MEDIATORSTAR.COM, Kupang
Desa Besmarak di Kecamatan Nekamese Kabupaten Kupang, tidak hanya sekedar sebuah wilayah yang mapan dalam mempersiapkan ketahanan pangan bagi warganya yang dominan petani. Mereka sementara menatap masa depan, menjadi pusat sentra hortikultura dan desa agroeduwisata. Selama ini, mereka sudah menjadi lumbung sayuran dan berbagai hasil pertanian lainnya untuk Kota Kupang.
Posisi mereka kian mapan karena Bank NTT hadir, sebagai lokomotif utama dalam menggerakkan potensi besar itu. Kepala Desa Besmarak, Petrus L. Timate, kepada Mediatorstar.com, di Kupang, Minggu (2/1/2021) merunut bahwa desa ini mempunyai potensi lahan pertanian hortikultura seluas ± 50 ha, dengan petaan lokasi Dusun I ±35 Ha, Dusun III ± 10 Ha dan Dusun IV ± 5Ha.
“Dengan potensi lahan yang luas, kami sangat terbatas dalam hal sumber mata air permukaan sehingga untuk mengatasi hal tersebut kami mengandalkan konsep pertanian lahan kering.
Persoalan kedua yakni kekurangan Alusista Pertanian, tapi dengan persolan-persoalan diatas kami tidak menyerah, terbukti petani desa Besmarak banyak memberi kontribusi hasil hortikultura bagi pasar Inpres Naikoten dan Pasar Oeba,”tegas Petrus Timate penuh percaya diri.
Dia merinci bahwa usaha pertanian hortikultura dimulai sejak tahun 2017 yakni dengan dana desa, pemerintah Desa membuka akses jalan dan sumur bor di lokasi pengembangan pertanian hortikultura dan sejak tahun 2017 sampai tahun 2021 sudah ada setidaknya 11Ha lahan yang dikelola, itu berarti masih ada sekitar kurang lebih 39 Ha yang belum dikelola oleh karena keterbatasan air dan alat alusista pertanian.
”Untuk masalah keterbatasan air, kami mencoba memperkanalkan teknologi irigasi tetes dengan tujuan memaksimalkan air yang ada, sedangkan alusista pertanian dengan dana desa kita membeli trctor dan mesin Cultivator untuk pembuatan bedeng,”tegasnya.
Pada September 2021 lalu, mereka mengandeng pihak Politeknik Pertanian Negeri Kupang dalam rangka membantu patani dalam pengolahan lahan dan pengelolahan hasil pertanian dan diwujudkan dengan kesepakatan Bersama (memorandum of Understanding ) antara Politeknik Pertanian Negeri Kupang dan Pemerintah Desa Besmarak tentang Pengembangan Sistem Pengolahan dan Rekayasa Teknologi pertanian yang inovatif untuk mengoptimalkan kegiatan Penelitian dan pengembangan Agribisnis di Desa Besmarak,
“Dengan pembukaan lahan hortikultura maka lahan tidur yang ada dapat difungsikan dan dengan sendirinya tercipta lapangan kerja bagi masyarakat desa. dari lahan yang dikelola ± 11 Ha sudah mampu menyerap tenaga kerja sekitar 100 orang, dengan pendapatan petani rata-rata Rp 20 juta petahun, sehingga kalau dihitung total pendapatan dari seluruh petani berkisar ± 500 juta per tahun,”tegas mantan aktivis itu.
Kini, mereka boleh menarik napas panjang. Karena mereka sebagai salah satu sentra penghasil Cabe besar, cabe kecil, buncis, tomat, brokoli dan aneka sayur mayur lainnya. Diakui, setelah mereka benar-benar fokus menata pola tanam dan perawatan, maka terjadilah over produksi.
“Kami sering mengalami over produksi terutama pada jenis tanaman cabe, tomat dan buncis sehingga menyebabkan harga merosot di pasaran. Untuk mengatasi persolan over produksi maka tahun 2021 kami membentuk UKM Desa Besmarak yang berjumlah 30 orang terdiri dari UKM sous tomat 15 orang dan UKM Cabe halus pedas 15 0rang. Melalui dana desa kami melakukan pelatihan terhadap UKM tersebut dengan nara sumber dari pihak Politani Kupang,”tambah Petrus Timate.
Melihat potensi sumber daya pertanian hortikultura dan kelompok UKM desa maka pihak Bank NTT tahun 2021 ingin menjadikan Desa Besmarak sebagai salah satu desa digital dampingan Bank NTT. Salah satu wujud kerjasama dengan pihak Bank NTT yakni melakukan dampingan terhadap UKM yang ada di desa sehingga kedepan menjadi industri rumah tangga dalam pembuatan sous tomat dan cabe halus pedas original dan cabe halus rasa jeruk.
“Pada tanggal 2 desember 2021 dan tanggal 21 Desember pihak Bank NTT dan UKM Desa Besmarak mencoba untuk memproduksi saus tomat dan cabe halus pedas original dan cabe halus pedas rasa jeruk olahan UKM Desa Besmarak. Oleh pihak Bank NTT dibawa untuk diuji menyangkut rasa dan juga diuji oleh Balai POM. Setelah mendapat mendapat ijin produksi oleh Balai POM dan badan halal maka pihak Bank NTT akan membantu UKM Desa Besmrak dalam desain kemasan dan pemasaran,”ujar Petrus Timate sembari menambahkan “Dari perencanaan pemerintah Desa Besmarak kedepan, Desa Besmarak merupakan sentral produsi Hortikultura dan juga daerah Argoeduwisata bagi masyarakat Kota Kupang,”pungkasnya.
Desa Binaan Bank NTT
Sementara Wapimca Bidang Bisnis Bank NTT Kantor Cabang Khusus, Vincentius Sulu, kepada media ini membenarkan. “Bank NTT punya program pendampingan desa dan setiap kantor cabang punya desa binaan dan Kantor Cabang Khusus (KCK) memilih Desa Besmarak. Karena desa ini punya potensi yang sangat besar tetapi potensi ini belum diolah. Ini seperti emas yang masih ada di dalam tanah, harus digali, makanya kita gali,”tegas Vinsen sembari menambahkan, mereka berdiskusi tidak saja dengan Kepala Desa setempat melainkan dengan berbagai pihak terkait seperti lembaga perguruan tinggi yakni Politeknik Pertanian Negeri Kupang. Bank NTT seolah menemukan patner yang pas, karena ternyata Desa Besmarak punya target menjadi desa wisata di tahun 2027.
“Ini program yang sangat bagus, yang sudah dibuat oleh Pak Kades bersama aparat desanya. Saya melihat apa yang digagas oleh mereka, cetak birunya ini perlu didukung semua pihak makanya Bank NTT masuk. Pola pendampingan kita yang pertama, kita mendampingi petani dengan membangun ekosistem pembiayaan untuk hortikultura. Nanti kaitannya dengan agrowisata.”
Bank NTT membiayai para petani sementara teknis pertaniannya oleh Poltek Pertanian Negeri Kupang. Mekanismenya sudah dibahas dengan pejabat di Poltek, kertas kerjanya sementara disiapkan, lalu Bank NTT pun melakukan pendampingan untuk pengembangan UKM olahan hasil pertanian.
Karena secara faktual masyarakat tani di Desa Besmarak sudah melakukan penanaman beberapa jenis pertanian. Sementara hasil produksi yang tidak diserap pasar itulah yang diolah menjadi sesuatu yang lebih bernilai.
Ibu-ibu dilatih, sehingga kedepan mereka cakap melakukannya sendiri. Juga, desa ini dipersiapkan menjadi desa digital. Masyarakat bisa menabung dan menguasai fitur-fitur yang ada di M-Banking Bank NTT.
“Kita tempatkan mesin-mesin EDC kita, dan mereka menjadi agen Lakupandai. Dengan harapan masyarakat bisa melek transaksi keuangan digital. Lebih dari pada itu kita harapkan juga BUMDES bisa ambil peran lebih dimana mereka bisa menjadi pengelola untuk beberapa sektor. Ini terkait dengan upaya Pemkab Kupang dalam upaya meningkatkan PAD.
Sejauh ini Bank NTT mendampingi petani disana untuk pembuatan dua varian saus tomat yakni original dan saus tomat rasa pedas. Kemudian bubuk cabe varian daun jeruk dan varian original. “Kita harap bisa mendapat dukungan dari Pemkab dan Pemprov terkait pengembangan UMKM di Desa Besmarak. Bank NTT KCU akan tetap mendukung. Target kita pada Maret 2022, akan terbangun Lopo DIA BISA. Ini menjadi semacam terasnya Desa Besmarak sehingga siapapun yang kebetulan lewat, bisa mampir ke rest areanya Desa Besmarak. Dan bisa berbelanja di Lopo DIA BISA Bank NTT,”pungkas Vinsensius. (Stenly Boymau)