Salatiga (MEDIATOR)–Pertukaran budaya secara virtual tidak membatasi siswa-siswi sekolah dasar untuk mengenal dan mempelajari budaya luar negeri. Seperti yang dilangsungkan Satya Wacana Elementary School (SWES) dan Bethany Elementary School (BES) dari Indonesia serta Kwansei Gakuin Elementary School (KGES) dari Jepang dalam kegiatan Cultural Exchange, Rabu (17/01/2024) siang secara daring.
Semakin membuat siswa-siswi penasaran, kegiatan ini diawali dengan menonton penampilan budaya dari dua negara tersebut melalui pemutaran video. Nyanyian yang memukau dipertontonkan siswa-siswi asal Jepang, sedangkan siswa-siswi asal Indonesia menampilkan video tarian daerah.
Setelahnya, para siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dalam breakout rooms untuk melakukan interaksi lebih dekat satu dengan yang lainnya. Dengan semangat, mereka menanyakan nama dan kesukaan masing-masing peserta dalam kelompok yang sama.
Selain perkenalan, kegiatan juga diisi dengan bermain games seperti wordwall dan guessing game yang bertema dua negara tersebut untuk memperkenalkan budaya masing-masing. Antusiasme siswa-siswi yang tinggi membuat kegiatan semakin seru.
Dimulai dari sekolah dasar
Koordinator kegiatan Kepala Bagian (Kabag) Kerja Sama dan Pelayanan Gereja Ardiyarso Kurniawan, M.Hum., menyatakan bahwa kegiatan yang digelar oleh Direktorat Kerja Sama (DIKER) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) ini telah berlangsung sejak tahun lalu.
Foto: Humas UKSW/Mediatorkupang.com
Pada periode tahun 2023/2024 ini, kegiatan diikuti oleh siswa kelas V sekolah dasar dengan jumlah peserta sebanyak 90 siswa dari KGES, 60 siswa dari SWES, dan 42 siswa dari BES. Kegiatan ini akan digelar dua kali, sehingga pertemuan selanjutnya akan diadakan pada akhir semester.
“Selain memperkenalkan budaya, kegiatan ini juga sebagai wadah perkenalan siswa-siswi. Jadi, exchange yang biasanya untuk SMA dan kuliah, bisa dimulai dari SD,” katanya.
Tentu, lanjutnya, perkenalan dan pertukaran budaya antara siswa-siswi ini membuat mereka belajar secara langsung. “Harapannya, ke depan kami dapat menyelenggarakan kegiatan ini dengan lebih banyak aktivitas. Selain itu, program dapat dilakukan dalam kurun waktu tertentu misalnya dalam waktu satu minggu,” imbuhnya.
Sementara itu, koordinator KGES Kohei Ishida yang juga merupakan guru kelas mengungkapkan rasa senangnya dapat bertemu dengan siswa-siswi dan juga guru dari Indonesia. “Acara berjalan sangat baik. Ada aktivitas seperti quiz yang dapat membuat siswa-siswi mengenal budaya masing-masing,” terangnya. (RLS/HUMAS-UKSW/KJR)