MEDIATORSTAR.COM, Kupang
Kerja keras manajemen PT. Bank Pembangunan Daerah NTT (Bank NTT) untuk melakukan transformasi digital marketing kini membuahkan hasil menggembirakan. Tidak hanya sukses dari sisi ekspansi bisnis, melainkan dalam mengemban Misinya sebagai ‘Pelopor Penggerak Ekonomi Rakyat NTT’, kehadiran Bank NTT pun cukup berdampak pada pertumbuhan sektor mikro.
“Bank NTT bisa beradaptasi dan bisa eksis di perubahan-perubahan pada digital marketing. Sejak tiga tahun terakhir, Bank NTT melakukan transformasi dari sisi marketing. Kita berpindah dari marketing konvensional dimana pada tiga tahun lalu kita belum masuk pada promosi menggunakan berbagai media baik itu media elektronik, online ataupun media-media lainnya yang berkaitan erat dengan digital. Kita melakukan diversifikasi produk, juga penyiapan SDM, kita melakukan berbagai hal terkait dengan teori marketing mix dan kita melakukan langkah-langkah marketing yang massif. Ini kita lakukan secara terstruktur sehingga apa yang menjadi pesan produk, tidak saja kita di pusat yang memahaminya melainkan di unit pun memahami,”demikian Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho saat menjadi pembicara tamu pada acara Marketeers Goes to Bank Episode 7, Rabu (29/9/2021) siang tadi. Acara ini dipandu oleh Dimas Soerojo, Head Financial Service Indistry MarkPlus, Inc.
Dalam acara yang digelar secara daring dan dihadiri setidaknya 350 peserta itu, Alex yang diminta membawa materi tentang ‘Digital Marketing Transformation In Banking Industry’, menjelaskan bahwa seluruh insan manajemen Bank NTT di kantor pusat hingga cabang, intens berkampanye dari desa ke desa, memberikan sosialisasi, literasi, mengenai mudahnya menggunakan jasa bank.
“Dan dengan menggunakan pola digital marketing, membuat kita cukup cepat dalam melakukan pendekatan. Semula pertumbuhannya 40 persen, tapi tingkat literasi kita di NTT mengalami kemajuan pesat hingga mencapai 60 %. Ini sangat menggembirakan. Salah satunya adalah, pendekatan dari desa ke desa yang kita lakukan. Ini lompatan angka literasi yang luar biasa dalam dua tahun terakhir ini,”tegas Alex bangga.
Tidak hanya itu, melainkan dengan berlakunya POJK 12 tahun 2021 tentang bank umum dimana dalam program arsitektur perbankan Indonesia oleh OJK dan juga road map sistem pembayaran Indonesia tahun 2020 ke 2025 oleh Bank Indonesia, maka hingga Desember akan terimplementasi sistem pembayaran terkelola, terpusat oleh BI. Dan menurutnya, ini akan memberikan kemudahan-kemudahan bagi pengguna jasa bank. Oleh karena itu mencermati perkembangan ini, langkah-langkah pendukung digital marketing yang dibangun sehingga masyarakat mengenal produk-produk Bank NTT pun dilakukan secara masif.
Pada kesempatan yang sama, Alex menjelaskan bahwa saat ini pihaknya sudah memiliki aplikasi mobile banking yakni NTT Pay dan B’Pung mobile. Di B’Pung mobile, siapa saja bisa bertransaksi dengan aman. Hal yang paling umum dilakukan adalah tarik tunai menggunakan kartu. Dengan aplikasi ini, tidak akan menggunakan kartu lagi.
“Ini merupakan solusi cerdas, memitigasi fraud yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Juga meminimalisir terjadinya skimming saat menggunakan kartu ATM dalam bertransaksi. Kita juga sudah masuk dalam digital ekosistem. Saat ini baru dua digital ekosistem yakni pada sektor pertanian dan peternakan. Kita akan melakukan duplikasi pada sistem pariwisata dan sektor-sektor unggulan lainnya yang selaras dengan visi dan misi dan dua grand strategy yang kita jalankan.”
Konsistensi dan kesesuaian menjadi guidance untuk spirit segenaop insan di Bank NTT untuk tetap pada roadmap yang sudah dicanangkan. Yakni tidak saja pada layanan yang bersifat aplikasi melainkan layanan bersifat branch pun sudah lakukan. Ditegaskannya bahwa pada tahun ini, Bank NTT menargetkan untuk tujuh kantor cabang menggunakan sistem layanan smart branch. Saat ini sudah ada dua, yakni Kantor Cabang Khusus (KCK) dan Kantor Cabang Utama (KCU), segera menyusul lima lagi.
“Semoga Desember nanti sudah terwujud,”tambah Alex.
Diakuinya bahwa dengan layanan ini ada efisiensi yang luar biasa. Juga dari sisi pemanfaatan, bagi pengguna jasa pun ada kemudahan karena ada transaksi yang aman, mudah, murah, cepat serta koneksi nasabah dengan administrasi kependudukan yang disiapkan oleh pemerintah. Di layanan smart teller, ketika nasabah melakukan self service, ditemukan ada kasus ketidakberesan dalam administrasi kependudukan.
Ekspansi ke Desa
Masih menurut Harry Alexander Riwu Kaho, Bank NTT pun sedang membangun layanan digital lounge yang segera dimulai dari beberapa titik. “Tapi konsep kita, Bank NTT tidak akan bersaing di kota. Dengan layanan yang modern dan digital, kita akan masuk ke desa. Kenapa kita berani masuk ke desa, karena pandemi membuktikan bahwa Indonesia bahkan dunia, ekonominya bisa bertahan dan menopang berbagai sektor publik, pemerintah, jasa. Itu semuanya adalah potensi di desa. Beberapa sektor ekonomi di kota terkoreksi sangat dalam, namun geliat ekonomi di desa terus bertumbuh dengan angka signifikan,”ujar Alex menambahkan, di NTT, pertanian menjadi sektor tumpuan untuk ekonomi tetap berjalan.
Sektor pertanian juga menumbuhkan sektor lainnya. Misalnya pariwisata, industri kecil ataupun sektor-sektor jasa lainnya. Dan dengan konsep digital lounge, pihaknya mengkombinasikan layanan jasa perbankan yang modern dan digital, namun juga memediasi ruang untuk ekonomi desa tetap bertumbuh. Pasalnya, di digital lounge tersedia aktifitas internet untuk orang tidak saja mengakses layanan perbankan melainkan mereka pun bisa mengakses layanan cafe, UMKM dan sebagainya.
Di awal pemaparannya, Alex menjelaskan bahwa pandemi ini memberikan dampak tidak saja negatif tapi dari sisi positif, manakala publik menjadi aware dengan dunia digital yang diwarnai dengan disruption tecnology. Kondisi ini menyebabkan sehingga masyarakat cepat beradaptasi dengan perubahan-perubahan.
Industri perbankan menurutnya dituntut untuk harus bisa beradaptasi dengan kemajuan teknologi. “Dan itulah perubahan yang kita hadapi dan kita harus mampu beradaptasi dengan perubahan. Topik kita sore ini adalah mengenai digital transformasi marketing. Saya kira defenisi dan pendapat banyak ahli tentang apa itu digital marketing, beragam dan sesuai dengan konteks dimana sudut pandang dia melihat peran, fungsi, manfaat dan keuntungan dari digital marketing. Digital marketing adalah sebuah proses perubahan marketing dari konvensional ke pemanfaatan alat-alat yang berbasis digital. Dengan memanfaatkan website, teknologi digital, itulah yang dinamakan digital marketing,”tegas mantan Direktur Pemasaran Dana Bank NTT itu.
Transformasi menurutnya, merubah bentuk marketing dari konvensional ke marketing berbasis digital. Berbagai keuntungan digital marketing, antara lain adalah kita mampu meningkatkan followers, kemudian meningkatan keuntungan, meminimalisir biaya dan kemudian untuk peningkatan brandnya tercapai.
Jika mau dibandingkan, di saat-saat yang lalu, orang tidak mengenal produk unggulan NTT seperti gula semut, teh kelor, kopi colol atau keripik serta aneka minuman fermentasi bikinan UMKM dari Ajaobaki. Namun ketika terkoneksi dengan marketplace dan kemasannya didesain secara baik, ternyata loncatan bisnisnya sangat menggembirakan. “Dari cara kemasan yang eye catching, mempercepat penetrasi digital marketing. UMKM saja sudah melakukan itu, sehingga memacu Bank NTT untuk terus menggenjot SDM kita untuk harus bisa.” Menutup diskusi, Dimas Soerojo berharap Bank NTT tetap maju dan berkembang serta menjadi bank yang sukses. (MSC01)