Kupang (MEDIATOR)—Suasana haru begitu terasa saat untaian doa syukur dari Pdt Ema Tualaka, S.Th dilantunkan dari dalam sebuah gedung kebaktian yang masih darurat. Itulah gedung gereja GMIT Talitakumi Nitneo, Bolok-Kabupaten Kupang. Bagaimana tidak, gembala jemaat dan juga sejumlah presbiter tak menyangka, kedatangan rombongan Komunitas Jeep Kupang (Kojeek) yang dipimpin ketua umumnya, Sahel Djawas, dan ketua harian, Yanto Ratukore, sekretaris, Enna Rede Bire dan Bendahara, Oltryani Rais, membawa serta sejumlah kebutuhan dalam pelayanan di kebaktian.
Sejumlah anggota membopong satu persatuu bantuan itu hingga di depan altar. Adapun bantuan yang dibeli dari sumbangan anggota KOJEEK baik yang beragama Islam maupun Kristen itu, antara lain in focus bersama layarnya, dua buah dua tiang mic, pakaian layak pakai juga aneka asesories pohon Natal lainnya,
“Kami hanya bisa bilang puji Tuhan. Jemaat Talitakumi yang baru berdiri satu tahun ini Tuhan kirim hamba-hambaNya kesini dan membantu kami, Ketika saya dihubungi, saya kaget karena saya tidak kenal ibu Enna, kami dibantu sangat banyak sampai saya juga kaget, ditanya lagi apa yang dibutuhkan saya tidak mampu menjawabnya,”tegas Pdt Ema. Dia mengaku sangat terharu, Tuhan memberi pada mereka apa yang dibutuhkan, bahkan lebih.
Diakui bahwa selama ini, mereka bersyukur karena selalu dipnjamkan LCD dari sebuah SD di dekat gereja, dan SD itu dipimpon seorang kepala sekolah yang beragama Islam. “Ini punya kisah religi yang nilainya sangat tinggi. Kami butuh LCD, dan bersyukur, pak kepala sekolah SD mau meminjamkan LCD milik sekolah, beliau beragama Islam, dan mau bersama-sama dengan kami,”ujarnya dengan penuh haru,
Ini akan menjadi sebuah kisah iman mengenai jawaban Tuhan pada doa-doa mereka selama ini. Setahun jemaat disana berdoa, dan Tuhan menjawab mereka melalui KOJEEK, yang hari Minggu siang ini datang kesnaa untuk membantu mereka.
“Terus terang bantuan ini lebih dari cukup. Kami sangat bersyukur karena ada teman-teman komunitas yang datang dan menemui kami. Di luar sana banyak pandangan tentang toleransi, tapi kalau ada komunitas yang mampu menunjukkan perlakuan seperti ini , tentu sangat dibanggakan. Komunitas ini luar biasa karena mampu menyatukan dua agama dalam satu misi pelayanan. Kami tak mampu membalas. Namun kami berdoa, Tuhan maha baik, ia mencatat dan akan membalas setiap kebaikan,”ujar Pdt Ema.
Sata itu juga Pdt Ema bererima kasih karena melalui salah satu pengurus KOJEEK, yakni Cha Rais, gereja difasilitasi untuk segera dterbitkan setifikat tanahnya. Untuk diketahui, gereja ini masih dibangun di ataas tanah milik tuan tanah, namun karena sudah ada pembangunan sehingga sertifikatnya harus dipisah.
Foto: Mediatorkupang.com
“Tadi juga pak Cha Rais menelfon kepala pertanahan dan kita siap dibantu, tinggal bawa sertifikat tuan tanah dan sertifikat gereja siap diterbitkan. Ini berkat besar yang Tuhan bari kepada kami di hari Minggu ini. Sekali lai terimakasih untuk semua,”ujarnya.
Sebelumnya, Cha Rais dalam pengantar awal menegaskan bahwa sudah menjadi tradisi jika Natal tiba, komunitas kan menggelar Safari Natal dan panitianya diketuai anggota yang beragama Islam. Begitu juga jika Idul Fitri. Dan selalu ada kegiatan yang dilaksanakan, untuk mempererat tali kasih antara sesama anggota. Ketua panitia pelaksana, Awad Djawas saat itu menucapkan terimakasih kepada semua yang sudah ikut andil dalam Safari Natal 2023.
Sementara Sahel Djawas, selaku ketua umum, menjelaskan, KOJEEK tahun ini berusia 20 tahun, dan sejak didirikan pada tahun 2003 lalu, sudah tak terhitung kegiatan yang dilaksanakan. (Stenly Boymau)