Kalabahi (MEDIATOR)–Setelah meninjau pemanfaatan kemiri di Kecamatan Alor Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada bulan Juli 2024, tim dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung (SITH-ITB) kembali ke kecamatan Alor Selatan pada 31 Oktober – 2 November 2024 untuk melaksanakan kegiatan demonstrasi penggunaan alat untuk menghasilkan minyak dari kemiri afkir. Kegiatan yang dilaksanakan di kantor kecamatan Alor Selatan ini ikut dihadiri oleh Camat Alor Selatan, Imanuel Saldeng, S.H., Kepala Desa Kiraman, Yoyarid Maleimakuni, serta warga masyarakat di sekitar kecamatan Aor Selatan.
Tim dari SITH ITB yang beranggoatkan Dr. Muhammad Yusuf, Dr. Rijanti Rahaju Maulani, dan Dr. Lili Melani serta satu orang mahasiswa, Anasya Rahmawati membawa serta dua alat ekstraksi minyak untuk diserahkan kepada warga di kecamtan Alor Selatan. Alat pertama yaitu pengempa hidrolik (hydraulic press) memanfaatkan tekanan dari pompa hidraulik untuk menekan dan mengeluarkan minyak dari kemiri afkir. Alat ini dapat dioperasikan secara manual tanpa membutuhkan bahan bakar apapun. Minyak yang dihasilkan dapat keluar dari celah-celah tabung setelah kemiri mendapat tekanan. Minyak dari kemiri afkir dapat dihasilkan dengan lebih optimal jika sebelumnya kemiri disangrai terlebih dahulu.
Alat yang kedua adalah alat pengempa ulir (screw press) bertenaga listrik. Perbedaan dengan alat sebelumnya, alat ini membutuhkan tenaga listrik dalam pengoperasiannya namun tidak perlu melakukan perlakuan awal kepada kemiri berupa sangrai karena alat ini menggunakan suhu tinggi untuk menghasilkan minyak. Cara kerja alat ini yaitu, awalnya alat akan dipanaskan mencapai suhu tertentu lalu kemiri afkir yang sudah dicacah dapat dimasukkan kedalam alat ini sehingga bisa dihasilkan minyak dan ampas sisa yang keluar secara terpisah.
Selain itu, tim SITH ITB juga turut membawa alat distilasi yang dapat dapat digunakan untuk mengekstrak minyak dari daun kayu putih yang tersedia dengan melimpah di kecamatan Alor Selatan. Minyak kayu putih ini dapat dihasilkan melalui teknologi distilasi sederhana, yang memanfaatkan tong yang dipanaskan untuk menguapkan minyak dari daun kayu putih yang dididihkan dalam tong tersebut bersama air. Ekstrak uap dari daun kayu putih tersebut akan masuk ke tabung pendingin dari alat distilasi sehingga dapat terjadi kondensasi dari ekstrak tersebut yang dikeluarkan dalam bentuk cairan melalui saluran terpisah, Cairan yang keluar tersebut campuran antara minyak dan hidrosol dari kayu putih yang dapat membentuk lapisan terpisah dengan minyak pada bagian atas karena massa jenis minyak dan air yang berbeda.
Kegiatan demonstrasi yang sudah dilaksanakan mendapatkan respon yang sangat positif dari warga masyarakat Alor Selatan. Warga sangat berterima kasih dengan kehadiran tim dari SITH ITB dan berharap akan ada kegiatan lanjutan untuk terus mengembangan potensi sumber daya alam yang ada di kecamatan Alor Selatan. Besar harapannya kegiatan yang sudah dilakukan oleh tim SITH ITB akan dapat bermanfaat untuk warga masyarakat di sekitar kecamatan Alor Selatan. Kemiri afkir yang selama ini hanya dijual dengan harga rendah harapannya dapat meningkat daya jualnya ketika dijual dalam bentuk minyak kemiri murni. Selain itu, daun kayu putih yang selama ini belum dimanfaatkan, harapannya dapat menjadi salah satu komoditas yang memiliki nilai jual sehingga dapat meningkatkan perekonomian warga setempat. (RLS/SITH-ITB/BOY)