Kupang (MEDIATOR)—Sering digunakannya nama Presiden RI, Prabowo Subianto dan juga kabinetnya sebagai komoditi dalam kampanye pasangan calon tertentu di Pilkada baik itu provinsi maupun kabupaten dan kota terutama di NTT, mendapat sorotan tajam dari Drs Ayub Titu Eki, MS., Ph.D., seorang dosen dan juga demografer.
Bagi Ayub, Prabowo Subianto adalah seorang pemimpin hebat, negarawan yang harusnya kredibilitasnya dalam menatakelola pemerintahan (kedepan) pasti sukses. Lagipula, Prabowo sudah dikenal dimana-mana sebagai seorang pemimpin di institusi TNI, dan kepemimpinannya diakui dunia.
“Saya melihat ada sebuah desain besar dari segelintir orang untuk mengkredilkan kapasitas seorang Prabowo Subianto untuk kepentingan elektabilitas mereka dalam Pilkada. Nama Prabowo disebut, bahwa hanya calon tertentu sajalah yang bisa berjejaring dengan Prabowo dan kabinetnya. Saya kira ini tidak baik. Prabowo yang saya kenal itu negarawan, dia menjadi pemimpin untuk semua, siapapun yang nantinya terpilih,”tegas mantan bupati Kupang dua periode itu.
Ada hal menarik dari pribadi Prabowo yang diperolehnya dari sebuah tayangan belakangan ini, “Saat itu dia (Prabowo) katakan satu saja yang saya minta kepada Tuhan. Sebelum Dia panggil saya pulang saya ingin melihat rakyat Indonesia sejahtera. Dalam tiga empat tahun kedepan. Dia ingin melihat rakyat Indonesia termasuk NTT sejahtera,”demikian Ayub mengutip pernyataan Prabowo. Dari statemen itu menurut Titu Eki, dia sebagai seorang akademisi dan tokoh adat, hatinya sangat hancur.
Belum lagi karya hebat Prabowo ketika 10 hari menjabat, sudah merampas kembali uang negara dari tangan koruptor serta mengeluarkan uang puluhan triliun untuk melunasi hutang masyarakat kecil. Ini menunjukkan kualitas kepemimpinan Prabowo, dia adalah seorang negarawan dan milik semua komponen bangsa.
“Pak Prabowo ini bukanlah kepala negara hanya bagi Gerindra, dan juga KIM. Tapi kepala negara bagi semua. Karena itu saya tertarik juga dengan pernyataan beliau, untuk Pilkada, serahkan kepada rakyat, tidak ada intervensi. Rakyat yang tau, mana yang kira-kira dipercaya dan layak memimpin,”tegas Titu Eki menambahkan, dengan demikian, serahkan saja kepada rakyat, silahkan mereka pilih sesuai nurani dan jangan diganggu apalagi dikotak-kotakkan.
“Bagi mereka yang membangga-banggakan koalisi dan pemimpin diatasnya bahwa hanya dia yang bisa masuk ke sana, saya mau katakan, baru mau menjadi pemimpin saja sudah mulai mengkotak-kotakkan kepentingan,”ujar Ayub.
Rakyat sudah cerdas memilih dan mereka pun sudah bisa memilah, siapa yang suka mengkotak-kotakkan tanpa memperhatikan kepentingan rakyat secara utuh.
“Karena itu kita harus menaruh perhatian yang serius bagi mereka yang berpolitik dengan mengutamakan profesionalismenya, memiliki keahlian-keahlian khususus, bagaimana menaruh perhatian serius untuk membela kepentingan rakyat tanpa kepentingan-kepentingan tertentu.” Dia heran, mengapa masih saja ada yang masih suka membangga-banggakan bahwa ada bekingan yakni menteri ini, menteri itu, padahal sudah ditegaskan oleh presiden bahwa Kabinet Merah Putih beranggotakan mereka yang direkrut berdasarkan profesionalitas.
“Tapi ketika dia menjadi menteri hanya sekedar hadir untuk kepentingan kotak-kotak tadi, maka itu adalah pembodohan rakyat. Kita bisa lihat itu adalah upaya untuk menjegal, menghalangi niat Pak Prabowo untuk membebaskan rakyat kecil dari kemiskinan. Kita gagal karena terjadi kotak-kotak seperti itu,”tambah Ayub.
Karena itu dia sebagai akademisi dan juga tokoh masyarakat berpesan kepada seluruh masyarakat adat se-NTT agar jangan mau terbawa dengan narasi yang seperti itu melainkan melihat mana yang profesional di bidangnya. Punya kemampuan dan punya hati untuk mendukung orang kecil dengan apa adanya, apa yang dimiliki di hatinya, bisa dipercaya mengelola keuangan, aset, kehidupan. (BOY)