitan dengan tabungan simpanan pelajar (Simpel) dari Bank NTT dimana terkait tabungan ini kami membuat Perbup (Peraturan Bupati tentang simpanan pelajar),”tegas Hadjon. Dan terkait tabungan ini, seluruh pelajar di Flores Timur diwajibkan memiliki tabungan, dan ini disyaratkan oleh seluruh sekolah.
“Dengan disyaratkan kepada seluruh pelajar untuk memiliki tabungan, sebenarnya kita mau membudayakan pentingnya menabung sejak dini. Anak-anak diajak untuk merencanakan masa depannya sendiri sejak dini,”tegasnya menambahkan, upayanya berhasil dan kini tak sedikit anak di kabupaten itu yang sudah memiliki tabungan.
Menurutnya, bukan soal berapa nilainya melainkan niat. Apalagi di Flores Timur terlalu banyak layanan simpan pinjam yang ilegal, dan bahkan mereka menyebutnya koperasi selamat pagi. Banyak kasus sudah terjadi di sana, tentang investasi bodong dan sebagainya. “Nah ini yang mau kita perangi, agar masyarakat teredukasi tentang jenis simpanan yang sehat dan diakui,”ujarnya.
Pemerintah Kabupten Flores Timur menurutnya, berusaha agar masyarakat berhubungan langsung dengan lembaga keuangan yang resmi bukan yang tidak resmi. Sehingga melalui Bank NTT ketika ada program untuk pelajar, maka pihaknya menyambut baik. Upaya ini yang diandalkan untuk memerangi rentenir di masyarakat.
Diakui, dalam beberapa program, pihaknya mendorong layanan jasa perbankan maupun koperasi, untuk menggunakan pola kerja rentenir yakni memangkas birokrasi pelayanan dan memberi layanan yang cepat sehingga masyarakat punya kesempatan memilih bank yang legal. “Dan OJK mengikuti perjalanan kami dengan baik karena pada 2019, saya diundang menjadi pembicara di Maumere oleh OJK, dan saya katakan bahwa problem yang sangat serius di Flotim adalah adanya rentenir sehingga saat itu bersama OJK, kami berdiskusi. Syukurlah mulai berkurang dn inilah yang membuat kita mendapatkan penghargaan,”pungkasnya. (MSC01)