Tiga Caketum KADIN NTT Keberatan Atas Tatib, Vivo Ballo Dukung Chris Liyanto

Ekonomi824 Dilihat

MEDIATORSTAR.COM, Kupang

Tiga calon ketua umum asosiasi KADIN NTT, yakni Hidayat Hanas, Vivo Ballo dan Christofel Liyanto dalam konferensi pers saat deklarasi ketiganya sebagai calon ketua umum, menjelaskan bahwa mereka menangkap sinyal, akan dijegal dalam Musprov 20 Desember mendatang di Aston Hotel Kupang. Konferensi pers ini berlangsung Minggu (5/12/2021) siang di Naka Hotel Kupang.

Saat itu Meditorstar.com menanyakan tentang adanya syarat dukungan seperti tertuang dalam draft tata tertib Musprov bahwa setiap calon ketua umum ketika mendaftar, minimal mengantongi dukungan dari tiga pengurus kabupaten.

Menjawab pertanyaan itu, Hidayat Hanas menjelaskan bahwa ketika dia menyatakan kesiapannya untuk maju dalam pencalonan kali ini maka tentu dia sudah memperhitungkannya. Namun ada yang menarik dari pernyataannya itu bahwa syarat seperti itu terkesan mengada-ada, karena tidak diatur dalam AD/ART asosiasi itu.

“Kita berani menyatakan diri siap maju sebagai caketum tentu kita akan mempersiapkan itu (dukungan pengurus kabupaten). Terkait dukungan dari pengurus kabupaten itu mungkin dibut oleh SC untuk mencari ketua yang sempurna, memang dukungannya bisa datang dari mana-mana namun ketika kita berada di luar kepengurusan, tentu kita tidak punya akses ke Kadin kabupaten. Dan saya tau tidak mungkin ada AD ART yang mengatur pasal seperti itu, yang diskriminatif seperti itu sehingga kita juga sudah lama di Kadin sehingga kita tau syarat seorang Caketum Kadin sehingga itu bisa saja. Nanti kita bahas ketika penentuan, biasanya penetapan Tatib dan juga ketika persidangan-persidangan dalam penetapan  keputusan,”tegas Vivo.

Baca Juga  Bank NTT Gandeng Bank DKI untuk Perkuat Modal Inti Rp 3 Triliun Sesuai Peraturan OJK

Sementara menjawab pertanyaan ini, Chris Liyanto menjelaskan bahwa Tatib yang diciptakan oleh SC maupun OC itu sangat bertolak belakang dengan apa yang mereka sebagai senior harapkan. Pasalnya menurut Chris, Tatib itu terkesan dibuat untuk menjegal orang lain ikut bersaing menjadi ketua atau menjadi pengurus Kadin.

”Padahal kalau kita lihat, Kadin ini harus merangkul semua pengusaha. Kalau semua organisasi bernaung di Kadin maka akan menjadi kuat sehingga membantu pemerintah memperkuat ekonomi,”tegas Chris.

Sementara itu koleganya Vivo Ballo mengajak semua pihak untuk berorganisasi secara santun, tidak ada arogansi karena sudah bukan jamannya lagi. Dinamika yang terjadi hendaknya menjadi pengalaman bagi mereka agar kedepan menjadikan Kadin sebagai rumah besar bagi para pengusaha.

Baca Juga  Pengembangan Panas Bumi Ulumbu, Langkah Nyata PLN Kuangi Emisi Karbon dan Percepat Transsi Energi

“ Jika rumahnya berantakan, mau jadi apa. Justru kita lihat bahwa Kadin menuju ambang kehancuran. Tidak jadi alat pemersatu. Dinamika dalam organisasi itu sesuatu yang wajar. Kalau pak Bobby Lianto deklarasi, hari ini saya atau pak Chris deklarasi itu wajar saja. Namun ini agar jangan jadi kehancuran organisasi. Ini yang kita mau rubah,”tegas Vivo yang terus mendesak agar Caketum yang masih junior bersabar dan memberi kesempatan kepada caketum senior untuk memimpin Kadin lima tahun kedepan.

“Jadi yang muda bersabar, tunggu saatnya. Kasi kesempatan kepada yang senior-senior. Saya kira pak Chris Liyanto sudah sangat memiliki banyak kemampuan, pengalaman kemapanan secara ekonomi. Saya kira pemimpin-pemimpin seperti ini yang mesti didukung,”tegasnya.

Baca Juga  Bobby Lianto Hadiri Pembukaan B20 Summit Indonesia 2022, Diikuti 2.000 Peserta dari 36 Negara

Tak hanya ketiga Caketum yang angkat bicara saat itu, melaimkan Rudy Nalle pun ikut bersuara.  Dia bersikeras bahwa di dlam AD/ART Kadin tidak mengisyaratkan harus memiliki dukungan dari beberapa kabupaten.

“Tidak ada. Disini saya tegaskan bahwa itu adalah bentuk-bentuk penjegalan. Dan ini salah satu hal yang tidak mendukung demokrasi. Dari cara-cara itu saja sudah jelas bahwa ini tidak benar. Marilah kalau organisasi Kadin ini kita cintai, kita buka ruang seluas-luasnya. Mari berikan kesempatan kepada senior-senior yang lebih mapan. Kalau bilang mapan, saya juga mapan, namun ada yang lebih dan ada yang kurang. Saya punya uang, pak Chis Liyanto juga, namun saya punya uang sedikit. Saya menghargai senioritas, dan dalam kerja, senior-senior ini punya kearifan sehingga bisa merangkul. Semua aturan yang dibuat agar mengacu pada AD/ART. Dan jika tidak mengacu pada itu maka menurut saya itu ilegal dan tidak benar,”tegas Rudy lantang. (MSC01)

Jangan Lewatkan