Pengurus Kaum Bapak Sinode GMIT Antar Waktu Diperhadapkan, Ada Pesan Keteladanan

Metro1066 Dilihat

Kupang (MEDIATOR)—Pengurus Antar Waktu Kaum Bapak Sinode (KBS) GMIT periode 2023-2024, Minggu (23/7) pagi diperhadapkan pada kebaktian kedua di jemaat GMIT Kaisarea BTN Kolhua.  Kebaktian ini dipimpin oleh Pdt Petrus Tameno, S.Th dan dihadiri oleh Rodialek Pollo sebagai ketua KBS GMIT, dan Harris Oematan selaku sekretaris dan seluruh pengurus. Dari pihak MS GMIT, hadir sekretaris, Pdt Yusuf Nakmofa, S.Th., beserta para pendeta di jemaat setempat.

Dalam khotbahnya yang diambil dari surat pastoral Rasul Paulus kepada sahabat sepelayanannya, Titus dalam Titus 2:1-12- dengan thema khotbah ‘Pengajaran Keteladanan’, Pdt Pet, demikian disapa, berkhotbah tentang ‘Bagaimana menjadi teladan bagi orang lain.’ Diakui bahwa masa bhakti kepengurusan KBS GMIT ini tinggal 10 bulan lagi, namun oleh permintaan pengurus, digelarlah PAW.

“Kalau kita tidak ganti, maka yang tidak hadir juga akan perasaan dengan kita. Beban dengan dia. Pelayanan masih bisa berjalan dengan baik. Padahal masa bhaktinya tinggal 10 bulan lagi. Ini bukan soal pendeknya waktu tapi keteladanan itu yang harus dinyatakan. Keteladanan hidup dan pengajaran itu dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan,”tegasnya sembari menambahkan di momentum ini para pengurus akan berucap dan dituntut mempraktekkan janji itu. Apa yang dinyatakan lewat mulut menurutnya mesti dilakukan.

Baca Juga  Salut, Peduli Pemuka Agama, Pemkot Kupang Bantu Uang Muka Perumahan

“Memang ini musim janji. Di gereja juga banyak orang yang berjanji. Sidi baru misalnya.Setelah habis janji, dia tidak datang gereja. Beda janji mula-mula dengan sekarang. Lain janji dengan tindakan. Karena itu banyak  kecenderungan orang yang hobbynya di bicara, tapi sedikit kerja. Banyak orang sering bilang, tukang omong banyak, dan bukan tukang kerja banyak,”ungkap Pdt Petrus lagi.

Bahkan dilanjutkannya, manusia lebih banyak belajar teladan hidup orang lain dibanding teori. Mereka lebih suka reals dan tiktok dan belajarnya dari situ. Instan. Teori-teori yang tebal dan hebat, tidak lagi efektif. Tapi pada sesuatu yang mudah.

Surat Titus menurutnya adalah  surat pastoral Rasul Paulus kepada Titus sebagai rekan sekerja. Titus juga orang yang diutus Paulus untuk selesaikan persoalan di wilayah Korintus. Artinya Titus dipercaya oleh Paulus. Terbukti, apa yang menjadi pesan Paulus kepada Titus, diawali dengan kata pembuka TETAPI.

“Ini punya makna, sesuatu yang harus segera dibuat. Harus menunjukkan teladan berbuat baik. Bagaimana Titus menjadi seorang hamba yang memberi keteladanan dan memahami persoalan. Keteladanan yang diminta adalah dalam bentuk pemberitaan Injil. Ketika Titus memberitakan Injil, melalui mulut, harus didukung dengan tindakan nyata dalam karakter,”tegas Pdt Pet.

Tidak sekedar kata tapi berwujud pada perbuatan nyata, pada tindakan dari pribadi yang berintegritas. Dan  dalam teks ini diberitakan bahwa pemberitaan Injil ini dikelompokkan dalam usia, jenis kelamin.

Baca Juga  7 Lembaga Keumatan Kristen di NTT Gelar Donor Darah dan Tes Golongan Darah

Mengapa?

“Memiliki tujuan, supaya tiap-tiap jenis kelamin dalam jemaat atau kelompok-kelompok dalam usia memahami tujuan keberadaan, peran dan fungsi mereka sebagai murid Kristus. Orang tua berkarakter orang tua. Jangan hamba bikin diri ke bos. Pembagian kategori, supaya keteladanan seturut porsi kita. Perlakuan berbeda ini agar Injil bisa diserap dengan baik. Yang mendengar, atau keteladanan kita sesuai dengan posisinya. Sehingga umat tepat melaksanakan dalam kehidupannya.”

Keteladanan yang ditemukan dalam bacaan ini adalah, kehidupan di dunia ini suatu pengajaran bagi orang lain karena hidup ini kesempatan untuk berbuat baik, melakukan hal-hal baik supaya ditiru, diikuti orang lain

Dan waktu yang tersisa agar jangan disia-siakan. Dia mengajak seluruh pengurus antar waktu untuk melakukan aksi-aksi sebagai kaum bapak seutuhnya.

“Ini kesempatan bagi kita. Periode ini tinggal sepotong, mari laksanakan dengan kesungguhan hati. Banyak orang di luar, butuh kesempatan ini. Ada kalanya kesempatan itu hanya datang sekali, dan esok tidak ada lagi. Karena itu lakukan yang terbaik,”tegasnya.

Berikutnya, pengurus ini diminta menjaga keseimbangan antara kata dan perbuatan. Keteladanan hidup harus sesuai antara kata dan perbuatan. Antara apa yang dipikirkan dengan apa yang dibicarakan serta dilakukan mesti beriringan.

Baca Juga  Dapat Penghargaan, Kota Kupang Terbaik dalam Implementasi Smart Branding

“Hanya katong kadang pikir lain, omong lain dan bikin kain. Jadi tidak nyambung tentang keteladanan kita. Dengatlah apa yang seharusnya didengar, dan janganlah mendengar apa yang bisa didengar. Seperti lakukan apa yang seharusnya dilakukan, bukan lakukan apa yang bisa dilakukan. Saya mengutip pesan dari mantan Ketua MS GMIT, Pak Fobia,”tegas Pdt Pet lagi.

Dia berpesan agar janji yang diucapkan haruslah ditepati.  “Janji nanti, jangan hanya kasi besar di volume saja. Mari nyatakan dengan sungguh agar keteladanan menjadi nyata dalam perbuatan kita,”pungkasnya.

Sementara Ketua KBS GMIT, Rodialek Pollo, sehari sebelumnya dalam penggembalaan di lokasi yang sama menyampaikan bahwa akan ada banyak tanggungjawab yang dilaksanakan oleh pengurus PAW ini. Karena akan ikut mempersiapkan estafet kepemimpinan di Sinode GMIT Oktober mendatang dan juga berbagai agenda organisasi. Karena itu, PAW harus dilakukan agar lebih memaksimalkan tanggungjawab.

“Ini semata-mata agar nantinya ketika teman-teman bertugas jangan kikuk lagi, melainkan sudah bisa mengeksekusi tanggungjawab yang diberikan. Karena kedepan, tugas kita teramatlah berat, sehingga memang waktunya tersisa 10 bulan masa pelayanan pengurus ini, naamun bukan soal waktu. Kita ingin sesuatu yang berkualits dan bisa dipertanggungjawabkan,”tegas dosen Undana ini. (KJR)

Posting Terkait

Jangan Lewatkan